{78} An-Naba / النبإ | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | عبس / ‘Abasa {80} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nazi’at النازِعات (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 79 Tafsir ayat Ke 10.
يَقُولُونَ أَإِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِي الْحَافِرَةِ ﴿١٠﴾
yaqụlụna a innā lamardụdụna fil-ḥāfirah
QS. An-Nazi’at [79] : 10
(Orang-orang kafir) berkata, “Apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula?
Orang-orang yang mendustakan hari kebangkitan itu berkata, “Apakah kami akan dikembalikan setelah kematian kami kepada kehidupan yang semula di muka bumi? Apakah kita akan dikembalikan, sedangkan kami telah menjadi tulang belulang? Mereka berkata (sebagai ejekan), ‘Pengembalian kita itu, kalau begitu akan menjadi kegagalan sekaligus kedustaan’.”
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
(Orang-orang kafir) berkata, “Apakah sesungguhnya kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang semula?” (An-Nazi’at: 10)
Yaitu orang-orang musyrik Quraisy dan orang-orang yang sependapat dengan mereka yang mengingkari adanya hari berbangkit dan tidak percaya bahwa mereka akan dihidupkan kembali sesudah mereka dimasukkan ke dalam Liang kuburnya. Demikianlah menurut Mujahid. Mereka tidak percaya bahwa mereka akan dihidupkan kembali, padahal tubuh mereka telah hancur dan tulang belulang mereka sudah berantakan. Karena itulah mereka mengatakan, sebagaimana yang disebutkan oleh firman-Nya:
Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila kami telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat? (An-Nazi’at: 11)
Qiraat lain ada yang membacanya “نَاخِرَةً”.
Ibnu Abbas, Mujahid dan Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sudah lapuk. Menurut Ibnu Abbas, makna yang dimaksud ialah tulang yang lapuk dan rapuh serta angin dapat masuk ke dalam rongga-rongganya.
Mereka berkata, “Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan.” (An-Nazi’at: 12)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Muhammad ibnu Ka’b, Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair, Abu Malik, As-Saddi, dan Qatadah, bahwa yang dimaksud dengan al-hafirah ialah kehidupan sesudah mati. Ibnu Zaid mengatakan bahwa al-hafirah ialah neraka, dan betapa banyaknya nama neraka itu; neraka disebut pula dengan nama Jahim, Saqar, Jahanam, Hawiyah, Hafirah, Laza, dan Hutamah.
Adapun mengenai ucapan mereka yang disebutkan oleh firman-Nya: Kalau demikian, itu adalah suatu pengembalian yang merugikan. (An-Nazi’at: 12) Muhammad ibnu Ka’b mengatakan bahwa orang-orang musyrik Quraisy mengatakan, “Sesungguhnya jika Allah menghidupkan kami kembali sesudah kami mati, berarti kami benar-benar merugi.”
Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja, maka dengan serta merta mereka hidup kembali di permukaan bumi. (An-Nazi’at: 13-14)
Yakni sesungguhnya kebangkitan itu hanyalah merupakan suatu perintah dari Allah yang tidak perlu ada pengulangan atau pengukuhan. Maka begitu Allah memerintahkannya, dengan serta merta semua manusia hidup kembali dan berdiri serta melihat. Allah tinggal memerintahkan kepada Malaikat Israfil untuk meniup sangkakala, maka ditiuplah olehnya tiupan berbangkit (untuk menghidupkan semua makhluk), lalu dengan tiba-tiba seketika itu juga semua orang yang terdahulu dan yang terkemudian hidup kembali berdiri di hadapan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى seraya melihat. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Tafsir Ayat:
يَقُولُونَ “(Orang-orang kafir) berkata,” di dunia seraya mendustakan, أَئِنَّا لَمَرْدُودُونَ فِي الْحَافِرَةِ أَئِذَا كُنَّا عِظَامًا نَخِرَة “Apakah kami benar-benar dikembalikan kepada kehidupan yang semula? Apakah (akan dibangkitkan juga) apabila telah menjadi tulang belulang yang hancur lumat?” Artinya, mereka menganggap mustahil bahwa Allah جَلَّ جَلالُهُ akan membangkitkan mereka dan mengembalikan mereka setelah mereka menjadi tulang belulang karena ketidaktahuan mereka akan kuasa Allah جَلَّ جَلالُهُ dan karena sikap sembrono mereka. Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman dalam menjelaskan mudahnya hal itu, فَإِنَّمَا هِيَ زَجْرَةٌ وَاحِدَةٌ “Sesungguhnya pengembalian itu hanyalah dengan satu kali tiupan saja,” yakni, ditiupnya sangkakala, maka tiba-tiba semua manusia فَإِذَا هُمْ بِالسَّاهِرَة “hidup kembali di permukaan bumi,” yakni berada di atas permukaan bumi seraya berdiri menatap, kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ mengumpulkan mereka semua dan memutuskan perkara di antara mereka dengan hukumNya yang Mahaadil lalu memberi mereka balasan.
Orang-orang kafir yang mengingkari hari kebangkitan berkata dengan penuh pengingkaran, ‘setelah kematian, apakah kita benar-benar akan dikembalikan kepada kehidupan yang semula”11. ‘apakah kita akan dibangkitkan juga apabila kita telah menjadi tulang belulang yang hancur” mereka memandang persoalan hari kebangkitan hanya dengan pendekatan logika, padahal persoalan ini harus didekati dengan keimanan. Al-qur’an banyak menyajikan dalil meyakinkan tentang keniscayaan hari kebangkitan. ‘.
An-Nazi’at Ayat 10 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nazi’at Ayat 10, Makna An-Nazi’at Ayat 10, Terjemahan Tafsir An-Nazi’at Ayat 10, An-Nazi’at Ayat 10 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nazi’at Ayat 10
Tafsir Surat An-Nazi’at Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)