Kajian Umdatul Ahkam
Hadist ke-31
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu :
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لَقِيَهُ فِي بَعْضِ طَرِيقِ الْمَدِينَةِ وَهُوَ جُنُبٌ فَانْخَنَسْتُ مِنْهُ فَذَهَبَ فَاغْتَسَلَ ثُمَّ جَاءَ فَقَالَ أَيْنَ كُنْتَ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ قَالَ كُنْتُ جُنُبًا فَكَرِهْتُ أَنْ أُجَالِسَكَ وَأَنَا عَلَى غَيْرِ طَهَارَةٍ فَقَالَ سُبْحَانَ اللَّهِ إِنَّ الْمُسْلِمَ لَا يَنْجُسُ
“Bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah berjumpa dengannya di salah satu jalan Madinah, sementara ia dalam keadaan junub.” Abu Hurairah berkata, ‘Aku bersembunyi dan pergi diam-diam’. Kemudian pergi mandi (junub) dan kembali lagi setelah itu, beliau lalu bertanya: “Kemana saja kamu tadi wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah menjawab: “Aku tadi junub. Dan aku tidak suka bersama engkau sedang aku dalam keadaan tidak suci.” Beliau pun bersabda: “Subhaanallah! Sesungguhnya seorang Muslim itu tidak itu najis.”
[HR. Bukhori 283 dan Muslim 371]
Faidah :
1. Hadits ini menunjukkan sucinya badan seorang muslim.
2 Keadaan junub tidak menjadikan badan najis.
3. Boleh bagi seorang yang sedang junub untuk keluar rumah dan mengakhirkan mandi janabah, namun dengan syarat jangan sampai melewati waktu shalat.
4. Sucinya badan seorang muslim, bukan berarti badannya tidak mungkin tertimpa najis. Karena meskipun hukum asal badannya suci, namun apabila tertimpa najis maka wajib baginya membersihkan najis yang mengenai badannya.
5. An-Nawawi berkata, “Seorang muslim suci baik hidup ataupun mati. Orang yang masih hidup suci berdasarkan ijma’ kaum muslimin, adapun orang yang meninggal suci berdasarkan pendapat yang rajih. (Syarah Muslim 4 : 66)
6. Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma :
المُسْلِمُ لاَ يَنْجُسُ حَيًّا وَلاَ مَيِّتًا
“Seorang muslim (badannya) tidaklah najis, baik dalam keadaan hidup maupun sudah meninggal.” (HR. Bukhari) Mu’allaq
7. Menghormati orang mulia, berilmu dan baik, serta menghormati majlis mereka dengan sebaik-baiknya.
8. Seorang pengikut (murid) di syari’atkan meminta izin orang yang diikutinya (guru) ketika hendak pergi. Rasulullah mengingkari kepergian Abu Hurairah tanpa sepengetahuannya. Oleh karenanya meminta izin adalah asab yang baik.
Materi Kajian | Umdatul Ahkam |
Pemateri | Ustadz Abu Hanan Abdullah Amir Maretan |
Tempat | Masjid Besar Kaum Ujung Berung Bandung |
Waktu | 25 Januari 2020 |
Penyelenggara | FKII / Yayasan Daar Al Atsar Indonesia |
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)