{30} Ar-Rum / الروم | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | السجدة / As-Sajdah {32} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Luqman لقمان (Keluarga Luqman) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 31 Tafsir ayat Ke 34.
إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَ وَيَعْلَمُ مَا فِي الْأَرْحَامِ ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا ۖ وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوتُ ۚ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ ﴿٣٤﴾
innallāha ‘indahụ ‘ilmus-sā’ah, wa yunazzilul-gaīṡ, wa ya’lamu mā fil-ar-ḥām, wa mā tadrī nafsum māżā taksibu gadā, wa mā tadrī nafsum bi`ayyi arḍin tamụt, innallāha ‘alīmun khabīr
QS. Luqman [31] : 34
Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang hari Kiamat; dan Dia yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya besok. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Maha Mengenal.
Sesungguhnya hanya Allah semata bukan selain-Nya yang mengetahui kapan Kiamat tiba. Dia-lah yang menurunkan hujan dari langit, tidak seorang pun selain Allah yang mampu melakukan itu. Dia mengetahui kandungan rahim kaum wanita. Dia mengetahui apa yang akan didapatkan oleh setiap orang di hari esok. Setiap orang tidak mengetahui di bumi mana dia akan mati, sebaliknya yang mengetahuinya hanyalah Allah. Ilmu tentang semua itu hanyalah khusus bagi-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal, meliputi yang Nampak dan yang tidak Nampak, tidak ada sesuatu pun yang samar bagi-Nya.
Apa yang disebutkan oleh ayat ini merupakan kunci-kunci kegaiban yang hanya Allah sendirilah yang mengetahuinya. Maka tiada seorang pun yang dapat mengetahuinya kecuali setelah ia diberi tahu oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tentangnya. Pengetahuan mengenai saat hari kiamat tiada seorang pun dari kalangan nabi yang diutus atau malaikat yang terdekat mengetahuinya.
tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. (Al A’raf:187)
Demikian pula mengenai turunnya hujan, tiada yang mengetahuinya selain Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Tetapi bila Allah memerintahkan untuk turunnya hujan, barulah para malaikat yang diserahi tugas untuk menurunkannya mengetahuinya, demikian pula orang yang dikehendaki Allah dari kalangan makhluk-Nya. Tiada yang mengetahui apa yang ada di dalam rahim, yakni apa yang bakal diciptakan-Nya selain hanya Dia sendiri. Tetapi bila Allah telah memerintahkan agar yang di dalam rahim menjadi laki-laki atau perempuan, atau menjadi orang yang celaka atau menjadi orang yang bahagia, barulah para malaikat yang diserahi tugas untuk menjaganya mengetahui hal itu, juga orang yang dikehendaki oleh Allah dari kalangan makhluk-Nya (mengetahuinya pula).
Selain itu tiada seorang pun yang mengetahui apa yang akan diusahakannya besok di dunianya dan di akhiratnya.
Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. (Luqman:34)
Yakni di negerinyakah atau di negeri lain di antara negeri-negeri yang ada, tiada seorang pun yang mengetahui hal ini. Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. (Al An’am:59), hingga akhir ayat.
Kelima perkara ini disebutkan pula di dalam sunnah dengan istilah “kunci-kunci kegaiban”.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepadaku Husain ibnu Waqid, telah menceritakan kepadaku Abdullah ibnu Buraidah, ia pernah mendengar Abu Buraidah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Ada lima perkara yang tiada seorang pun mengetahuinya kecuali hanya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, sesungguhnya Allah hanya pada sisi-Nyalah pengetahuan mengenai hari kiamat, Dialah yang menurunkan hujan, Dia mengetahui apa yang terdapat di dalam rahim, dan tiada seorang pun yang mengetahui apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada seorang pun yang mengetahui di bumi manakah ia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Hadis Ibnu Umar.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki’, telah menceritakan kepada kami Sufyan, dari Abdullah ibnu Dinar, dari Ibnu Umar yang telah menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Kunci-kunci semua yang gaib itu ada lima, tiada seorang pun yang mengetahuinya kecuali hanya Allah. Yaitu sesungguhnya Allah, hanya di sisi-Nyalah pengetahuan tentang hari kiamat, Dialah yang menurunkan hujan, Dia mengetahui apa yang ada di dalam rahim, tiada seorang pun yang mengetahui apa yang akan diusahakannya besok, dan tiada seorang pun yang mengetahui di bumi manakah dia akan mati, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
Hadis diketengahkan oleh Imam Bukhari secara tunggal. Dia meriwayatkannya di dalam Kitabul Istisqa, bagian dari kitab sahihnya, melalui Muhammad ibnu Yusuf Al-Faryabi, dari Sufyan ibnu Sa’id As-Sauri dengan sanad yang sama.
