{112} Al-Ikhlas / الإخلاص | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الناس / An-Nas {114} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Falaq الفلق (Waktu Subuh) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 113 Tafsir ayat Ke 4.
وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ ﴿٤﴾
wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad
QS. Al-Falaq [113] : 4
dan dari kejahatan (perempuan-perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya),
Dari keburukan wanita penyihir yang menghembuskan pada simpul-simpul yang diikatnya untuk melakukan sihir.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
{وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ}
dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang mengembus pada buhul-buhul. (Al-Falaq:4)
Mujahid, Ikrimah. Al-Hasan. Qatadah. dan Ad-Dahhak telah mengatakan bahwa yang dimaksud ialah wanita-wanita penyihir. Mujahid mengatakan bahwa yaitu apabila wanita-wanita penyihir itu mengembus pada buhul-buhulnya.
Ibnu Jarir mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Abdul A’la, telah menceritakan kepada kami Ibnu Saur, dari Ma’mar, dari Ibnu Tawus, dari ayahnya yang mengatakan bahwa tiada suatu perbuatan pun yang lebih mendekati kepada kemusyrikan selain dari ruqyatul hayyah dan majanin, yakni sejenis perbuatan sihir.
Di dalam hadis lain disebutkan bahwa Malaikat Jibril datang kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu bertanya, “Hai Muhammad, apakah engkau sakit?” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Ya.” Jibril berkata (yakni berdoa):
Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu dari semua penyakit yang mengganggumu dan dari kejahatan setiap orang yang dengki dan kejahatan pandangan mata; semoga Allah menyembuhkanmu.
Barangkali hal ini terjadi di saat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sakit akibat terkena sihir, kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyelamatkan dan menyembuhkannya, dan menolak rencana jahat para penyihir dan orang-orang yang dengki dari kalangan orang-orang Yahudi, lalu menimpakannya kepada mereka dan menjadikan kehancuran mereka oleh tipu muslihat mereka sendiri hingga mereka dipermalukan. Tetapi sekalipun mendapat perlakuan demikian, Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak menegur atau mengecam pelakunya di suatu hari pun, bahkan beliau merasa cukup hanya meminta pertolongan kepada Allah, dan Dia menyembuhkan serta menyehatkannya.
Imam Ahmad mengatakan. telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Yazid ibnu Hibban, dari Zaid ibnu Arqam yang mengatakan bahwa seorang lelaki Yahudi menyihir Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Karena itu, beliau merasa sakit selama beberapa hari.
Lalu datanglah Jibril dan berkata, “Sesungguhnya seorang lelaki Yahudi telah menyihirmu dan membuat suatu buhul yang ditujukan terhadapmu, lalu ia meletakkannya di dalam sumurmu.'” Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyuruh seseorang untuk mengambil buhul tersebut dari dalam sumur yang dimaksud. Setelah buhul itu dikeluarkan dari sumur, lalu diberikan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan beliau membukanya, maka dengan serta merta seakan-akan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ baru terlepas dari suatu ikatan. Dan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak pernah menyebutkan lelaki Yahudi itu dan tidak pula melihat mukanya sampai beliau wafat.
Imam Nasai telah meriwayatkan hadis ini dari Hamad, dari Abu Mu’awiyah alias Muhammad ibnu Hazim Ad-Darir.
Imam Bukhari mengatakan di dalam Kitabut Tib, dari kitab sahihnya, bahwa telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Muhammad yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Sufyan ibnu Uyaynah mengatakan bahwa orang yang mula-mula menceritakan kisah ini kepada kami adalah ibnu Juraij. Ia mengatakan, telah menceritakan kepadaku keluarga Urwah, dari Urwah, lalu aku menanyakan tentangnya kepada Hisyam, maka Hisyam mengatakan bahwa Urwah memang pernah menceritakan kepada kami dari ayahnya, dari Aisyah r.a. yang mengatakan bahwa dahulu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah disihir hingga beliau beranggapan bahwa dirinya telah mendatangi istri-istrinya, padahal tidak.
