Tafsir Al-Qur’an Surah Adh-Dhuha Ayat 2 الضحى Lengkap Arti Terjemah Indonesia

{92} Al-Lail / الليل الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ الشرح / Al-Insyirah {94}

Tafsir Al-Qur’an Surat Adh-Dhuha الضحى (Waktu Matahari Sepenggalahan Naik (Dhuha)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 93 Tafsir ayat Ke 2.

Al-Qur’an Surah Adh-Dhuha Ayat 2

وَاللَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ ﴿٢﴾

wal-laili iżā sajā

QS. Adh-Dhuha [93] : 2

Arti / Terjemah Ayat

dan demi malam apabila telah sunyi,

Tafsir Al-Muyassar (Kementerian Agama Saudi Arabia)

Allah bersumpah demi waktu dhuha. Yang dimaksud dengannya adalah seluruh waktu siang. Dia juga bersumpah demi malam saat sunyi dari (kebisingan) makhluk dan sangat gelap. Allah bersumpah dengan makhluk-makhluk-Nya yang dikehendaki-Nya. Adapun makhluk, ia tidak boleh bersumpah dengan selain sang Penciptanya, karena bersumpah dengan selain Allah adalah syirik. Wahai Rasul, tidaklah Tuhanmu meninggalkanmu dan tidak pula benci dengan menangguhkan turunnya wahyu kepadamu.

Tafsir Ibnu Katsir (Tafsir al-Qur’an al-Azhim)

dan demi malam apabila telah sunyi. (Adh-Dhuha: 2)

Yakni bila telah tenang dan gelap gulita. Demikianlah menurut Mujahid, Qatadah, Ad-Dahhak, Ibnu Zaid, dan lain-lainnya. Hal ini menunjukkan akan kekuasaan Tuhan Yang Maha Pencipta, dan merupakan bukti yang jelas lagi gamblang. Makna ini sama dengan apa yang disebutkan di dalam ayat lain melalui firman-Nya:

Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang benderang. (Al-Lail: 1-2)

Juga sama dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎:

Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketentuan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (Al-An’am: 96)

Tafsir as-Sa’di (Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan)

1-3. Allah bersumpah dengan siang bila cahayanya mulai tersebar, yaitu waktu dhuha, dan juga dengan malam, “apabila telah sunyi,” dan gelap gulita, atas perhatian Allah terhadap RasulNya seraya berfirman, “Rabbmu tiada meninggalkan kamu,” yakni tidak meninggalkanmu sejak Dia memperhatikanmu dan tidak menelantarkanmu sejak memelihara dan merawatmu, tapi Dia senantiasa mendidikmu dengan pendidikan yang paling sempurna dan mengangkatmu satu derajat demi satu derajat, “dan tiada (pula) benci kepadamu,”maksudnya Allah tidaklah membencimu, sejak Dia mencintaimu, karena menafikan kebaikan sesuatu menunjukkan penegasan atas kebalikannya. Penafian semata bukanlah pujian kecuali bila penafian tersebut mengandung penegasan kesempurnaan. Inilah keadaan Rasulullah sebelum dan sesudahnya, yaitu kondisi yang paling sempurna. Kecintaan Allah padanya serta terus berlalunya cinta itu, senantiasa naiknya derajat kesempurnaan Rasulullah dan perhatian Allah pada beliau.

Tafsir Ringkas Kemenag (Kementrian Agama Republik Indonesia)

Dan demi malam apabila telah sunyi dan gelap. Ketika matahari bergeser ke tempat lain, belahan bumi yang ditinggalkannya beranjak tenang dan gelap, menjadi waktu yang tepat untuk istirahat. 3. Wahai nabi, tidak adanya wahyu yang turun kepadamu dalam beberapa hari ini bukan karena Allah membencimu. Tuhanmu yang telah memilihmu sebagai nabi dan rasul tidak akan meninggalkan engkau sendirian dalam menyampaikan risalah dan tidak pula membencimu.


Adh-Dhuha Ayat 2 Arab-Latin, Terjemah Arti Adh-Dhuha Ayat 2, Makna Adh-Dhuha Ayat 2, Terjemahan Tafsir Adh-Dhuha Ayat 2, Adh-Dhuha Ayat 2 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Adh-Dhuha Ayat 2


Tafsir Surat Adh-Dhuha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11