Dia meriwayatkannya pula di dalam kitab tafsir melalui jalur lain.
Dia mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya ibnu Sulaiman, telah menceritakan kepada kami Ibnu Wahb, telah menceritakan kepadaku Umar ibnu Muhammad ibnu Zaid ibnu Abdullah ibnu Umar, ayahnya pernah menceritakan kepadanya bahwa Abdullah ibnu Umar pernah berkata, “Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda bahwa sesungguhnya kunci-kunci semua yang gaib ada lima. Kemudian Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan firman-Nya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. (Luqman:34)
Hadis ini diriwayatkan pula oleh Imam Bukhari dengan tunggal.
Imam Ahmad meriwayatkannya melalui Gundar, dari Syu’bah, dari Umar ibnu Muhammad, ia pernah mendengar ayahnya menceritakan hadis ini dari Ibnu Umar, dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda, bahwa sesungguhnya beliau telah dianugerahi kunci-kunci segala sesuatu kecuali lima perkara, yaitu: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman:34)
Hadis Ibnu Mas’ud.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yahya, dari Syu’bah, telah menceritakan kepadaku Amr ibnu Murrah, dari Abdullah ibnu Salamah yang mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas’ud pernah mengatakan bahwa Nabi kalian dianugerahi kunci-kunci segala sesuatu kecuali lima perkara, yaitu: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman:34)
Hal yang sama telah diriwayatkan dari Muhammad ibnu Ja’far, dari Syu’bah, dari Amr ibnu Murrah dengan sanad yang sama, tetapi di akhirnya ditambahkan bahwa perawi menanyakannya kepada Abdullah ibnu Salamah, “Apakah engkau mendengarnya dari Ibnu Mas’ud?” Abdullah ibnu Salamah menjawab, “Ya, lebih dari lima puluh kali.” Waki’ telah meriwayatkannya pula dari Mis’ar, dari Amr ibnu Murrah dengan sanad yang sama. Sanad hadis ini hasan dengan syarat ashabus sunan, tetapi mereka tidak mengetengahkannya.
Hadis Abu Hurairah.
Imam Bukhari dalam tafsir ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq, dari Jarir, dari Abu Hayyan, dari Abu Zar’ah, dari Abu Hurairah r.a., bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di suatu hari duduk dikelilingi oleh orang banyak, tiba-tiba datanglah kepadanya seorang lelaki jalan kaki, lalu lelaki itu bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah iman itu?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Iman itu hendaknya kamu beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasul-Nya, serta hari pertemuan dengan-Nya, dan hendaknya kamu beriman kepada adanya hari berbangkit.” Lelaki itu bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apakah Islam itu?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Islam ialah hendaknya engkau menyembah Allah dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan hendaknya engkau mengerjakan salat, menunaikan zakat yang difardukan, dan puasa bulan Ramadan.” Lelaki itu bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Ihsan ialah hendaknya engkau menyembah Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Dan jika kamu tidak dapat melihatNya, sesungguhnya Dia selalu melihatmu.” Lelaki itu bertanya lagi, “Wahai Rasulullah, bilakah hari kiamat itu?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Tidaklah orang yang ditanya lebih mengetahui daripada orang yang bertanya, tetapi aku akan menceritakan kepadamu tentang tanda-tandanya. Yaitu apabila seorang budak perempuan melahirkan majikannya, maka itu pertanda akan dekat hari kiamat. Dan apabila ada orang-orang yang tidak beralas kaki lagi telanjang menjadi para pemimpin, itu salah satu pertanda dekatnya kiamat, hal itu merupakan salah satu dari lima perkara yang tiada seorang pun mengetahuinya kecuali hanya Allah. Yaitu sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim,” hingga akhir ayat. Kemudian lelaki itu pergi dan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Panggillah lelaki itu kembali kepadaku!” Maka mereka mencarinya untuk memanggil kembali lelaki itu, tetapi ternyata mereka tidak melihatnya. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ kembali bersabda: Orang ini adalah Jibril yang sengaja datang untuk mengajarkan kepada manusia tentang agama mereka.
