Parenting: Inilah Bentuk Kasih Sayang Pada Anak Yang Sesungguhnya

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah,

“Hakikat kasih sayang kepada anak adalah dengan memerintahkan mereka untuk mengamalkan syariat Islam dan membiasakan diri dengannya, karena hal ini tidak diragukan lagi merupakan bagian dari pendidikan yang baik dan bimbingan yang sempurna.”

(Majmu’ al-Fatawa, 19/ 84)

Makna Kasih Sayang dalam Islam

Kasih sayang dalam Islam bukan hanya sebatas perasaan cinta dan perhatian. Kasih sayang adalah bentuk kepedulian yang nyata, yaitu mengarahkan seseorang agar tetap berada di jalan yang benar. Allah Ta’ala sendiri menurunkan agama ini sebagai rahmat bagi seluruh alam. Rasulullah ﷺ juga digambarkan sebagai sosok yang penuh kasih sayang kepada umatnya, tidak hanya dengan ucapan tetapi juga dengan bimbingan agar manusia tidak tersesat.

Maka, ketika orang tua menyayangi anaknya, bentuk kasih sayang itu seharusnya meniru kasih sayang Allah dan Rasul-Nya, yaitu dengan mengarahkan anak menuju ketaatan kepada Allah dan menjauhi larangan-Nya.

Kasih Sayang Bukan Hanya Memberi Fasilitas Duniawi

Banyak orang tua yang merasa telah menyayangi anaknya karena memberikan fasilitas duniawi seperti makanan lezat, pakaian bagus, atau pendidikan umum yang tinggi. Tidak salah memberikan semua itu, karena anak memang berhak mendapatkannya. Akan tetapi, jika kasih sayang hanya sebatas dunia, itu adalah kasih sayang yang belum sempurna.

Kasih sayang yang sejati adalah ketika orang tua tidak hanya peduli pada urusan dunia anak, tetapi juga pada kehidupan akhiratnya. Membiasakan anak shalat sejak kecil, mengajarkan membaca Al-Qur’an, menanamkan adab Islami, serta melatih mereka untuk mengenal halal dan haram adalah bentuk kasih sayang yang jauh lebih mulia.

Pendidikan Islam sebagai Bentuk Kasih Sayang

Ucapan Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah menekankan bahwa mendidik anak dengan syariat adalah bentuk kasih sayang. Hal ini sejalan dengan firman Allah:

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka…”
(QS. At-Tahrim: 6)

Ayat ini menunjukkan bahwa tanggung jawab utama orang tua bukan hanya mencari nafkah, tetapi juga menjaga anak-anaknya agar tidak terjerumus ke dalam dosa yang bisa menjerumuskan ke neraka.

Maka, mengajarkan syariat Islam sejak dini merupakan bentuk kasih sayang yang paling nyata, karena orang tua sedang berusaha menyelamatkan anaknya dari siksa akhirat.

Cara Menerapkan Kasih Sayang Islami kepada Anak

1. Membiasakan Anak dengan Shalat

Shalat adalah tiang agama. Nabi ﷺ bersabda agar orang tua memerintahkan anak shalat ketika berusia tujuh tahun. Membiasakan anak shalat bukan hanya menjadikan mereka disiplin dalam ibadah, tetapi juga membentuk jiwa yang taat kepada Allah.

2. Mengajarkan Membaca dan Mencintai Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah petunjuk hidup. Orang tua yang mengajarkan anaknya membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an berarti telah memberikan bekal kasih sayang yang luar biasa besar.

3. Menanamkan Akhlak Mulia

Islam tidak hanya berbicara tentang ibadah ritual, tetapi juga akhlak. Orang tua harus menanamkan kejujuran, sopan santun, menghormati orang tua, serta sikap tolong-menolong kepada anak.

4. Melatih Anak Menjauhi Larangan

Kasih sayang juga berarti mencegah anak dari keburukan. Jika anak mulai terbiasa dengan kebiasaan buruk seperti berkata kasar, berbohong, atau malas ibadah, maka orang tua harus segera mengingatkan dengan cara yang bijak.

5. Memberikan Teladan yang Baik

Anak akan lebih mudah meniru daripada mendengar nasihat. Maka, orang tua harus menjadi teladan dalam ketaatan, seperti rajin shalat, membaca Al-Qur’an, serta menjaga adab.

Perbedaan Kasih Sayang Sejati dan Kasih Sayang Semu

Kasih Sayang Sejati Kasih Sayang Semu
Mendidik anak dengan syariat Islam Hanya memberikan fasilitas duniawi
Mengajarkan shalat, Al-Qur’an, akhlak Membiarkan anak sibuk dengan hiburan
Menjaga dari api neraka Fokus pada kesenangan sesaat
Memberikan teladan dalam kebaikan Menuruti semua keinginan anak tanpa batas

Dari perbandingan di atas, jelas bahwa kasih sayang sejati jauh lebih bermanfaat, karena menyelamatkan anak bukan hanya di dunia tetapi juga di akhirat.

Hikmah dari Perkataan Asy-Syaikh Utsaimin

Ada beberapa hikmah yang bisa kita ambil dari perkataan ulama besar ini:

  1. Kasih sayang sejati adalah pendidikan Islami.
    Orang tua yang mendidik anak dengan agama berarti benar-benar menyayanginya.

  2. Dunia hanyalah sarana, akhirat adalah tujuan.
    Segala fasilitas duniawi tidak ada nilainya jika anak jauh dari agama.

  3. Tanggung jawab orang tua sangat besar.
    Anak adalah amanah dari Allah, sehingga orang tua wajib menjaganya dengan pendidikan yang benar.

  4. Bimbingan yang sempurna adalah bimbingan Islami.
    Pendidikan yang baik tidak bisa dilepaskan dari syariat Islam.

Relevansi dengan Kondisi Zaman Sekarang

Di era modern, banyak orang tua yang sibuk bekerja sehingga waktu untuk mendidik anak dengan agama sangat minim. Anak-anak lebih sering bersama gadget, tontonan, dan pergaulan yang tidak terkontrol.

Jika orang tua hanya menuruti keinginan anak tanpa membimbingnya dengan agama, maka kasih sayang itu bisa menjerumuskan. Sebaliknya, jika orang tua membatasi anak demi kebaikan akhiratnya, mungkin anak merasa tidak bebas, tetapi itu justru bentuk kasih sayang sejati.

Penutup

Kasih sayang kepada anak bukanlah sebatas memberi makan, pakaian, dan fasilitas duniawi. Kasih sayang sejati adalah mendidik anak dengan syariat Islam, sebagaimana dijelaskan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullah.

Membiasakan anak dengan shalat, Al-Qur’an, akhlak mulia, serta menjaga mereka dari keburukan adalah investasi terbesar orang tua. Dunia bisa saja hilang, tetapi bekal agama akan menjadi penerang bagi anak di dunia dan akhirat.

Semoga kita sebagai orang tua mampu memberikan kasih sayang yang sejati dengan mendidik anak-anak kita sesuai tuntunan Islam.