Syaikh Sulaiman bin Salimullah Ar-Ruhaily -حفظه الله-
بسم الله الرحمن الرحيم
Pertanyaan :
Apa saran dan arahan anda untuk seorang da’i dalam metode berdakwah kepada orang awam?
Jawab :
Seorang da’i seperti da’i yang lainnya. Hendaklah Ia berdakwah di jalan Allah. maka yang perlu di perhatikan di dalam berdakwah di jalan Allah adalah :
1. Ikhlas dalam berdakwah
2. Hati yang bersih dan tulus. Tidak menginginkan ketenaran ataupun dikenal. Tidak menginginkan pujian dan sanjungan. Ia berdakwah hanya menginginkan keridhaan Allah Azza Wa Jalla dengan memberikan manfaat(ilmu) kepada kaum muslimin.
Maka wajib bagi seorang da’i berdakwah di jalan Allah. Tidak menyeru kepada dirinya dengan tujuan agar dikenal(khalayak manusia) dan sebagainya. Tidak menyeru kepada kelompok dan golongan.
Ada sebagian manusia, mereka menjadikan dakwah sebagai wasilah untuk menghimpun manusia diatas kelompok dan golongan tertentu. Maka hal ini BUKAN BERDAKWAH DI JALAN ALLAH, akan tetapi INI DAKWAH KEPADA KELOMPOK DAN GOLONGAN.
Poin pertama:
hendaklah seorang da’i berdakwah di jalan Allah.
Poin kedua:
hendaklah seorang da’i berdakwah diatas ilmu yang bersumber kepada KITABULLAH dan Sunnah(Ajaran) Rasulullah ﷺ. Ia TIDAK MENGGUNAKAN METODE BARU(dalam berdakwah) yang menyelisihi Kitabullah dan Sunnah(Ajaran) Rasulullah ﷺ.
Maka, seutama-utamanya dakwah adalah berdakwah menyeru kepada tauhid. Tidak ada penisbatan salafiyyah tanpa (dakwah) tauhid. Ia mengagungkan tauhid dan mengutamakan (dakwah) tauhid. Tauhid yang pertama kali(ia dakwahkan).
Hendaklah seorang da’i senantiasa bersemangat dalam menyeru manusia kepada tauhid(mengEsakan) Allah.
Mentauhidkan Allah merupakan hak dan kewajiban yang paling besar dan mulia untuk di ketahui dan juga dipelajari. Tiada Hak(perintah) yang lebih agung dan lebih tinggi daripada Tauhid. Tiada kebaikan pada seorang hamba kecuali dengan Tauhid.
Maka, mesti dimulai dengan berdakwah kepada tauhid dan Menyeru manusia kepada ajakan untuk kembali kepada (pemahaman) para sahabat Rasulullah ﷺ dengan cara yang baik.
Poin ketiga:
hendaklah berdakwah dengan hikmah. Berdakwah yang bersifat mengajak, bukan bersifat menjauhi. Ia mengajak kepada kebenaran dengan cara yang benar.
Poin keempat:
Ia senantiasa berlemah lembut dalam berdakwah. karena hal ini merupakan bagian dakwah. Tidaklah sikap berlemah-lembut ada pada suatu perkara,melainkan ia akan menghiasinya. Apabila dalam syariat memerintahkan agar bersikap tegas, maka seorang da’i wajib bersabar(terhadap gangguan) dan ia tetap bersikap tegas(mengikuti syariat). Karena hal ini merupakan perintah Allah. Ia menjadikan perintah Allah sebagai landasannya. Tunduk patuh kepada perintah Allah. Ia tidak mengatakan: ” saya tetap menggunakan cara lemah-lembut dalam berdakwah sekalipun syariat memerintahkan untuk bersikap tegas”. Karena perkara ini jelas menyelisihi syariat Allah. Dan seorang da’i tidak bersikap keras, jika bisa dengan cara lemah-lembut(sesuai syari’at).
Poin kelima:
hendaklah seorang da’i bergaul dengan manusia dengan memperhatikan hak-haknya. Menjadi tetangga yang baik. Bermuamalah dengan manusia dengan baik, Karena mereka adalah orang awam.
Ajaklah mereka untuk bertauhid kepada Allah. membantu manusia dan senantiasa murah senyum kepada mereka.
Ada salah seorang pengunjung datang kepadaku,lalu ia berkata: wahai syaikh, kami menjumpai para pemuda. MasyaAllah mereka berada dalam kebaikan. Mereka sholat di masjid, mereka menjaga sholat tepat waktu, mereka berdakwah kepada manusia dan sebagainya. Akan tetapi mereka seperti ular hitam. Kita belum pernah melihat mereka tersenyum, maka aku katakan kepada mereka sambil bercanda: ” mungkin mereka mengemban beban umat manusia “.
Kita mesti murah senyum dan berlemah lembut kepada orang awam. Apabila telah datang perintah Allah, kita berjalan diatas jalan yang Allah perintahkan kepada kita, kita tidak bersikap memihak dan berbasa-basi(terhadap syari’at). Akan tetapi tatkala kita berhadapan dengan orang awam, kita mengajak mereka(kepada tauhid) dan kita tetap bermuamalah dengan mereka dengan baik. Kita bermurah senyum, membantu mereka dan menolong mereka.
Ini adalah jalan yang akan menghasilkan kebaikan -insyaAllah- . Dan saya yakin bahwa umat ini tak akan mendapatkan kebahagiaan, kemuliaan, kekuatan, pertolongan dan diangkatnya musibah(dari mereka), kecuali dengan kembali kepada pemahaman para sahabat Rasulullah ﷺ
Maka, wajib bagi kita sebagai penuntut ilmu untuk terus berusaha(berdakwah) di dalam mengajak umat manusia untuk kembali kepada pemahaman para sahabat atau minimal mendekatinya. Dan hal itu bisa tercapai dengan menggunakan cara-cara bijak yang Allah Azza Wa Jalla tetapkan.
Mudah-mudahan dengan penjelasan ini, bisa difahami. Wallahu A’lam
Alih bahasa : Ustadz Abu Rayyan Sakti, Lc.
Sumber :
http://www.tasfiatarbia.org/vb/showthread.php?t=21926
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)