{79} An-Nazi’at / النازِعات | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التكوير / At-Takwir {81} |
Tafsir Al-Qur’an Surat ‘Abasa عبس (Ia Bermuka Masam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 80 Tafsir ayat Ke 24.
فَلْيَنْظُرِ الْإِنْسَانُ إِلَىٰ طَعَامِهِ ﴿٢٤﴾
falyanẓuril-insānu ilā ṭa’āmih
QS. ‘Abasa [80] : 24
Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya.
Maka hendaknya manusia merenungkan bagaimana Allah menciptakan makanannya yang menjadi penopang kehidupannya. Kami mencurahkan air hujan ke bumi, Kemudian membelah bumi dengan apa yang keluar darinya berupa berbagai jenis tanaman,Kami tumbuhkan di bumi ini biji-bijian, anggur, makanan untuk ternak, zaitun, dan pohon kurma, kebun-kebun yang besar pepohonannya, buah-buahan dan rumput-rumputan untuk kalian nikmati dan oleh hewan ternak kalian.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى
maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya. (‘Abasa: 24)
Ini mengandung penyebutan nikmat Allah dan sekaligus menjadi bukti yang menunjukkan bahwa jasad-jasad ini setelah menjadi tulang belulang yang hancur dimakan tanah dan bercerai-berai akan dihidupkan kembali. Hal tersebut diutarakan melalui analogi dihidupkan-Nya tetumbuhan dari tanah yang mati. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit). (‘Abasa: 25)
Yakni Kami turunkan hujan dari langit ke bumi.
kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya. (‘Abasa: 26)
Maksudnya, Kami tempatkan air itu dalam bumi dan masuk melalui celah-celahnya, kemudian meresap ke dalam biji-bijian yang telah disimpan di dalam tanah. Maka tumbuhlah biji-bijian itu menjadi tetumbuhan yang muncul di permukaan bumi, lalu meninggi.
lalu Kami tumbuhkan biji-bijian di bumi itu, anggur dan sayur-sayuran. (‘Abasa: 27-28)
Al-habb artinya biji-bijian, al-inab artinya anggur. sedangkan al-qadb artinya sejenis sayuran yang dimakan oleh ternak dengan mentah-mentah. Demikianlah menurut Ibnu Abbas, Qatadah, Ad-Dahhak. dan As-Saddi. Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa al-qadb artinya makanan ternak.
dan zaitun. (‘Abasa: 29)
Buah zaitun cukup dikenal dan dapat dijadikan sebagai lauk, begitu pula minyaknya. Bahkan minyaknya dapat digunakan untuk meminyaki tubuh dan juga sebagai bahan bakar penerangan.
dan buah kurma. (‘Abasa: 29)
yang dapat dimakan dalam keadaan gemading, ataupun sudah masak; dapat pula dijadikan sale, dan perasannya dapat dibuat minuman dan cuka.
kebun-kebun (yang) lebat. (‘Abasa: 30)
Yakni kebun-kebun yang rindang.
Al-Hasan dan Qatadah mengatakan, yang dimaksud dengan gulban ialah pohon kurma yang besar-besar lagi rindang-rindang.
Ibnu Abbas dan Mujahid mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah pepohonan yang lebat dan banyak.
Ibnu Abbas mengatakan pula bahwa gulban artinya pohon yang dapat dijadikan naungan.
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: kebun-kebun (yang) lebat. (‘Abasa: 30) Yaitu yang tinggi-tinggi. Ikrimah mengatakan bahwa gulban artinya yang besar bagian tengahnya.
Di dalam riwayat lain disebutkan besar lehernya, tidakkah engkau lihat seseorang itu apabila memiliki leher yang besar dan keras disebut dia adalah seorang yang aglab. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Ibnu Jarir mengutip kata-kata Farazdaq dalam salah satu bait syairnya yang menunjukkan bahwa seorang yang berleher gempal dan besar adalah orang yang kuat dan diserupakan dengan harimau.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ mengarahkannya untuk merenung dan berpikir pada makanannya, bagaimanakah makanan itu sampai padanya setelah melalui berbagai fase dan dimudahkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ untuknya seraya berfirman, فَلْيَنْظُرِ الإنْسَانُ إِلَى طَعَامِهِ أَنَّا صَبَبْنَا الْمَاءَ صَبًّا “Maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya, sesungguhnya Kami benar-benar telah mencurahkan air (dari langit),” yakni Kami turunkan hujan ke bumi dengan lebat, ثُمَّ شَقَقْنَا الأرْضَ شَقًّا “kemudian Kami belah bumi dengan sebaik-baiknya” untuk tumbuh-tumbuhan, فَأَنْبَتْنَا فِيهَا “lalu Kami tumbuhkan di bumi itu,” berbagai macam jenis makanan lezat dan hidangan nikmat, حبًّا “biji-bijian,” dan ini mencakup seluruh macam biji-bijian dengan berbagai macamnya, وَعِنَبًا وَقَضْبًا “anggur dan sayur-sayuran,” yaitu sayur-sayuran hijau, وَزَيْتُونًا وَنَخْلا “zaitun dan pohon kurma.” Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan empat macam di atas secara khusus karena manfaatnya yang besar. وَحَدَائِقَ غُلْبًا “Dan kebun-kebun (yang) lebat,” yakni, kebun-kebun yang di dalamnya terdapat banyak pohon yang saling berjubel satu sama lain, وَفَاكِهَةً وَأَبًّا “dan buah-buahan serta rumput-rumputan,” buah-buahan yang disenangi orang, seperti buah tin, anggur, delima, dan lainnya. Sedangkan rumput-rumputan adalah makanan hewan dan binatang ternak. Karena itu Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, مَتَاعًا لَكُمْ وَلأنْعَامِكُمْ “Untuk kesenanganmu dan untuk binatang-binatang ternakmu,” yang diciptakan dan ditundukkan Allah جَلَّ جَلالُهُ bagi kalian. Maka siapa pun yang memperhatikan berbagai nikmat ini, wajib baginya bersyukur kepada Rabbnya dan mencurahkan daya untuk kembali padaNya dan mengarah pada ketaatan, serta membenarkan berita-beritaNya.
Jika manusia bersikeras dengan keingkarannya, maka hendaklah manusia itu memperhatikan makanannya yang dia makan setiap hari; dari mana makanan itu berasal’ 25. Kamilah yang menyediakan makanan itu bagi mereka melalui beberapa tahap. Kamilah yang telah mencurahkan air hujan yang melimpah dari arah langit, yang berasal dari uap air yang membentuk awan yang menggumpal dan saling bertumpuk.
‘Abasa Ayat 24 Arab-Latin, Terjemah Arti ‘Abasa Ayat 24, Makna ‘Abasa Ayat 24, Terjemahan Tafsir ‘Abasa Ayat 24, ‘Abasa Ayat 24 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan ‘Abasa Ayat 24
Tafsir Surat ‘Abasa Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)