Sufyan selanjutnya mengatakan bahwa sihir jenis ini merupakan sihir yang paling keras, bila pengaruhnya demikian. Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda:
Hai Aisyah, tahukah engkau bahwa Allah telah memberiku nasihat tentang masalah yang aku telah memohon petunjuk dari-Nya mengenainya” Dua orang lelaki datang kepadaku yang salah seorangnya duduk di dekat kepalaku, sedangkan yang lainnya duduk di dekat kakiku. Maka orang yang ada di dekat kepalaku berkata kepada temannya, “Mengapa lelaki ini?” Ia menjawab, “Terkena sihir.” Orang yang berada dekat kepalaku bertanya, “Siapakah yang menyihirnya?” Ia menjawab, “Lubaid ibnu A ‘sam, seorang lelaki dari Bani Zuraiq teman sepakta orang-orang Yahudi, dia adalah seorang munafik.” Yang berada di dekat kepalaku bertanya, “Dengan apa?” Ia menjawab, “Sisir dan rambut.” Orang yang berada di dekat kepalaku bertanya, ‘ ‘Di taruh di mana?” Ia menjawab, “Di dalam mayang kurma jantan di bawah sebuah batu di dalam sumur Zirwan.”
Siti Aisyah melanjutkan kisahnya, bahwa lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mendatangi sumur tersebut dan mengeluarkannya, kemudian beliau bersabda:
Inilah sumur yang diperlihatkan kepadaku dalam mimpiku; airnya seakan-akan seperti warna pacar (merah) dan pohon-pohon kurmanya seakan-akan seperti kepala-kepala setan.
Kemudian benda itu dikeluarkan dan dikatakan kepada beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, “Tidakkah engkau membalikkannya?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab:
Ingatlah, demi Allah, sesungguhnya Allah telah menyembuhkan diriku, dan aku tidak suka menimpakan suatu keburukan terhadap seseorang.
Dan Imam Bukhari meng-isnad-kan hadis ini melalui Isa ibnu Yunus, Abu Damrah alias Anas ibnu Iyad, Abu Usamah, dan Yahya Al-Qattan, yang di dalamnya disebutkan bahwa Aisyah r.a. mengatakan bahwa beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sering berilusi seakan-akan telah melakukan sesuatu padahal tidak. Dalam riwayat ini disebutkan pula bahwa setelah itu Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memerintahkan agar sumur tersebut dimatikan, lalu ditimbun.
Imam Bukhari menyebutkan bahwa hadis ini diriwayatkan pula oleh Ibnu Abuz Zanad dan Al-Lais ibnu Sa’d, dari Hisyam. Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Abu Usamah alias Hammad ibnu Usamah dan Abdullah ibnu Namir. Imam Ahmad meriwayatkannya dari Affan, dari Wahb, dari Hisyam dengan sanad yang sama.
Imam Ahmad meriwayatkannya pula dari Ibrahim ibnu Khalid, dari Ma’mar, dari Hisyam, dari ayahnya, dari Aisyah yang menceritakan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tinggal selama enam bulan sering mengalami seakan-akan mengerjakan sesuatu, padahal kenyataannya tidak. Kemudian datanglah kepadanya dua malaikat, salah seorang duduk di dekat kepalanya, sedangkan yang lain duduk di dekat kakinya.
Salah seorangnya berkata kepada yang lain, “Kenapa dia?” Yang lain menjawab, “Terkena sihir.” Ia bertanya, “Siapakah yang menyihirnya?” Yang lain menjawab, “Labid ibnul A’sam,” lalu disebutkan hingga akhir hadis.
Al-Ustaz Al-Mufassir As-Sa’labi telah menyebutkan di dalam kitab tafsirnya, bahwa ibnu Abbas dan Aisyah pernah menceritakan bahwa pernah ada seorang pemuda Yahudi menjadi pelayan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Lalu orang-orang Yahudi mempengaruhi pemuda itu dengan gencarnya hingga pemuda itu mau menuruti kemauan mereka. Maka ia mengambil beberapa helai rambut Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan beberapa buah gigi sisir yang biasa dipakai oleh beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, setelah itu kedua barang tersebut ia serahkan kepada orang-orang Yahudi.
Lalu mereka menyihir Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melalui kedua benda itu, dan orang yang melakukannya adalah salah seorang dari mereka yang dikenal dengan nama Ibnu A’sam. Kemudian kedua barang tersebut ia tanam di dalam sebuah sumur milik Bani Zuraiq yang dikenal dengan nama Zirwan. Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengalami sakit dan rambut beliau kelihatan rontok. Beliau tinggal selama enam bulan seakan-akan mendatangi istri-istrinya, padahal kenyataannya tidak, dan beliau kelihatan gelisah dan tidak mengetahui apa yang telah terjadi pada dirinya.
