Bekata Yahya bin Mu’adz rahimahullah,
مِنْ أَعْظَمِ الْاِغْتِرَارِ عِنْدِي: التَّمَادِي فِي الذُّنُوْبِ عَلَى رَجَاءِ الْعَفْوِ مِنْ غَيْرِ نَدَامَةٍ، وَتَوَقُّعُ الْقُرْبِ مِنَ اللّٰهِ تَعَالَى بِغَيْرِ طَاعَةٍ، وَانْتِظَارُ زَرْعِ الْجَنَّةِ بِبَذْرِ النَّارِ، وَطَلَبُ دَامِ الْمُطِيْعِيْنَ بِالْمَعَاصِي، وَانْتِظَارُ الْجَزَءِ بِغَيْرِ عَمَلٍ، وَالتَّمَنِّي عَلَى اللّٰهِ عَزَّ وَجَلَّ مَعَ الإِفْرَاطِ
“Menurutku, ketertipuan yang terbesar adalah: terus-menerus berbuat dosa diiringi rasa harap mendapat ampunan Allah tanpa adanya penyesalan (telah berbuat dosa), mengharapkan untuk bisa dekat dengan Allah tanpa diiringi ketaatan (sesuai perintah syariat), menanti panen surga dengan benih neraka, ingin tinggal bersama orang-orang yang taat tapi dengan cara berbuat maksiat, menunggu-nunggu pahala tanpa berbuat amal, dan mengharapkan keridhaan Allah tapi pada saat yang sama melalaikan-Nya”
(Mau’izhat Al-Mu’minin, 114)
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)