Berkata Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafizhahullah,
أيتها المسلمة، إن الحجاب يصونك من النظرات المسمومة، الصادرة من مرضى القلوب وكلاب البشر، ويقطع عنك الأطماع المسعورة، فالزميه وتمسكي به، ولا تلتفتي للدعايات المغرضة، التي تحارب الحجاب أو تقلل من شأنه فإنها تريد لك الشر. كما قال الله تعالى: وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا
“Wahai wanita muslimah, sesungguhnya hijab menjaga dan melindungimu dari pandangan-pandangan buruk yang berasal dari orang-orang yang hatinya sakit, serta mencegah berbagai niat jahat yang muncul dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Maka kenakanlah hijab dan berpegang teguhlah dengannya. Jangan hiraukan propaganda negatif yang memerangi atau meremehkan kedudukan hijab, karena sesungguhnya mereka menginginkan keburukan bagimu. Sebagaimana firman Allah Ta’ala: ‘Dan orang-orang yang mengikuti hawa nafsu itu menginginkan agar kamu menyimpang sejauh-jauhnya.'”
(Tanbihat ala Ahkam Takhtasshu bil mu’minat 46)
Hijab sebagai Benteng dari Pandangan yang Beracun
Hijab adalah pelindung yang Allah tetapkan untuk menjaga kehormatan wanita Muslimah. Dalam nasihatnya, Syaikh Al-Fauzan menyebutkan bahwa hijab “menjagamu dari pandangan-pandangan beracun yang keluar dari hati orang yang sakit.”
Pandangan yang tidak terjaga bisa menjadi sumber fitnah. Dalam Al-Qur’an, Allah telah memerintahkan baik laki-laki maupun perempuan untuk menundukkan pandangan. Allah berfirman:
قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya…”
(QS. An-Nur: 30)
Bagi wanita, hijab adalah sarana nyata untuk membantu menjaga diri dari pandangan tersebut. Ia bukan bentuk pengekangan, tetapi perlindungan — seperti benteng yang menjaga permata agar tidak ternoda.
Propaganda yang Menyerang Hijab: Sebuah Ujian Zaman Modern
Dalam kalimat nasihatnya, Syaikh Al-Fauzan juga mengingatkan agar wanita Muslimah tidak tertipu oleh propaganda yang memerangi hijab.
Hari ini, propaganda itu bisa datang dalam berbagai bentuk:
-
Kampanye “kebebasan berpakaian” yang menolak syariat.
-
Media sosial yang menggambarkan hijab sebagai penghalang karier atau gaya hidup.
-
Film dan iklan yang menampilkan citra negatif terhadap wanita berhijab.
Padahal, sebagaimana disebutkan dalam ayat yang dikutip oleh Syaikh Al-Fauzan:
وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلًا عَظِيمًا
“Dan orang-orang yang mengikuti hawa nafsu itu menginginkan agar kamu menyimpang sejauh-jauhnya.”
(QS. An-Nisa: 27)
Artinya, ada pihak-pihak yang memang ingin agar wanita Muslimah menjauh dari fitrahnya. Mereka ingin agar aurat terbuka, agar perbedaan antara yang taat dan yang lalai menjadi kabur. Karena itu, wanita beriman harus cerdas melihat arah dunia dan kembali kepada petunjuk wahyu.
Hijab dan Kehormatan: Nilai yang Tak Tergantikan
Hijab bukan sekadar kewajiban, melainkan kehormatan yang Allah anugerahkan kepada wanita Muslimah. Ia adalah tanda ketaatan, bukti cinta kepada syariat, dan lambang kesucian hati.
Setiap kali seorang wanita mengenakan hijab dengan niat karena Allah, maka ia sedang:
-
Menyatakan ketaatan kepada perintah-Nya.
-
Menjaga dirinya dari fitnah dan pandangan yang tidak halal.
-
Menguatkan identitasnya sebagai Muslimah yang beriman.
Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sesungguhnya dunia adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah wanita yang shalihah.”
(HR. Muslim no. 1467)
Hijab adalah bagian dari keshalihan itu. Ia menjadi perhiasan yang memuliakan, bukan yang memancing fitnah.
Meneguhkan Hati dalam Berhijab
Banyak wanita Muslimah yang telah berhijab, tetapi masih menghadapi ujian:
-
Tekanan dari lingkungan atau teman kerja.
-
Rasa minder karena tidak dianggap modern.
-
Tantangan dalam mempertahankan komitmen di tengah mode dan tren.
Namun, ingatlah bahwa setiap langkah menuju ketaatan akan dibalas pahala yang besar. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّ الَّذِينَ قَالُوا رَبُّنَا اللَّهُ ثُمَّ اسْتَقَامُوا فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ
“Sesungguhnya orang-orang yang berkata: ‘Tuhan kami ialah Allah’ kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati…”
(QS. Fussilat: 30)
Teguhkan hati, karena hijab bukan sekadar pakaian — ia adalah perisai iman dan bukti kesetiaan kepada Sang Pencipta.
Pesan Cinta untuk Muslimah: Berpeganglah Teguh pada Hijabmu
Nasihat Syaikh Shalih Al-Fauzan bukan sekadar peringatan, tetapi juga ungkapan kasih sayang bagi kaum wanita Muslimah.
Beliau mengingatkan:
“Falzamiihi wa tamassakii bih — Maka kenakanlah hijab dan berpegang teguhlah dengannya.”
Artinya, jangan hanya memakai hijab karena tren, tetapi jadikan ia bagian dari identitas imanmu. Jangan lemah oleh ejekan, karena setiap langkah menuju ketaatan adalah kemenangan besar di sisi Allah.
Ingatlah, hijab bukanlah penghalang kebebasan — ia justru pembebas dari perbudakan hawa nafsu dan pandangan dunia yang menilai wanita dari fisiknya semata.
Hijab, Pilihan Mulia di Tengah Fitnah Dunia
Hijab adalah pelindung, bukan penghalang. Ia adalah bukti cinta kepada Allah dan bentuk penjagaan atas kehormatan yang tak ternilai.
Nasihat Syaikh Shalih Al-Fauzan menjadi pengingat agar setiap Muslimah:
-
Menjaga hijab dengan penuh kebanggaan.
-
Tidak goyah oleh propaganda dunia.
-
Menyadari bahwa kemuliaan sejati datang dari ketaatan, bukan dari pandangan manusia.
Semoga Allah meneguhkan hati setiap Muslimah untuk tetap berpegang pada syariat dan memuliakan dirinya dengan hijab yang sesuai tuntunan Islam.