{4} An-Nisa / النساء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنعام / Al-An’am {6} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Maidah المائدة (Jamuan (Hidangan Makanan)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 5 Tafsir ayat Ke 72.
لَقَدْ كَفَرَ الَّذِينَ قَالُوا إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ ۖ وَقَالَ الْمَسِيحُ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ ۖ إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ ۖ وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ ﴿٧٢﴾
laqad kafarallażīna qālū innallāha huwal-masīḥubnu maryam, wa qālal-masīḥu yā banī isrā`īla’budullāha rabbī wa rabbakum, innahụ may yusyrik billāhi fa qad ḥarramallāhu ‘alaihil-jannata wa ma`wāhun-nār, wa mā liẓ-ẓālimīna min anṣār
QS. Al-Maidah [5] : 72
Sungguh, telah kafir orang-orang yang berkata, “Sesungguhnya Allah itu dialah Al-Masih putra Maryam.” Padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Wahai Bani Israil! Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.” Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka sungguh, Allah mengharamkan surga baginya, dan tempatnya ialah neraka. Dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu.
Allah bersumpah bahwa orang-orang yang berkata bahwa Allah adalah Al Masih putra Maryam telah kafir akibat dari apa yang mereka ucapkan tersebut. Allah mengabarkan bahwa Al Masih berkata kepada Bani Israil, “Sembahlah Allah semata dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu, karena saya dengan kalian dalam perkara penghambaan adalah sama. Sesungguhnya barangsiapa menyembah sesuatu selain Allah, maka Allah telah mengharamkan surga atasnya dan menjadikan neraka sebagai tempat tinggalnya, dan dia tidak mempunyai penolong yang bisa mengentaskannya darinya.”
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Berfirman menjatuhkan keputusan kafir terhadap beberapa golongan dari kaum Nasrani —yaitu golongan Malakiyah, Ya’qubiyah, dan Nusturiyah— karena sebagian dari mereka mengatakan bahwa Al-Masih adalah tuhan. Mahatinggi Allah dari apa yang mereka katakan dan Mahasuci dengan ketinggian yang setinggi-tingginya. Dalam keterangan sebelumnya telah disebutkan, mereka telah diberi tahu bahwa Al-Masih itu adalah hamba dan utusan Allah. Kalimat yang mula-mula diucapkannya selagi ia masih berada dalam buaian ialah, “Sesungguhnya aku adalah hamba Allah!’ Dan ia tidak mengatakan bahwa dirinya adalah Allah, tidak pula sebagai anak Allah, melainkan dia mengatakan:
Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi. (Maryam:30) Sampai dengan beberapa ayat berikutnya, yaitu firman-Nya: Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhan kalian, maka sembahlah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus. (Maryam:36)
Demikian pula di saat masa dewasanya dan telah diangkat menjadi nabi, dia mengatakan kepada mereka seraya memerintahkan agar mereka menyembah Allah, Tuhannya dan Tuhan mereka semata, tiada sekutu bagi-Nya. Karena itulah dalam surat ini disebutkan melalui firman-Nya:
…padahal Al-Masih (sendiri) berkata, “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhan kalian.” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah.
yaitu menyembah selain Allah bersama Dia.
…maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka
Yakni Allah memastikannya menjadi penghuni neraka dan mengharamkan surga atasnya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan oleh Allah dalam firman lainnya, yaitu:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya. (An Nisaa:48)
Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Dan penghuni neraka menyeru penghuni surga, “Limpahkanlah kepada kami sedikit air atau makanan yang telah direzekikan Allah kepada kalian.” Mereka (penghuni surga) menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengharamkan keduanya itu atas orang-orang kafir.”(Al A’raf:50)
Di dalam kitab Sahih disebutkan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَpernah memerintahkan seorang juru penyeru untuk menyerukan di kalangan khalayak ramai, bahwa sesungguhnya surga itu tiada yang dapat masuk ke dalamnya kecuali jiwa yang muslim. Menurut lafaz yang lain disebutkan jiwa yang mukmin. Dalam pembahasan sebelumnya, yaitu pada permulaan tafsir surat An-Nisa, tepatnya pada pembahasan firman-Nya:
Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik (An Nisaa:48)
Disebutkan sebuah hadis melalui Yazid ibnu Babnus, dari Siti Aisyah, bahwa diwan (catatan amal) itu ada tiga macam. Lalu disebutkan salah satunya, yaitu suatu diwan yang Allah tidak mau memberikan ampunan padanya, yaitu dosa syirik (mempersekutukan Allah dengan selain-Nya). Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Barang siapa yang mempersekutukan Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga.