Imam Bukhari meriwayatkannya pula di dalam Kitabul Iman, juga Imam Muslim melalui berbagai jalur dari Abu Hayyan dengan sanad yang sama. Kami telah membicarakan tentang hadis ini dalam permulaan Syarah Bukhari, dan telah kami sebutkan pula di dalam kitab yang sama hadis Amirul Mu-minin Umar ibnul Khattab mengenai masalah ini dengan panjang lebar. Hadis ini merupakan salah satu dari hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim secara tunggal.
Imam Ahmad meriwayatkan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Ja’far, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Mansur, dari Rab’i ibnu Hirasy, dari seorang lelaki dari kalangan Bani Amir yang menceritakan bahwa ia pernah meminta izin masuk menemui Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu ia berkata, “Bolehkah saya masuk?” Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepada pelayannya, “Keluarlah dan temui dia, sesungguhnya dia masih belum mengetahui cara meminta izin masuk. Katakanlah kepadanya, hendaklah dia mengucapkan, ‘Assalamu ‘alaikum, bolehkah saya masuk?’.” Lelaki dari Bani Amir mengatakan bahwa ia mendengar sabda Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ itu, lalu ia mengucapkannya, “Assalamu ‘alaikum, bolehkah saya masuk?” Lalu ia masuk dan bertanya, “Apakah yang engkau bawa kepada kami?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Tidaklah aku datang kepada kalian melainkan membawa kebaikan belaka. Aku datang kepada kalian dengan membawa perintah hendaknya kalian menyembah Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan kamu tinggalkan penyembahan kepada Lata dan ‘Uzza, dan kamu kerjakan salat di malam dan siang hari sebanyak lima kali, dan kamu puasa setiap tahunnya selama satu bulan, dan kamu berhaji ke Baitullah, dan kamu pungut zakat dari harta orang-orang kaya kalian, lalu kamu berikan kepada kaum fakir miskin kalian. Lelaki itu bertanya lagi, “Apakah masih ada sesuatu dari pengetahuan yang tidak kamu ketahui?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengajarkan kebaikan kepadanya dan sesungguhnya ada di antara ilmu yang tiada seorang pun mengetahuinya kecuali hanya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, yaitu ada lima perkara: ‘Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat, dan Dialah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada di dalam rahim. ‘ (Luqman:34), hingga akhir ayat.
Sanad hadis ini sahih.
Ibnu Abu Nujaih telah meriwayatkan dari Mujahid, bahwa pernah ada seorang lelaki Badui, lalu lelaki itu bertanya (kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ), “Sesungguhnya istriku mengandung, maka ceritakanlah kepadaku apa yang bakal dilahirkannya (laki-laki ataukah perempuan). Negeri kami sedang musim paceklik, maka ceritakanlah kepadaku bilakah hujan turun. Dan sesungguhnya engkau telah mengetahui kapan aku lahir, maka ceritakanlah kepadaku bilakah aku mati?” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. (Luqman:34) sampai dengan firman-Nya: Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman:34) Mujahid mengatakan bahwa itulah yang dimaksudkan kunci-kunci semua yang gaib yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya: Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang gaib, tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri. (Al An’am:59)
Hadis riwayat Ibnu Abu Hatim dan Ibnu Jarir.
