{92} Al-Lail / الليل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشرح / Al-Insyirah {94} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Adh-Dhuha الضحى (Waktu Matahari Sepenggalahan Naik (Dhuha)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 93 Tafsir ayat Ke 3.
مَا وَدَّعَكَ رَبُّكَ وَمَا قَلَىٰ ﴿٣﴾
mā wadda’aka rabbuka wa mā qalā
QS. Adh-Dhuha [93] : 3
Tuhanmu tidak meninggalkan engkau (Muhammad) dan tidak (pula) membencimu,
Allah bersumpah demi waktu dhuha. Yang dimaksud dengannya adalah seluruh waktu siang. Dia juga bersumpah demi malam saat sunyi dari (kebisingan) makhluk dan sangat gelap. Allah bersumpah dengan makhluk-makhluk-Nya yang dikehendaki-Nya. Adapun makhluk, ia tidak boleh bersumpah dengan selain sang Penciptanya, karena bersumpah dengan selain Allah adalah syirik. Wahai Rasul, tidaklah Tuhanmu meninggalkanmu dan tidak pula benci dengan menangguhkan turunnya wahyu kepadamu.
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu. (Adh-Dhuha: 3)
Artinya, Dia tidak meninggalkanmu.
dan tiada (pula) benci kepadamu. (Adh-Dhuha: 3)
Yakni Dia tidak murka kepadamu.
dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu daripada permulaan. (Adh-Dhuha: 4)
Sesungguhnya negeri akhirat itu lebih baik bagimu daripada negeri ini (dunia). Karena itu, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ adalah orang yang paling zuhud terhadap perkara dunia dan paling menjauhinya serta paling tidak menyukainya, sebagaimana yang telah dimaklumi dari perjalanan hidup beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ketika Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ disuruh memilih di usia senjanya antara hidup kekal di dunia sampai akhir usia dunia —kemudian ke surga— dan antara kembali ke sisi Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memilih apa yang ada di sisi Allah daripada dunia yang rendah ini.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yazid, telah menceritakan kepada kami Al-Mas’udi, dari Amr ibnu Murrah, dari Ibrahim An-Nakha’i, dari Alqamah, dari Abdullah ibnu Mas’ud yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berbaring di atas hamparan tikar sehingga anyaman tikar yang kasar itu membekas di lambungnya. Ketika beliau bangkit dari berbaringnya, maka aku (Ibnu Mas’ud) mengusap lambung beliau dan kukatakan kepadanya, “Wahai Rasulullah, izinkanlah kepada kami untuk menggelarkan kasur di atas tikarmu.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Apakah hubungannya antara aku dan dunia, sesungguhnya perumpamaan antara aku dan dunia tiada lain bagaikan seorang musafir yang berteduh di bawah naungan sebuah pohon, kemudian dia pergi meninggalkannya.
Imam Turmuzi dan Imam Ibnu Majah meriwayatkannya melalui hadis Al-Mas’udi, dan Imam Turmuzi mengatakan bahwa hadis ini kalau tidak hasan berarti sahih.
1-3. Allah bersumpah dengan siang bila cahayanya mulai tersebar, yaitu waktu dhuha, dan juga dengan malam, “apabila telah sunyi,” dan gelap gulita, atas perhatian Allah terhadap RasulNya seraya berfirman, “Rabbmu tiada meninggalkan kamu,” yakni tidak meninggalkanmu sejak Dia memperhatikanmu dan tidak menelantarkanmu sejak memelihara dan merawatmu, tapi Dia senantiasa mendidikmu dengan pendidikan yang paling sempurna dan mengangkatmu satu derajat demi satu derajat, “dan tiada (pula) benci kepadamu,”maksudnya Allah tidaklah membencimu, sejak Dia mencintaimu, karena menafikan kebaikan sesuatu menunjukkan penegasan atas kebalikannya. Penafian semata bukanlah pujian kecuali bila penafian tersebut mengandung penegasan kesempurnaan. Inilah keadaan Rasulullah sebelum dan sesudahnya, yaitu kondisi yang paling sempurna. Kecintaan Allah padanya serta terus berlalunya cinta itu, senantiasa naiknya derajat kesempurnaan Rasulullah dan perhatian Allah pada beliau.
Wahai nabi, tidak adanya wahyu yang turun kepadamu dalam beberapa hari ini bukan karena Allah membencimu. Tuhanmu yang telah memilihmu sebagai nabi dan rasul tidak akan meninggalkan engkau sendirian dalam menyampaikan risalah dan tidak pula membencimu. 4. Dan sungguh, yang kemudian itu lebih baik bagimu dari yang permulaan. Akhirat beserta pahala yang Allah sediakan untukmu itu lebih baik daripada dunia ini. Kenikmatan akhirat bersifat abadi, sedangkan kehidupan dunia hanya sementara.
Adh-Dhuha Ayat 3 Arab-Latin, Terjemah Arti Adh-Dhuha Ayat 3, Makna Adh-Dhuha Ayat 3, Terjemahan Tafsir Adh-Dhuha Ayat 3, Adh-Dhuha Ayat 3 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Adh-Dhuha Ayat 3
Tafsir Surat Adh-Dhuha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)