{78} An-Naba / النبإ | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | عبس / ‘Abasa {80} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nazi’at النازِعات (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 79 Tafsir ayat Ke 27.
أَأَنْتُمْ أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ ۚ بَنَاهَا ﴿٢٧﴾
a antum asyaddu khalqan amis-samā`, banāhā
QS. An-Nazi’at [79] : 27
Apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya?
Wahai sekalian manusia, apakah menurut kalian dibangkitkannya kalian sesudah kematian lebih berat daripada menciptakan langit? Sungguh Dia telah meninggikannya di atas kalian seperti bangunan. Dia meninggikan atapnya di udara, tidak ada lubang dan tidak pula retak. Dia menjadikan malamnya gelap gulita dengan terbenamnya matahari dan menjadikan siangnya terang benderang dengan terbitnya matahari. Sesudah penciptaan langit, Dia menghamparkan bumi dan memunculkan berbagai macam manfaatnya. Dia memancarkan mata air, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan dan memancang gunung-gunung padanya sebagai pasaknya. Allah menciptakan semua kenikmatan ini untuk manfaat dan kesenangan kalian dan hewan ternak kalian. Sesungguhnya, mengembalikan penciptaan kalian kelak pada hari Kiamat adalah lebih mudah bagi Allah daripada penciptaan semuanya itu, dan semuanya itu sangat mudah bagi Allah.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, menyanggah orang-orang yang ingkar terhadap adanya hari berbangkit, yaitu hari dihidupkan-Nya kembali semua makhluk sesudah fananya.
yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit? (An-Nazi’at: 27)
Sebagai jawabannya ialah tidak demikian, langitlah yang lebih sulit penciptaannya daripada kalian. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Sesungguhnya penciptaan langit dan bumi lebih besar daripada penciptaan manusia. (Al-Mu’min: 57)
Dan tidakkah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar. Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. (Yasin: 81)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Allah telah membangunnya. (An-Nazi’at: 27)
kemudian ditafsirkan atau dijelaskan oleh firman selanjutnya:
Dia meninggikan bangunannya, lalu menyempurnakannya. (An-Nazi’at: 28)
Yakni Allah telah menjadikannya tinggi bangunannya, tak terperikan ketinggiannya, lalu semuakawasannyaamat luas dihiasi dengan bintang-bintang di malam yang gelap gulita.
Tafsir Ayat:
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman menjelaskan petunjuk terang bagi mereka yang mengingkari Hari Kebangkitan dan yang menganggap mustahil pengembalian jasad oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ, أَأَنْتُمْ “Apakah kamu,” wahai manusia, أَشَدُّ خَلْقًا أَمِ السَّمَاءُ “yang lebih sulit penciptaannya ataukah langit,” yang berbintang besar, makhluk kuat dan tinggi? بَنَاهَا رَفَعَ سَمْكَهَا “Allah telah membangunnya. Dia meninggikan bangunannya,” yaitu wujud dan bentuknya, فَسَوَّاهَا “lalu menyempurnakannya” dengan mantap dan rapi, yang membuat akal kagum dan terperangah (amat menakjubkan). وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا “Dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita,” yakni, menggelapkannya. Kegelapan menyelimuti seluruh penjuru langit sehingga membuat permukaan bumi menjadi gelap. وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا “Dan menjadikan siangnya terang benderang,” yakni, menampakkan cahaya besar padanya ketika matahari terbit. Manusia pun bertebaran untuk kepentingan-kepentingan agama dan dunia mereka.
وَالأرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ “Dan bumi sesudah itu,” yaitu setelah penciptaan langit, دَحَاهَا “dihamparkanNya,” yakni Allah جَلَّ جَلالُهُ menempatkan di dalamnya berbagai manfaat. Hal itu dijelaskan dengan Firman-Nya, أَخْرَجَ مِنْهَا مَاءَهَا وَمَرْعَاهَا وَالْجِبَالَ أَرْسَاهَا “Ia memancarkan dari padanya mata airnya, dan (menumbuhkan) tumbuh-tumbuhannya. Dan gunung-gunung dipancangkanNya dengan teguh,” yakni dikokohkan dengan bumi sehingga bumi terhampar setelah penciptaan langit sebagai-mana dijelaskan secara nash dalam ayat-ayat al-Qur`an. Bumi diciptakan sebelum penciptaan langit sebagaimana disebutkan dalam Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ,
قُلْ أَئِنَّكُمْ لَتَكْفُرُونَ بِالَّذِي خَلَقَ الْأَرْضَ فِي يَوْمَيْنِ وَتَجْعَلُونَ لَهُ أَنْدَادًا ذَلِكَ رَبُّ الْعَالَمِينَ . وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ مِنْ فَوْقِهَا وَبَارَكَ فِيهَا وَقَدَّرَ فِيهَا أَقْوَاتَهَا فِي أَرْبَعَةِ أَيَّامٍ سَوَاءً لِلسَّائِلِينَ . ثُمَّ اسْتَوَى إِلَى السَّمَاءِ وَهِيَ دُخَانٌ فَقَالَ لَهَا وَلِلْأَرْضِ ائْتِيَا طَوْعًا أَوْ كَرْهًا قَالَتَا أَتَيْنَا طَائِعِينَ . فَقَضَاهُنَّ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ فِي يَوْمَيْنِ وَأَوْحَى فِي كُلِّ سَمَاءٍ أَمْرَهَا وَزَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَحِفْظًا ذَلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ
“Katakanlah, ‘Sesungguhnya patutkah kamu kafir kepada Yang menciptakan bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (Yang bersifat) demikian itulah Rabb semesta alam.’ Dan Dia menciptakan di bumi itu gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan padanya kadar makanan-makanan (penghuninya) dalam empat masa. (Penjelasan itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya. Kemudian Dia menuju langit dan langit itu masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi, ‘Datanglah kamu berdua menurut perintahKu dengan suka hati atau terpaksa.’ Keduanya menjawab, ‘Kami datang dengan suka hati.’ Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa dan Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengeta-hui’.” (QS. Fushshilat: 9-12).
Karena itu, Dzat yang menciptakan langit besar dengan berbagai cahaya dan gugusan yang ada, serta bumi berdebu lagi tebal serta berbagai kepentingan-kepentingan makhluk dan manfaat mereka di dalamnya, pasti mampu untuk membangkitkan manusia mukallaf lalu memberi balasan atas amal perbuatan mereka. Yang berbuat baik akan mendapatkan kebaikan dan yang berbuat buruk janganlah mencela siapa pun kecuali dirinya sendiri.
Karena itulah, selanjutnya Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan datangnya Hari Kiamat kemudian pembalasan seraya berfirman,
فَإِذَا جَاءَتِ الطَّامَّةُ الْكُبْرَى * يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الإنْسَانُ مَا سَعَى * وَبُرِّزَتِ الْجَحِيمُ لِمَنْ يَرَى * فَأَمَّا مَنْ طَغَى * وَآثَرَ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا * فَإِنَّ الْجَحِيمَ هِيَ الْمَأْوَى * وَأَمَّا مَنْ خَافَ مَقَامَ رَبِّهِ وَنَهَى النَّفْسَ عَنِ الْهَوَى * فَإِنَّ الْجَنَّةَ هِيَ الْمَأْوَى
“Maka apabila malapetaka yang sangat besar (Hari Kiamat) telah datang, pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya, dan diperlihatkan neraka dengan jelas kepada setiap orang yang melihat, adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal(nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Rabbnya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Nazi’at: 34-41).
Menjelaskan keperkasaan Allah dan kelemahan manusia, Allah berfrman, ‘apakah penciptaan kamu yang lebih hebat ataukah langit yang telah dibangun-Nya’ secara logika, penciptaan langit yang demikian luas tentu lebih sulit daripada penciptaan manusia. 28. Allah telah menciptakan langit. Dia telah meninggikan bangunannya sedemikian tinggi dan kukuh lalu dia menyempurnakannya sehingga tidak kamu jumpai di sana keretakan atau bentuk-bentuk cacat lainnya.
An-Nazi’at Ayat 27 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nazi’at Ayat 27, Makna An-Nazi’at Ayat 27, Terjemahan Tafsir An-Nazi’at Ayat 27, An-Nazi’at Ayat 27 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nazi’at Ayat 27
Tafsir Surat An-Nazi’at Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)