Asy-Sya’bi telah meriwayatkan dari Masruq, dari Aisyah r.a. yang mengatakan, “Siapa pun yang berkata kepadamu bahwa dia mengetahui apa yang bakal terjadi besok, sesungguhnya dia telah berdusta.” Kemudian Siti Aisyah membacakan firman-Nya: Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. (Luqman:34)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. (Luqman:34)
Qatadah mengatakan bahwa ada beberapa perkara yang hanya diketahui oleh Allah saja. Dia tidak memperlihatkannya, baik kepada seorang malaikat yang terdekat ataupun kepada seorang nabi yang diutus. Perkara tersebut yaitu: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. (Luqman:34) Maka tiada seorang pun yang mengetahui bila hari kiamat terjadi, di tahun berapa, di bulan apa, di malam hari ataukah di siang hari. dan Dialah Yang menurunkan hujan. (Luqman:34) Maka tiada seorang pun yang mengetahui bila hujan akan turun, di siang hari atau di malam hari. dan Dia mengetahui apa yang ada di dalam rahim. (Luqman:34) Maka tiada seorang pun yang mengetahui apa yang ada di dalam rahim, laki-laki ataukah perempuan, berkulit merah ataukah berkulit hitam, dan bagaimanakah nasibnya kelak. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. (Luqman:34) Apakah kebaikan ataukah keburukan. Dan kamu tidak mengetahui, hai anak Adam, bilakah kamu mati, barangkali besok kamu akan mati, dan barangkali besok kamu tertimpa musibah. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. (Luqman:34) Yakni tiada seorang pun yang mengetahui di mana ia akan mati, di bumi ataukah di laut, di hutan, di lembah, ataukah di bukit.
Di dalam sebuah hadis disebutkan:
Apabila Allah hendak mencabut nyawa seorang hamba di suatu negeri, maka Allah menggerakkan hamba yang bersangkutan ke negeri itu untuk suatu keperluan.
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan di dalam kitab Mu’jamnya yang besar, yaitu dalam musnad Usamah ibnu Zaid. Dia menyebutkan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Ayyub, dari Abul Malih, dari Usamah ibnu Zaid yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Tidaklah Allah menjadikan kematian seseorang hamba di suatu negeri melainkan Dia menjadikan baginya di negeri itu suatu keperluan (yang menggerakkannya ke negeri itu).
Abdullah ibnu Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Daud Al-Hafri, dari Sufyan, dari Abu Ishaq, dari Matar ibnu Akamis yang telah menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Apabila Allah telah menetapkan kematian seseorang hamba di suatu negeri, maka Dia menjadikan baginya di negeri itu suatu keperluan (yang menggerakkannya ke negeri itu).
Hal yang sama telah diriwayatkan oleh Imam Turmuzi di dalam Bab ‘Takdir’ melalui hadis Sufyan As-Sauri dengan sanad yang sama, kemudian ia mengatakan bahwa hadis ini hasan garib, dan belum pernah diketahui bahwa Matar menerima hadis langsung dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ selain hadis ini. Imam Abu Daud telah meriwayatkannya di dalam hadis-hadis mursal-nya. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ismail, telah menceritakan kepada kami Ayyub, dari Abul Malih ibnu Usamah, dari Abu Izzah yang telah mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Apabila Allah berkehendak akan mencabut nyawa, seseorang hamba di suatu negeri, maka Dia menjadikan baginya di negeri itu suatu keperluan (yang mendorongnya pergi ke negeri itu).
Abu Izzah ini adalah Basysyar ibnu Ubaidillah, yang juga dikenal dengan nama Ibnu Abdul Huzali. Imam Turmuzi mengetengahkannya melalui hadis Ismail ibnu Ibrahim, yaitu Ibnu Ulaiyyah, dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini sahih.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Isam Al-Asfahani, telah menceritakan kepada kami Al-Muammal ibnu Ismail, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Abu Humaid, dari Abul Malih, dari Abu Izzah Al-Huzali yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Apabila Allah berkehendak akan mencabut nyawa seseorang hamba di suatu negeri, maka Dia menjadikan baginya suatu keperluan, dan si hamba yang bersangkutan tetap bersikeras hingga mendatangi negeri itu. Kemudian Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membacakan firman-Nya: Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang hari kiamat. (Luqman:34) sampai dengan firman-Nya: Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Luqman:34)
Hadis lain.
