Dahulu Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhuma pernah menceritakan perihal ayahnya (Basyir) yang hendak memberinya hadiah dan ingin agar Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai saksinya, lalu sampailah Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam mengajukan pertanyaan:
فَقَالَ: أَلَهُ إِخْوَةٌ؟ قَالَ: نَعَمْ، قَالَ: أَفَكُلَّهُمْ أَعْطَيْتَ مِثْلَ مَا أَعْطَيْتَهُ؟ ، قَالَ: لَا، قَالَ: فَلَيْسَ يَصْلُحُ هَذَا، وَإِنِّي لَا أَشْهَدُ إِلَّا عَلَى حَقٍّ
“Apakah anakmu memiliki saudara?” dia (Basyir) menjawab, “Iya”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bertanya lagi, “Apakah engkau beri semua anakmu, sebagaimana engkau memberikan kepada anakmu yang ini (Nu’man)?”
Dia menjawab, “Tidak”, lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam pun bersabda, “Ini tidak baik (tidak adil), sejatinya saya tidak ingin menjadi saksi kecuali di atas kebenaran”
(HR Muslim, no. 1624).