Imam Al-Hasan al-Bashri : Berhati-Hatilah Dengan Orang Yang Suka Membicarakan Orang Lain

Berkata Imam Al-Hasan al-Bashri rahimahullah,

احذر مِمّن نقل إليك حديث غيرك، فإنه سينقل إلى غيرك حديثك

”Berhati-hatilah dari orang yang suka bercerita kepadamu perihal orang lain, karena suatu saat ia pasti akan menceritakan perihal dirimu pada orang lain.”

(Adabul Hasan al-Bashri, 37)

Mengapa Harus Waspada?

Imam Al-Hasan mengingatkan agar berhati-hati terhadap orang yang gemar menyampaikan cerita tentang orang lain. Mengapa? Karena kebiasaan tersebut adalah tanda bahwa ia juga tidak akan segan menceritakan tentang kita kepada orang lain.

Artinya, seseorang yang suka membuka aib orang lain pada hakikatnya tidak bisa menjaga rahasia. Jika ia mudah menyingkap aib saudaranya, maka jangan berharap ia akan amanah menjaga aib kita.

Hubungan dengan Ghibah

Dalam Islam, membicarakan orang lain dengan sesuatu yang tidak disukainya disebut ghibah. Rasulullah ﷺ bersabda:

“Ghibah adalah engkau menyebutkan sesuatu tentang saudaramu yang tidak ia sukai.”
(HR. Muslim)

Orang yang suka menukil pembicaraan orang lain sesungguhnya sedang mengajarkan kebiasaan ghibah. Dan jika dibiarkan, kebiasaan ini akan merusak persaudaraan, memecah belah masyarakat, dan menghilangkan keberkahan.

Dampak Negatif Berteman dengan Orang yang Suka Membicarakan Orang Lain

1. Hilangnya Kepercayaan

Teman yang suka menyebarkan cerita orang lain sulit dipercaya. Sekalipun ia tampak dekat, kita selalu waspada bahwa suatu saat ia bisa mengkhianati kepercayaan.

2. Menularnya Kebiasaan Buruk

Kebiasaan berbicara buruk tentang orang lain bisa menular. Jika kita sering mendengarkan, tanpa sadar kita bisa ikut-ikutan menambahkan komentar atau bahkan mulai membicarakan orang lain juga.

3. Rusaknya Persaudaraan

Fitnah, ghibah, dan adu domba sering kali bermula dari orang yang suka mengisahkan aib orang lain. Jika dibiarkan, hubungan pertemanan dan persaudaraan bisa retak.

4. Mengundang Murka Allah

Ghibah adalah dosa besar. Allah menggambarkannya dalam Al-Qur’an sebagai perbuatan menjijikkan, layaknya seseorang memakan daging saudaranya sendiri yang sudah mati (QS. Al-Hujurat: 12).

Bagaimana Menyikapi Orang yang Suka Membicarakan Orang Lain?

1. Jangan Langsung Percaya

Saat ada orang yang menceritakan sesuatu tentang orang lain, jangan terburu-buru mempercayainya. Allah berfirman:

“Wahai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa berita, maka periksalah dengan teliti…”
(QS. Al-Hujurat: 6)

2. Alihkan Pembicaraan

Jika seseorang mulai membicarakan orang lain, lebih baik alihkan pembicaraan ke hal yang bermanfaat. Dengan begitu, kita tidak ikut terjerumus dalam dosa ghibah.

3. Ingatkan dengan Lemah Lembut

Sesekali, tidak ada salahnya menasihati teman yang suka bercerita tentang orang lain. Ingatkan dengan cara yang baik bahwa setiap kata yang diucapkan akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.

4. Batasi Interaksi Jika Perlu

Jika sudah diingatkan tapi tetap tidak berubah, sebaiknya batasi interaksi dengan orang tersebut. Hal ini bukan berarti memutus silaturahmi, tetapi menjaga diri dari kebiasaan buruk yang bisa berpengaruh negatif.

Hikmah yang Bisa Diambil dari Nasihat Ini

  1. Pentingnya menjaga lisan – Lisan adalah salah satu sumber dosa terbesar. Dengan menjaga lisan, kita menjaga kehormatan diri.

  2. Bijak dalam memilih teman – Teman dekat sangat berpengaruh pada kepribadian kita. Maka, pilihlah teman yang bisa menjaga rahasia dan menutupi aib, bukan sebaliknya.

  3. Nilai kejujuran dan amanah – Orang yang amanah akan selalu menjaga rahasia. Sebaliknya, orang yang suka menyebarkan cerita membuktikan bahwa ia tidak layak dipercaya.

  4. Menjaga kehormatan orang lain – Islam mengajarkan untuk menjaga kehormatan saudara Muslim. Menutupi aib orang lain adalah tanda kebaikan hati dan akhlak mulia.

Relevansi Nasihat Ini di Era Digital

Media Sosial dan “Ghibah Online”

Di zaman sekarang, kebiasaan membicarakan orang lain tidak hanya terjadi secara langsung, tetapi juga di media sosial. Banyak orang tanpa sadar menyebarkan aib, gosip, atau berita bohong hanya dengan sekali klik.

Pentingnya Menyaring Informasi

Nasihat Imam Al-Hasan al-Bashri juga relevan untuk mengingatkan kita agar tidak mudah menyebarkan informasi yang belum jelas kebenarannya. Setiap postingan, komentar, atau share yang kita lakukan akan dimintai pertanggungjawaban.

Menjadi Muslim yang Bijak

Daripada menghabiskan waktu untuk membicarakan kekurangan orang lain, lebih baik gunakan media sosial untuk berbagi kebaikan, ilmu, dan motivasi yang bermanfaat.

Penutup

Nasihat Imam Al-Hasan al-Bashri rahimahullah adalah peringatan agar kita tidak tertipu dengan orang yang gemar membicarakan orang lain. Karena pada akhirnya, orang seperti itu juga akan membicarakan kita di hadapan orang lain.

Menjaga lisan, memilih teman yang baik, dan berhati-hati dalam berbicara adalah bagian dari akhlak mulia seorang Muslim. Dengan mengamalkan nasihat ini, kita bukan hanya menjaga diri dari dosa ghibah, tetapi juga memperkuat ukhuwah Islamiyah dan membangun masyarakat yang lebih harmonis.