Al-Hafiz Abu Bakar Al-Bazzar mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Sabit Al-Juhdari dan Muhammad ibnu Yahya Al-Qat’i. Keduanya mengatakan, telah menceritakan kepada kami Umar ibnu Ali, telah menceritakan kepada kami Ismail, dari Qais dari Abdullah yang menceritakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Apabila Allah berkehendak akan mencabut nyawa seseorang hamba di suatu negeri, maka Dia menjadikan suatu keperluan baginya di negeri itu.
Kemudian Al-Bazzar mengatakan bahwa hadis ini, sepanjang pengetahuan kami tiada seorang pun yang me-rafa ‘-kannya selain Umar ibnu Ali Al-Maqdami.
Al-Hafiz Ibnu Asakir rahimahullah menyebutkannya di dalam biografi Abdur Rahman ibnu Abdullah ibnul Haris, dialah A’sya Hamdan. Asy-Sya’bi adalah suami saudara perempuannya, dan sebaliknya A’sya Hamdan pun mengawini saudara perempuan Asy-Sya’bi.
A’sya Hamdan pada mulanya termasuk salah seorang yang menuntut ilmu sambil mencari nafkah, tetapi kemudian ia beralih profesi menjadi penggubah syair, akhirnya dia terkenal sebagai seorang penyair.
Ibnu Majah telah meriwayatkan dari Ahmad ibnu Sabit dan Umar ibnu Syabbah, kedua-duanya dari Umar ibnu Ali secara marfu’, bahwa apabila ajal seseorang telah ditetapkan di suatu negeri, maka ada suatu keperluan yang mendatangkannya ke negeri itu. Apabila ia telah mencapai upaya terakhirnya, barulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mencabut nyawanya. Dan bumi kelak di hari kiamat akan berkata: Ya Tuhanku, inilah apa yang Engkau titipkan kepadaku.
Imam Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ishaq ibnu Ibrahim, telah menceritakan kepada kami Abdur Razzaq, telah menceritakan kepada kami Ma’mar, dari Ayyub, dari Abul Malih, dari Usamah, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Tidaklah Allah menjadikan kematian seseorang hamba di suatu negeri, melainkan Dia menjadikan suatu keperluan baginya di negeri itu.
Demikianlah akhir surat Luqman, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam, dan cukuplah bagi kami Allah sebagai Penolong, dan Dia adalah sebaik-baik Pelindung.
Sudah pasti bahwa sesungguhnya Allah جَلَّ جَلالُهُ, ilmu pengetahuanNya meliputi apa-apa yang ghaib dan yang nampak, hal-hal yang lahir dan yang batin; dan kadang Allah جَلَّ جَلالُهُ memperlihatkan kepada hamba-hambaNya beberapa perkara-perkara ghaib. Sedangkan perkara yang lima macam ini termasuk perkara-perkara yang ilmunya tersembunyi dari seluruh manusia. Ia tidak diketahui oleh seorang pun nabi yang diutus sebagai rasul dan tidak pula oleh seorang malaikat muqarrab (yang didekatkan), apalagi oleh yang lainnya.
Maka Allah berfirman, إِنَّ اللَّهَ عِنْدَهُ عِلْمُ السَّاعَةِ “Sesungguhnya Allah, hanya pada sisiNya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat.” Maksudnya, Dia mengetahui kapan terjadinya, sebagaimana yang di-firmankan Allah جَلَّ جَلالُهُ,
يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا قُلْ إِنَّمَا عِلْمُهَا عِنْدَ رَبِّي لا يُجَلِّيهَا لِوَقْتِهَا إِلا هُوَ ثَقُلَتْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالأرْضِ لا تَأْتِيكُمْ إِلا بَغْتَةً
“Mereka menanyakan kepadamu tentang kiamat, ‘Bilakah terjadi-nya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Rabbku; tidak seorang pun yang dapat menjelaskan waktu keda-tangannya kecuali Dia.’ Kiamat itu amat berat (huru-haranya bagi makh-luk) yang di langit dan bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu melainkan dengan tiba-tiba.” (QS. Al-A’raf: 187).
