Ath-Thabarani: Betapa Dahsyatnya Fitnah Syahwat!

Berkata Ath-Thabarani rahimahullah,

‏الشهوة أمرها خطير وشرها جسيم، فكم من عابد لله حولته الشهوة إلى فاسق ،وكم من عالم حولته إلى جاهل ، وكم أخرجت أناسا من الدين كانوا في نظر من يعرفهم أبعد الناس عن الضلال والانحراف

“Syahwat perkaranya sangat berbahaya dan kejelekannya sangat besar. Maka betapa banyak seorang ahli ibadah tergelincir menjadi orang yang fasiq dikarenakan syahwatnya. Demikian pula orang yang berilmu, syahwat telah mengubahnya menjadi orang yang jahil. Dan betapa sering syahwat mengeluarkan manusia dari agama padahal menurut pandangan orang-orang yang mengenali mereka, mereka adalah orang yang paling jauh dari kesesatan dan penyelewengan.”

(Mushonnaf Ibni Abi Syaibah, 4/46)

Apa Itu Syahwat dalam Islam?

Secara bahasa, syahwat berarti keinginan atau hasrat. Dalam Al-Qur’an, kata ini sering digunakan untuk menggambarkan keinginan manusia terhadap harta, wanita, anak-anak, makanan, atau kedudukan.

Allah berfirman:

“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak, dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
(QS. Ali Imran: 14)

Artinya, syahwat itu bukan sesuatu yang haram secara mutlak. Namun, ketika syahwat dibiarkan mendominasi akal dan iman, ia akan menyeret manusia ke dalam kebinasaan.

Bahaya Syahwat Menurut Ath-Thabarani

Ath-Thabarani menjelaskan tiga bentuk kerusakan yang ditimbulkan syahwat:

1. Syahwat Menjerumuskan Ahli Ibadah

Seseorang bisa sangat rajin beribadah – shalat malam, puasa sunnah, tilawah Al-Qur’an – tetapi tetap saja kalah oleh syahwat. Betapa banyak ahli ibadah yang akhirnya tergelincir dalam dosa besar karena tidak mampu menjaga diri dari godaan hawa nafsu.

Contoh nyata:

  • Ada orang yang kuat dalam shalat, tetapi lemah menjaga pandangan.

  • Ada yang rajin puasa, tetapi tidak mampu mengendalikan lisannya.

  • Ada yang sibuk ibadah ritual, tetapi tergoda oleh harta haram.

Semua itu menunjukkan bahwa syahwat bisa menghancurkan benteng amal ibadah jika tidak dikendalikan.

2. Syahwat Mengubah Orang Berilmu Menjadi Jahil

Ilmu tanpa pengendalian diri adalah bahaya besar. Seorang alim bisa berubah menjadi jahil ketika syahwat menguasai hatinya. Ilmu yang dimiliki tidak lagi diamalkan, bahkan bisa disalahgunakan untuk membenarkan hawa nafsu.

Inilah mengapa Rasulullah ﷺ bersabda:

“Orang yang paling keras siksaannya pada hari kiamat adalah orang yang berilmu, tetapi Allah tidak memberikan manfaat kepadanya dengan ilmunya.”
(HR. Thabrani)

Ilmu seharusnya menjadi cahaya, tetapi cahaya itu bisa padam jika syahwat merusak keikhlasan.

3. Syahwat Mengeluarkan Manusia dari Agama

Peringatan paling keras dari Ath-Thabarani adalah bahwa syahwat bisa menjerumuskan manusia hingga keluar dari agama.

Hal ini terjadi ketika seseorang terus-menerus menuruti hawa nafsunya hingga berani menghalalkan yang haram, mengingkari perintah Allah, atau meremehkan dosa. Dari sini, syahwat bukan hanya menjadi pintu dosa, tetapi bisa menjadi jalan murtad.

Mengapa Syahwat Begitu Berbahaya?

Ada beberapa alasan mengapa syahwat menjadi ujian yang sangat berat:

  1. Fitnah yang Halus – berbeda dengan ujian lain, syahwat sering datang dalam bentuk kenikmatan, sehingga banyak orang terlena.

  2. Musuh dari Dalam – syahwat berasal dari dalam diri manusia, sehingga lebih sulit dikendalikan dibanding musuh dari luar.

  3. Pintu Masuk Setan – setan sering menggunakan syahwat untuk memperdaya manusia, karena ia tahu kelemahan kita.

  4. Menghancurkan Amal – sekali tergelincir dalam syahwat, amal yang dibangun bertahun-tahun bisa hancur seketika.

Cara Mengendalikan Syahwat Menurut Islam

Islam tidak hanya memperingatkan, tetapi juga memberikan solusi untuk mengendalikan syahwat:

1. Menundukkan Pandangan

Rasulullah ﷺ bersabda:

“Pandangan adalah panah beracun dari panah-panah setan. Barang siapa menundukkan pandangannya karena Allah, niscaya Allah akan memberikan manisnya iman dalam hatinya.”
(HR. Al-Hakim)

2. Menjaga Ibadah dan Zikir

Ibadah yang konsisten menjaga hati tetap hidup. Zikir dan doa menjadi benteng dari godaan syahwat.

3. Puasa Sunnah

Rasulullah ﷺ menganjurkan pemuda yang belum mampu menikah untuk berpuasa, karena puasa bisa menahan syahwat.

4. Menikah

Pernikahan adalah solusi halal untuk menyalurkan syahwat. Islam sangat menganjurkan menikah bagi yang mampu.

5. Menjauhi Sarana Maksiat

Syahwat sering tumbuh dari hal kecil: tontonan, pergaulan, atau bacaan. Menutup pintu syahwat lebih mudah daripada melawannya setelah besar.

Pelajaran Penting dari Nasihat Ath-Thabarani

Dari kutipan tersebut, ada beberapa pelajaran penting:

  1. Tidak boleh merasa aman dari syahwat. Siapa pun – ahli ibadah atau alim – bisa tergelincir.

  2. Ilmu tanpa pengendalian diri bisa menjadi bumerang.

  3. Syahwat adalah ujian sepanjang hidup. Selama masih bernapas, kita harus waspada.

  4. Kemenangan sejati adalah menguasai diri, bukan dikuasai nafsu.

Penutup

Nasihat Ath-Thabarani rahimahullah menjadi pengingat bahwa syahwat bukan perkara sepele. Ia bisa menghancurkan ahli ibadah, merusak orang berilmu, bahkan mengeluarkan manusia dari agama.

Maka, tugas kita adalah selalu berjuang melawan syahwat dengan iman, ilmu, dan amal. Sebab, sebagaimana sabda Nabi ﷺ:

“Orang yang kuat bukanlah yang pandai bergulat, tetapi orang yang kuat adalah yang mampu menahan dirinya ketika marah.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Demikianlah bahaya syahwat dalam pandangan ulama, semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk mengendalikannya.