Ketika beliau sedang tidur, tiba-tiba ada dua malaikat datang kepadanya. Maka salah seorangnya duduk di dekat kepalanya, sedangkan yang lain duduk di dekat kakinya. Malaikat yang ada di dekat kakinya bertanya kepada malaikat yang ada di dekat kepalanya, “Apakah yang dialami oleh lelaki ini?” Ia menjawab, “Pengaruh Tib.” Yang ada di dekat kakinya bertanya, “Apakah Tib itu?” Ia menjawab, “Sihir.” Yang ada di dekat kakinya bertanya “Siapakah yang menyihirnya?” Ia menjawab, “Labid Ibnul A’sam, seorang Yahudi.” Malaikat yang ada di dekat kakinya bertanya, “Dengan apakah ia menyihirnya?” Ia menjawab, “Dengan rambutnya dan gigi sisirnya.” Yang ada di dekat kakinya bertanya, “Di manakah hal itu diletakkan?” Ia menjawab, “Di dalam mayang kurma jantan di bawah batu yang ada di dalam sumur Zirwan.”
Al-juff artinya. kulit mayang kurma. Dan ar-raufah adalah sebuah batu yang di dalam sumur, tetapi menonjol digunakan untuk tempat berdirinya orang yang mengambil air.
Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ terbangun dalam keadaan terkejut, lalu bersabda: Hai Aisyah, tidakkah engkau mengetahui bahwa Allah telah menceritakan kepadaku tentang penyakitku ini.
Lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyuruh Ali, Az-Zubair, dan Ammar ibnu Yasir untuk mengeringkan sumur tersebut; maka mereka bertiga mengeringkan sumur itu, yang airnya kelihatan seakan-akan seperti warna pacar (merah). Mereka bertiga mengangkat batu itu dan mengeluarkan mayang kurma yang ada di bawahnya. Maka ternyata di dalamnya terdapat beberapa helai rambut Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan beberapa gigi sisirnya, dan tiba-tiba di dalamnya terdapat benang yang berbuhul (mempunyai ikatan) sebanyak dua belas ikatan yang ditusuk dengan jarum.
Maka Allah menurunkan dua surat Mu’awwizatain, dan setiap kali Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ membaca suatu ayat dari kedua surat tersebut, beliau merasa agak ringan, hingga terlepaslah semua ikatan benang itu dan bangkitlah beliau seakan-akan baru terlepas dari ikatan. Sedangkan Jibril a.s. mengucapkan: Dengan menyebut nama Allah aku meruqyahmu dari segala sesuatu yang mengganggumu dari orang yang dengki dan pandangan mata yang jahat; semoga Allah menyembuhkanmu.
Setelah itu mereka berkata, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami menangkap orang yang jahat itu dan membunuhnya?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab:
Adapun diriku telah disembuhkan oleh Allah, dan aku tidak suka menimpakan keburukan terhadap orang lain.
Demikianlah bunyi hadis ini tanpa isnad, di dalamnya terdapat hal yang garib dan pada sebagiannya terdapat mungkar yang parah, dan sebagiannya lagi ada yang diperkuat oleh hadis-hadis yang telah disebutkan di atas. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Tafsir Ayat:
(4) وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ “Dan dari kejahatan-kejahatan wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul,” yakni dari kejahatan wanita-wanita penyihir yang menggunakan bantuan hembusan pada buhul yang diikatkan dengan sihir.
Dan aku berlindung pula dari kejahatan perempuan-perempuan penyihir yang meniup pada buhul-buhul dengan rapalan-rapalan yang dilafalkannya. Mereka bekerja sama dengan setan untuk menimpakan keburukan kepada orang yang di sihir melalui cara cara tertentu, di antaranya dengan meniup buhul-buhul. 5. Dan aku berlindung pula dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki, yang selalu menginginkan hilangnya kenikmatan dari orang lain. ‘.
Al-Falaq Ayat 4 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Falaq Ayat 4, Makna Al-Falaq Ayat 4, Terjemahan Tafsir Al-Falaq Ayat 4, Al-Falaq Ayat 4 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Falaq Ayat 4
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)