{79} An-Nazi’at / النازِعات | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التكوير / At-Takwir {81} |
Tafsir Al-Qur’an Surat ‘Abasa عبس (Ia Bermuka Masam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 80 Tafsir ayat Ke 15.
بِأَيْدِي سَفَرَةٍ ﴿١٥﴾
bi`aidī safarah
QS. ‘Abasa [80] : 15
di tangan para utusan (malaikat),
Adapun orang yang sangat berharap bertemu denganmu, dan ia takut kepada Allah karena lalai dari meminta bimbingan, malah engkau mengabaikannya. Wahai Rasul, perkaranya tidak sebagaimana yang engkau perbuat. Sesungguhnya, ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan buatmu dan buat orang-orang yang mau menjadikannya peringatan. Barang siapa yang menghendaki, tentulah ia akan mengingat Allah dan memperhatikan wahyu-Nya, yaitu Al-Qur’an di dalam lembaran-lembaran yang dimuliakan dan dihormati, dihargai, disucikan dari segala macam kotoran, dihindarkan dari penambahan dan pengurangan, berada di tangan para malaikat pencatat yang menjadi perantara antara Allah dan makhluk-Nya, Mereka adalah makhluk yang dimuliakan, akhlak dan perbuatan mereka baik dan suci.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
di tangan para penulis. (‘Abasa: 15)
Menurut Ibnu Abbas, Mujahid, Ad-Dahhak, dan Ibnu Zaid, yang dimaksud adalah para malaikat. Wahb ibnu Munabbih mengatakan bahwa mereka adalah para sahabat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Qatadah mengatakan mereka adalah para ahli qurra. Ibnu Juraij telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa safarah dengan bahasa Nabtiyyah, kalau bahasa Arabnya berarti para ahli qurra. Ibnu Jarir mengatakan bahwa pendapat yang sahih ialah yang mengatakan bahwa safarah adalah para malaikat yang menghubungkan antara Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dengan makhluk-Nya. Dan termasuk ke dalam pengertian ini dikatakan safir, yang artinya orang yang menghubungkan di antara kedua belah pihak yang bersangkutan untuk tujuan perdamaian dan kebaikan. Hal yang sama dikatakan oleh salah seorang penyair dalam salah satu bait syairnya:
Aku belum pernah mengabaikan perantara (juru runding) di antara kaumku, dan aku belum pernah berjalan (ke sana kemari) untuk tujuan menipu.
Imam Bukhari mengatakan bahwa safarah adalah para malaikat yang menjadi duta perdamaian di antara mereka. Di sini malaikat yang menurunkan wahyu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan menyampaikannya kepada rasul yang bersangkutan diserupakan dengan duta yang mendamaikan di antara kaum yangberselisih.
Ayat 11-16
Allah berfirman, “sekali-kali jangan (demikian)! Sesunggguhnya ajaran-ajaran Rabb itu adalah sesuatu peringatan,” yakni, benar nasihat ini adalah peringatan dari Allah yang dijadikan sebagai peringatan untuk hamba-hambaNya, dan Allah menjelaskan semua yang diperlukan manusia dalam kitab-Nya serta memberi penjelasan antara petunjuk dan kesesatan. Bila hal itu telah jelas, “maka barangsiapa yang menghendaki, tentulah ia memperhatikannya,” yakni mempraktikannya. Seperti yang disebutkan dalam firman Allah,
“Dan katakanlah, ‘kebenaran itu datangnya dari Rabbmu; maka barangsiapa yang ingin (beriman), hendaklah ia beriman, dan barangsiapa yang ingin (kafir), biarlah ia kafir.”(Al-Kahfi:29).
Kemudian Allah sebutkan tempat peringatan ini dan mengagungkannya serta mengangkat derajatnya seraya berfirman, “Di dalam kitab-kitab yang dimuliakan, yang ditinggikan,” yakni kemualiaan dan derajatnya, “lagi disucikan,” dari berbagai kotoran dan agar tidak diraih oleh tangan-tangan setan atau dicuri, tapi ia berada “di tangan para penulis (malaikat),” mereka adalah para malaikat yang menjadi duta antara Allah dan hamba-hambaNya, “yang mulia,” yakni yang banyak kebaikan dan berkahnya, “lagi berbakti,” baik hati dan baik amal mereka.
Semua itu demi menjaga kitab Allah dengan mengutus para duta malaikat yang mulia, kuat, dan bertakwa, sehingga setan tidak memiliki cara untuk mendekatinya. Dan ini mengharuskan untuk diimani dan diterima.
Lembaran-lembaran itu berada di tangan para utusan, yaitu para malaikat, pesuruh Allah yang bertugas sebagai penyampai pesan-pesan-Nya. 16. Para malaikat penulis itu adalah makhluk Allah yang mulia lagi berbakti. Mereka tidak pernah durhaka kepada-Nya dan tidak pula melanggar titah-Nya.
‘Abasa Ayat 15 Arab-Latin, Terjemah Arti ‘Abasa Ayat 15, Makna ‘Abasa Ayat 15, Terjemahan Tafsir ‘Abasa Ayat 15, ‘Abasa Ayat 15 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan ‘Abasa Ayat 15
Tafsir Surat ‘Abasa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)