{78} An-Naba / النبإ | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | عبس / ‘Abasa {80} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nazi’at النازِعات (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 79 Tafsir ayat Ke 15.
هَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ مُوسَىٰ ﴿١٥﴾
hal atāka ḥadīṡu mụsā
QS. An-Nazi’at [79] : 15
Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) kisah Musa?
Wahai Rasul, apakah sudah sampai kepadamu berita tentang Musa? Ketika Tuhannya memanggilnya di lembah suci dan diberkahi, yaitu Thuwa.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan kepada Rasul-Nya—Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ— tentang hamba dan rasul-Nya Musa a.s. Bahwa Dia telah mengutusnya kepada Fir’aun dan Allah mengukuhkannya dengan mukjizat-mukjizat. Tetapi Fir’aun dengan adanya semua bukti itu tetap pada kekafiran dan tindakan sewenang-wenangnya, hingga Allah mengazabnya dengan azab dari Tuhan Yang Mahaperkasa lagi Mahakuasa. Demikian pula akibat yang akan dialami oleh orang-orang yang menentangmu dan mendustakan apa yang engkau sampaikan. Karena itu, maka di akhirat kisah ini disebutkan oleh firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat pelajaran bagi orang yang takut (kepada Tuhannya). (An-Nazi’at: 26)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) berita Musa. (An-Nazi’at: 15)
Yakni apakah engkau sudah mendengar kisahnya.
Tatkala Tuhannya memanggilnya. (An-Nazi’at: 16)
Yaitu Tuhan berbicara kepadanya dengan melalui seruan.
di lembah suci ialah Lembah Tuwa. (An-Nazi’at: 16)
Tuwa adalah nama lembah menurut pendapat yang sahih, seperti yang telah disebutkan dalam tafsir surat Taha. Lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman kepadanya:
Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas. (An-Nazi’at: 17)
Yakni bertindak sewenang-wenang, jahat, dan zalim.
Dan katakanlah (kepada Fir’aun), “Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)?” (An-Nazi’at: 18)
Maksudnya, katakanlah kepadanya bahwa maukah engkau kuajak untuk menempuh jalan yang akan membawamu untuk dapat menyucikan diri, yakni berserah diri dan taat kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu. (An-Nazi’at: 19)
Yaitu akan kutunjukkan kepadamu cara menyembah Tuhanmu.
supaya kamu takut kepadanya. (An-Nazi’at: 19)
Yakni kelak hatimu akan menjadi tunduk patuh kepada-Nya dan khusyuk, yang sebelumnya hatimu keras, jahat, dan jauh dari kebaikan.
Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar. (An-Nazi’at: 20)
Musa menampakkan kepadanya selain dari seruan yang benar ini hujah (bukti) yang kuat dan dalil yang jelas yang membuktikan kebenaran apa yang disampaikannya, bahwa itu adalah dari sisi Allah.
Tetapi Fir’aun mendustakan dan mendurhakai. (An-Nazi’at: 21)
Fir’aun mendustakan kebenaran itu dan menentang ketaatan yang diperintahkan kepadanya. Kesimpulannya ialah hati Fir’aun mendustakanya dan batinnya tidak mau menerima apa yang disampaikan oleh Musa, begitu pula lahiriahnya dia tidak mau mengamalkanya. Padahal dia mengetahui bahwa apa yang disampaikan oleh Musa kepadanya adalah perkara yang hak (benar), tetapi hal ini tidak menunjukkan bahwa dia adalah orang yang beriman kepada Musa. Karena pengetahuan itu merupakan pekerjaan hati, sedangkan iman itu adalah pengamalannya, yaitu patuh kepada perkara yang hak dan taat kepadanya.