وَيُنزلُ الْغَيْثَ “Dan Dia-lah Yang menurunkan hujan,” maksud-nya, hanya Dia semata yang bisa menurunkannya dan mengetahui waktu turunnya, وَيَعْلَمُ مَا فِي الأرْحَامِ “dan mengetahui apa yang ada dalam rahim.” Dia-lah yang menciptakan apa yang ada di dalam rahim, dan Dia mengetahui hakikatnya, apakah dia laki-laki ataukah pe-rempuan?
Maka dari itu malaikat yang bertugas mengurusi rahim ber-tanya kepada Allah,
هَلْ هُوَ ذَكَرٌ أَمْ أُنْثَى؟ فَيَقْضِي اللّٰهُ مَا يَشَاءُ.
“‘Apakah janin ini laki-laki atau perempuan?’ Lalu Allah memutus-kan apa yang dikehendakiNya.” (Sebagaimana disebutkan di dalam Shahih al-Bukhari, no. 6595; dan Muslim, no. 2646)
وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ مَاذَا تَكْسِبُ غَدًا “Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui apa yang akan diusahakannya besok,” dari usaha dalam urusan agamanya dan urusan dunianya, وَمَا تَدْرِي نَفْسٌ بِأَيِّ أَرْضٍ تَمُوت “dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati.” Tetapi hanya Allah sajalah yang mengetahui semua itu. Setelah Allah جَلَّ جَلالُهُ mengkhususkan hal-hal tersebut (bagi diriNya), maka Dia menyatakan bahwa keluasan ilmuNya meliputi segala sesuatu, seraya berfirman, إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ “Sesungguhnya Allah Maha Menge-tahui lagi Maha Mengenal.” Dia meliputi segala sesuatu yang lahir, yang batin, yang tersembunyi, yang tersimpan, dan yang rahasia. Dan di antara hikmahNya yang sempurna adalah Dia merahasiakan lima perkara tersebut dari hamba-hambaNya, karena di dalamnya terkandung banyak maslahat yang sudah pasti tidak bisa diragukan lagi bagi siapa saja yang merenungkannya.
Selesailah tafsir Surat Luqman dengan berkat karunia dan pertolongan dari Allah, dan segala puji hanya bagi Allah.
Ayat ini memaparkan lima hal gaib yang hanya diketahui Allah hakikatnya. Sesungguhnya hanya di sisi Allah ilmu tentang kapan hari kiamat tiba; dan dia yang menurunkan hujan pada waktu, tempat, dan kadar yang ditentukan-Nya; dan mengetahui apa yang ada dalam rahim, terutama jenis kelamin, karakter, dan sifat-sifatnya. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui dengan pasti apa yang akan dikerjakannya atau didapatinya besok, namun mereka tetap wajib berusaha. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sungguh, Allah maha mengetahui dengan ilmu-Nya yang mutlak dan tidak terbatas pada lima hal gaib tersebut, maha mengenal karena ilmu-Nya meliputi hal-hal lahir dan batin. []1-2. Alif l’m m’m. Hanya Allah yang mengetahui hakikat maknanya. Allah-lah yang menurunkan Al-Qur’an, suatu mukjizat yang tidak dapat ditandingi. Turunnya Al-Qur’an itu tidak ada keraguan padanya, yaitu dari tuhan yang menguasai, mengatur, dan merawat seluruh alam. Al-qur’an bukan ciptaan manusia, tidak terkecuali nabi Muhammad. Al-qur’an juga bukan syair, apalagi sihir.
Luqman Ayat 34 Arab-Latin, Terjemah Arti Luqman Ayat 34, Makna Luqman Ayat 34, Terjemahan Tafsir Luqman Ayat 34, Luqman Ayat 34 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Luqman Ayat 34
Tafsir Surat Luqman Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)