{78} An-Naba / النبإ | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | عبس / ‘Abasa {80} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nazi’at النازِعات (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 79 Tafsir ayat Ke 34.
فَإِذَا جَاءَتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَىٰ ﴿٣٤﴾
fa iżā jā`atiṭ-ṭāmmatul-kubrā
QS. An-Nazi’at [79] : 34
Maka apabila malapetaka besar (hari Kiamat) telah datang,
Dan apabila hari kiamat kubra dengan kesulitannya yang berat telah tiba yang ditandai dengan tiupan sangkakala kedua, Saat itu diperlihatkan kepada manusia amal amalnya yang baik dan yang buruk, dia pun mengingatnya dan mengakuinya. Neraka Jahanam diperlihatkan bagi setiap orang yang memandang yang dapat dilihat dengan mata kepala.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka apabila malapetaka yang sangat besar telah datang. (An-Nazi’at: 34)
Yang dimaksud dengannya adalah hari kiamat. Ibnu Abbas mengatakan bahwa hari kiamat disebut demikian karena pada hari itu banyak terjadi semua peristiwa yang dahsyat lagi sangat mengerikan, sebagaimana yang disebutkan dalam firman-Nya:
dan hari kiamat itu lebih dahsyat dan lebih pahit. (Al-Qamar: 46)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya. (An-Nazi’at: 35)
Yakni pada hari itu manusia teringat semua kebaikan dan keburukan yang telah dikerjakannya, sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
dan pada hari itu ingatlah manusia, akan tetapi tidak berguna lagi mengingat itu baginya. (Al-Fajr: 23)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat. (An-Nazi’at: 36)
Yaitu neraka ditampakkan, sehingga semua manusia dapat melihatnya dengan mata kepala mereka sendiri.
Adapun orang yang melampaui batas (An-Nazi’at: 37)
Maksudnya, membangkang dan berlaku sewenang-wenang.
dan lebih mengutamakan kehidupan dunia (An-Nazi’at: 38)
Yakni lebih memprioritaskannya daripada urusan agama dan bekal di akhiratnya.
maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). (An-Nazi’at: 39)
Maka tempat kembalinya adalah neraka Jahim, dan makanannya adalah buah zaqqum, sedangkan minumannya adalah air yang mendidih lagi sangat panas.
Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya. (An-Nazi’at: 40)
Yaitu takut akan hari ia dihadapkan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan takut akan keputusan Allah terhadap dirinya di hari itu, lalu ia menahan hawa nafsunya dan tidak memperturutkannya serta menundukkannya untuk taat kepada Tuhannya.
maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya). (An-Nazi’at: 41)
Yakni sebagai tempat berpulangnya; surga yang luaslah tempat kembalinya. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
(Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya? Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). (An-Nazi’at: 42-44)
Artinya, pengetahuan tentang waktunya bukan dikembalikan kepadamu dan bukan pula kepada seseorang makhluk, melainkan pengetahuan mengenainya hanyalah ada di tangan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Dialah Yang mengetahui waktunya dengan tepat.
Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepada kalian melainkan dengan tiba-tiba. Mereka bertanya kepadamu seakan-akan kamu benar-benar mengetahuinya. Katakanlah, “Sesungguhnya pengetahuan tentang hari kiamat itu adalah di sisi Allah.” (Al-A’raf: 187)
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). (An-Nazi’at: 44)
Karena itulah ketika Jibril a.s. bertanya kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawabnya dengan perkataan:
Tidaklah orang yang ditanya mengenai waktu kedatangannya lebih mengetahui daripada orang yang menanyakannya.
Firman Allah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit). (An-Nazi’at: 45)
Yakni sesungguhnya Aku mengutusmu Muhammad hanyalah agar engkau memberi peringatan kepada manusia dan memperingatkan mereka akan pembalasan dan azab Allah. Maka barang siapa yang takut kepada Allah dan takut akan kedudukan Allah dan ancaman-Nya, niscaya ia mengikutimu dan beruntunglah dia serta beroleh kemenanganlah dia. Dan kerugian serta kekecewaan pasti akan menimpa orang-orang yang menentang dan mendustakanmu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. (An-Nazi’at: 46)
Yaitu apabila mereka dibangkitkan dari kuburnya masing-masing, lalu digiring ke padang mahsyar, maka saat itulah mereka merasa amat pendek dan singkatnya masa tinggal mereka di dunia, sehingga seakan-akan menurut mereka hanya tinggal selama suatu pagi atau suatu sore hari saja.
Juwaibir telah meriwayatkan dari Ad-Dahhak, dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. (An-Nazi’at: 46) Bahwa yang dimaksud dengan sore hari ialah jarak waktu mulai dari lohor sampai dengan terbenamnya matahari. Sedangkan yang dimaksud dengan pagi hari ialah jarak waktu antara terbitnya matahari sampai dengan pertengahan siang hari.
Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna ayat ini, bahwa ini menggambarkan tentang masa tinggal di dunia menurut pandangan manusia ketika mereka menyaksikan dengan nyata alam akhirat.
Tafsir Ayat:
Maknanya, bila Kiamat besar dan huru-hara besar telah tiba yang menyebabkan semua huru-hara lain menjadi kecil dibanding dengannya, pada saat itu, orang tua tidak lagi ingat anaknya, seseorang tidak lagi ingat pada temannya, semua orang yang mencintai tidak lagi ingat pada kekasih yang dicintainya, يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الإنْسَانُ مَا سَعَى “manusia (hanya) teringat akan apa yang telah dikerjakannya,” baik dan buruknya selama di dunia. Masing-masing mengharapkan kebaikannya ditambah meski seberat biji atom dan amat bersedih dan berduka karena amal buruknya bertambah meski seberat biji atom. Manusia mengetahui kala itu bahwa modal keuntungan dan kerugiannya adalah perbuatan yang telah dilakukan semasa di dunia. Semua sebab dan ikatan di dunia terputus, kecuali amal perbuatan. وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِمَنْ يَرَى “Dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat,” yakni dijadikan jelas dan nyata bagi setiap orang. Telah disiapkan bagi penghuninya dan siap untuk menyambar mereka seraya menanti perintah Rabbnya.
34-36. Maka apabila malapetaka besar hari kiamat telah datang dengan hancurnya alam semesta. Yaitu pada hari ketika manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, yang selama ini mereka lupakan, baik berupa amal baik maupun buruk. Dan nanti di akhirat, neraka dengan segala siksaan yang sangat mengerikan di dalamnya akan diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang yang melihat
An-Nazi’at Ayat 34 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nazi’at Ayat 34, Makna An-Nazi’at Ayat 34, Terjemahan Tafsir An-Nazi’at Ayat 34, An-Nazi’at Ayat 34 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nazi’at Ayat 34
Tafsir Surat An-Nazi’at Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)