Tafsir Ayat:
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman kepada NabiNya Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, هَلْ أتَاكَ حَدِيثُ مُوسَى “Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa?” Ini adalah pertanyaan atas urusan besar yang pasti terjadi. Apakah berita tentangnya telah sampai? إِذْ نَادَاهُ رَبُّهُ بِالْوَادِي الْمُقَدَّسِ طُوًى “Tatkala Rabbnya memanggilnya di lembah suci, yaitu lembah Thuwa,” yakni tempat di mana Allah جَلَّ جَلالُهُ berbicara dengan Musa ‘alaihissalam dan memberi karunia risalah pada beliau. Allah جَلَّ جَلالُهُ mengutus beliau dengan wahyu dan menguji beliau, اذْهَبْ إِلَى فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغَى “Pergilah kamu kepada Fir’aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas,” yakni, meski ia melampaui batas, berbuat syirik dan durhaka, berkatalah padanya dengan lemah lembut, semoga ia ingat atau takut. فَقُلْ هَلْ لَكَ إِلَى أَنْ تَزَكَّى “Dan katakanlah (kepada Fir’aun), ‘Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)’,” apakah pada dirimu terdapat sifat terpuji dan indah yang diperebutkan oleh orang-orang berakal? Yaitu dengan menyucikan dirimu dari kotoran kufur dan tindakan yang melampaui batas menuju keimanan dan amal baik. وَأَهْدِيَكَ إِلَى رَبِّكَ “Dan kamu akan kupimpin ke jalan Rabbmu,” yakni aku tunjukkan padaNya dan aku jelaskan faktor-faktor keridhaanNya padamu dan juga faktor-faktor kemurkaanNya, فَتَخْشَى “agar supaya kamu takut” kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ bila kau mengetahui jalan yang lurus. Fir’aun enggan atas seruan Musa. فَأَرَاهُ الآيَةَ الْكُبْرَى “Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar,” yaitu jenis tanda-tanda kebesaran yang agung yang tidak menafikan mukjizat-mukjizat lain yang beragam.
فَأَلْقَى عَصَاهُ فَإِذَا هِيَ ثُعْبَانٌ مُبِينٌ وَنزعَ يَدَهُ فَإِذَا هِيَ بَيْضَاءُ لِلنَّاظِرِينَ
“Maka Musa menjatuhkan tongkatnya, lalu seketika itu juga tongkat itu menjadi ular yang sebenarnya. Dan ia mengeluarkan tangannya, maka seketika itu juga tangan itu menjadi putih bercahaya (kelihatan) oleh orang-orang yang melihatnya.” (QS. Al-A’raf: 107-108).
فَكَذَّبَ “Tetapi Fir’aun mendustakan” kebenaran وَعَصَى “dan mendurhakai” perintah. ثُمَّ أَدْبَرَ يَسْعَى “Kemudian dia berpaling seraya berusaha menantang (Musa),” yaitu berusaha melawan kebenaran dan memeranginya. فَحَشَرَ “Maka ia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya),” yakni dari tentaranya, فَنَادَى فَقَالَ أَنَا رَبُّكُمُ الأعْلَى “lalu berseru memanggil kaumnya (seraya) berkata, ‘Akulah Rabbmu yang paling tinggi’.” Kaumnya tunduk pada Fir’aun dan mengakui kebatilan Musa ‘alaihissalam. Ketika Fir’aun meremehkan Musa ‘alaihissalam, فَأَخَذَهُ اللَّهُ نَكَالَ الآخِرَةِ وَالأولَى “maka Allah mengazabnya dengan azab di akhirat dan azab di dunia,” yakni, Allah جَلَّ جَلالُهُ menjadikan hukuman terhadapnya sebagai petunjuk dan peringatan keras, serta untuk menjelaskan azab dunia-akhirat.
Wahai nabi Muhammad, bersabarlah atas pengingkaran kaummu sebagaimana kesabaran nabi-nabi terdahulu. Sudahkah sampai kepadamu kisah nabi musa yang berdakwah kepada fir’aun yang zalim’ 16. Ingatlah kisah ketika tuhan memanggilnya di lembah suci, yaitu lembah tuwa;
An-Nazi’at Ayat 15 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nazi’at Ayat 15, Makna An-Nazi’at Ayat 15, Terjemahan Tafsir An-Nazi’at Ayat 15, An-Nazi’at Ayat 15 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nazi’at Ayat 15
Tafsir Surat An-Nazi’at Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)