{82} Al-Infitar / الإنفطار | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإنشقاق / Al-Insyiqaq {84} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Muthaffifin المطففين (Orang-Orang Yang Curang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 83 Tafsir ayat Ke 10.
وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ ﴿١٠﴾
wailuy yauma`iżil lil-mukażżibīn
QS. Al-Muthaffifin [83] : 10
Celakalah pada hari itu, bagi orang-orang yang mendustakan!
Azab yang keras pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan, yaitu orang oranga yang mendustakan akan terjadinya hari pembalasan. Tidak ada yang mendustakan hari pembalasan melainkan setiap orang yang zalim dan banyak berbuat dosa. Apabila dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an kepadanya, ia berkata, “Ini adalah Ini adalah dongeng batil orang-orang yang dahulu.” Urusannya tidak sebagaimana yang mereka sangka. Al-Qur’an adalah firman Allah dan wahyu-Nya yang diturunkan kepada Nabi-Nya. Yang membuat hati mereka terhalang untuk membenarkan adalah apa yang menutupinya akibat banyaknya dosa dosa yang mereka lakukan. Urusannya tidak sebagaimana yang disangkakan orang-orang kafir. Bahkan pada Hari Kiamat mereka benar-benar terhalang dari melihat Tuhan mereka. Ayat ini menjadi dalil bahwa orang-orang yang beriman akan melihat Tuhan mereka di surga. Kemudian orang-orang kafir itu masuk kedalam api neraka, mereka merasakan panasnya, Kemudian kepada mereka dikatakan, “Ini adalah balasan yang dulu kalian dustakan.”
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
{وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ}
Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan. (Al-Muthaffifin: 10)
Yakni apabila mereka di hari kiamat telah berada di Sijjin dan azab yang menghinakan seperti apa yang telah diancamkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى terhadap mereka. Dalam pembahasan terdahulu telah disebutkan makna wail dengan keterangan yang tidak perlu diulangi lagi di sini, yang kesimpulannya menyatakan bahwa makna yang dimaksud adalah kebinasaan dan kehancuran, sebagaimana dikatakan, “Kecelakaan bagi si Fulan.”
Dan sebagaimana yang disebutkan di dalam kitab musnad dan sunan:
مِنْ رِوَايَةِ بَهْز بْنِ حَكِيمِ بْنِ مُعَاوِيَةَ بْنِ حَيَدة، عَنْ أَبِيهِ، عَنْ جَدِّهِ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “وَيْلٌ لِلَّذِي يُحَدِّث فَيَكْذِبُ، ليضحِكَ النَّاسَ، وَيْلٌ لَهُ، وَيْلٌ لَهُ”
melalui riwayat Bahz ibnu Hakim ibnu Mu’awiyah ibnu Haidah, dari ayahnya, dari kakeknya yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Kecelakaan besarlah bagi orang yang dusta dalam bicaranya untuk membuat orang lain tertawa, kecelakaan yang besarlah baginya, kecelakaan yang besarlah baginya.
(10-13) وَيْلٌ يَوْمَئِذٍ لِلْمُكَذِّبِينَ “Kecelakaan yang besarlah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan.” Selanjutnya Allah جَلَّ جَلالُهُ menjelaskan siapakah mereka dengan FirmanNya, الَّذِينَ يُكَذِّبُونَ بِيَوْمِ الدِّينِ “(yaitu) orang-orang yang mendustakan Hari Pembalasan,” yakni Hari Pembalasan amal dan perbuatan. Di hari itu Allah جَلَّ جَلالُهُ akan membalas amal perbuatan mereka. وَمَا يُكَذِّبُ بِهِ إِلا كُلُّ مُعْتَدٍ “Dan tidak ada yang mendustakan Hari Pembalasan itu melainkan setiap orang yang melampaui batas” atas larangan-larangan Allah جَلَّ جَلالُهُ, melampaui batas dari halal hingga haram, أَثِيمٍ “lagi berdosa,” yakni banyak dosanya. Sikap permusuhan inilah yang mendorongnya untuk mendustakan, dan kesombongannya membuatnya menolak kebenaran. Karena itu إِذَا تُتْلَى عَلَيْهِ آيَاتُنَا “apabila dibacakan kepadanya ayat-ayat Kami,” yang menunjukkan pada kebenaran dan atas kebenaran risalah yang dibawa oleh para rasul, ia mendustakan dan menentangnya seraya berkata, أَسَاطِيرُ الأوَّلِينَ “Itu adalah dongengan orang-orang yang dahulu,” yakni hanya berasal dari cerita orang-orang terdahulu dan berita umat-umat yang sudah berlalu, bukan berasal dari Allah جَلَّ جَلالُهُ; semua itu karena didorong rasa sombong dan menentang.
Celakalah pada hari itu bagi orang-orang yang mendustakan hari kebangkitan, sebagaimana mereka yang berbuat curang dalam menimbang dan menakar. 11. Merekalah orang-orang yang mendustakan hari pembalasan. Keingkaran pada hari kiamat membuat seseorang tega melakukan apa pun karena tidak ada rasa takut pada dirinya terhadap akibat perbuatannya yang merugikan orang lain.
Al-Muthaffifin Ayat 10 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Muthaffifin Ayat 10, Makna Al-Muthaffifin Ayat 10, Terjemahan Tafsir Al-Muthaffifin Ayat 10, Al-Muthaffifin Ayat 10 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Muthaffifin Ayat 10
Tafsir Surat Al-Muthaffifin Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)