Hadis ini terdapat di dalam kitab Musnad Imam Ahmad. Karena itu, dalam surat ini disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى,, menceritakan keadaan Al-Masih, bahwa dia telah mengatakan kepada kaum Bani Israil:
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolong pun
Yakni di hadapan Allah dia tidak memperoleh seorang penolong pun, tiada yang membantunya dan tiada pula yang dapat menyelamatkan dia dari apa yang dialaminya.
Tafsir Ayat:
Allah mengabarkan tentang kekufuran orang-orang Nasrani dengan ucapan mereka, إِنَّ اللَّهَ هُوَ الْمَسِيحُ ابْنُ مَرْيَمَ “Sesungguhnya Allah ialah al-Masih putra Maryam,” dengan alasan bahwa dia keluar dari ibu tanpa ayah dan menyimpang dari kebiasaan ciptaan Allah. Padahal al-Masih sendiri mendustakan klaim mereka dan berkata kepada mereka,
يَابَنِي إِسْرَائِيلَ اعْبُدُوا اللَّهَ رَبِّي وَرَبَّكُمْ “Hai Bani Israil, sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu.” Isa menetapkan dirinya sebagai hamba secara total dan menetapkan bahwa Allah adalah Rabb bagi semua makhluk.
إِنَّهُ مَنْ يُشْرِكْ بِاللَّهِ “Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah,” dengan salah seorang makhluk, baik Nabi Isa atau lainnya, فَقَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ وَمَأْوَاهُ النَّارُ “maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka.” Hal itu karena dia menyamakan ciptaan dengan Penciptanya dan memalingkan apa yang sebenarnya, untuk itulah hamba itu diciptakan, yaitu ibadah yang murni, kepada hamba yang tidak berhak men-dapatkannya; maka dia berhak mendapatkan kekekalan di neraka.
وَمَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنْصَارٍ “Tidaklah ada bagi orang-orang zhalim itu seorang penolong pun,” yang menyelamatkan mereka dari azab Allah atau menolak sebagian yang menimpanya.
Bila pada ayat-ayat yang lalu diterangkan tentang penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan orang yahudi, maka pada ayat-ayat berikut dijelaskan kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh umat nasrani. Paparan tentang penyimpangan ini diawali dengan pernyataan bahwa sesungguhnya telah kafir dan menyimpang dari akidah yang benar orang-orang yang berkata, sesungguhnya Allah itu ialah al-masih putra maryam. Padahal isa al-masih sendiri berkata kepada mereka, wahai bani israil! sembahlah Allah yang merupakan tuhanku dan juga sebagai tuhanmu. Mereka mestilah mengetahui pula bahwa sesungguhnya barang siapa mempersekutukan Allah dengan sesuatu, maka pasti Allah akan mengharamkan surga baginya yang merupakan balasan bagi yang taat dan tidak menyimpang dari tuntunan-Nya, dan tempat yang disediakan bagi-Nya ialah neraka, dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang-orang zalim itu yang akan membantunya, baik ketika di dunia, maupun kelak di akhirat. Selain menganggap isa al-masih sebagai tuhan, mereka juga menuhankan yang lainnya. Karena itu sungguh, telah kafir orang-orang yang dengan sadar mengatakan bahwa Allah itu adalah salah satu dari tuhan yang tiga. Padahal sesungguhnya sekali-kali tidak ada tuhan yang berhak disembah selain dari tuhan yang esa. Jika mereka tetap pada keyakinan salah itu dan tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orangorang yang kafir yang tetap mempersekutukan tuhan di antara mereka akan ditimpa azab yang pedih, sebagai akibat dari penyimpangan itu.
Al-Maidah Ayat 72 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Maidah Ayat 72, Makna Al-Maidah Ayat 72, Terjemahan Tafsir Al-Maidah Ayat 72, Al-Maidah Ayat 72 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Maidah Ayat 72
Tafsir Surat Al-Maidah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)