Berkata Imam Zainul ‘Abidin Ali bin Hussain rahimahullah,
إِنِّي لَأَسْتَحْيِي مِنَ اللَّهِ أَنْ أَرَى الْأَخَ مِنْ إِخْوَانِي، فَأَسْأَلُ اللَّهَ لَهُ الْجَنَّةَ، وَأَبْخَلَ عَلَيْهِ بِالدُّنْيَا، فَإِذَا كَانَ غَدًا قِيلَ لِي: لَوْ كَانَتْ الْجَنَّةُ بِيَدِكَ، لَكُنْتَ بِهَا أَبْخَلُ وَأَبْخِلُ
“Sungguh aku merasa malu kepada Allah tatkala aku melihat salah seorang saudaraku yang aku mohonkan untuknya surga. Namun aku bakhil terhadapnya dalam urusan dunia. Aku malu, jikalau kelak dikatakan kepadaku: ‘Seandainya surga itu ada di tanganmu, tentu kamu akan sangat lebih bakhil (kikir) dengan surga tersebut.’”
(Siyar A’laamin Nubalaa, 4/394)