{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 179.
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ ۖ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا ۚ أُولَـٰئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ ۚ أُولَـٰئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ ﴿١٧٩﴾
wa laqad żara`nā lijahannama kaṡīram minal-jinni wal-insi lahum qulụbul lā yafqahụna bihā wa lahum a’yunul lā yubṣirụna bihā wa lahum āżānul lā yasma’ụna bihā, ulā`ika kal-an’āmi bal hum aḍall, ulā`ika humul-gāfilụn
QS. Al-A’raf [7] : 179
Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.
Dan Kami telah menciptakan untuk neraka (yang didalamnya Allah akan mengazab orang-orang yang berhak mendapat azab di akhirat) banyak dari golongan jin dan manusia yang mempunyai hati, tapi tidak pernah dipakai untuk berfikir, sehingga tidak pernah mengharap pahala dan tidak pernah takut akan siksa. Mereka mempunyai mata, tapi tidak pernah dipakai untuk melihat ayat-ayat dan dalil-dalil Allah. Mereka mempunyai telinga, tapi tidak pernah dipakai untuk mendengar ayat-ayat dan dalil-dalil Allah sehingga mereka dapat merenunginya. Mereka itu seperti binatang yang tidak paham akan kalimat yang diucapkan kepadanya dan tidak paham apa yang dilihatnya, tidak berpikir dengan hatinya tentang kebaikan dan keburukan sehingga dia bisa membedakan antara keduanya. Bahkan mereka (manusia dan jin) itu lebih sesat dari binatang-binatang itu. Karena binatang masih dapat melihat apa yang bermanfaat dan berbahaya baginya dan mau mengikuti tuannya, sedangkan mereka tidak demikian. Mereka itulah orang-orang yang lalai dari iman kepada Allah dan taat kepada-Nya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi) neraka Jahannam.
Artinya, Kami ciptakan dan Kami jadikan mereka untuk isi neraka Jahannam.
…kebanyakan dari jin dan manusia.
Yakni Kami sediakan mereka untuk isi neraka Jahannam, dan hanya amal ahli nerakalah yang dapat mereka kerjakan. Karena sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى ketika hendak menciptakan mereka, Dia telah mengetahui apa yang bakal mereka amalkan sebelum kejadian mereka. Lalu hal itu Dia catatkan di dalam suatu kitab (Lauh Mahfuz) yang ada di sisi-Nya, yang hal ini terjadi sebelum langit dan bumi diciptakan dalam tenggang masa lima puluh ribu tahun.
Hal ini seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahih Muslim melalui riwayat Abdullah ibnu Amr, bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Sesungguhnya Allah telah mencatat takdir-takdir makhluk-(Nya) sebelum Dia menciptakan langit dan bumi dalam jarak masa lima puluh ribu tahun, sedangkan A’rasy-Nya berada di atas air.
Di dalam kitab Sahih Muslim pula telah disebutkan melalui hadis Aisyah binti Talhah, dari bibinya (yaitu Siti Aisyah r.a., Ummul Mu’minin). Dia telah menceritakan:
bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ diundang untuk menghadiri pemakaman jenazah seorang bayi dari kalangan kaum Ansar. Lalu Siti Aisyah berkata, “Wahai Rasulullah, beruntunglah dia, dia akan menjadi burung pipit surga, dia tidak pernah berbuat keburukan dan tidak menjumpainya.” Maka Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Hai Aisyah, tidaklah seperti itu. Sesungguhnya Allah telah menciptakan surga dan Dia telah menciptakan pula para penghuninya, sedangkan mereka masih berada di dalam sulbi bapak-bapak mereka. Dan Allah telah menciptakan neraka, dan Dia telah menciptakan pula para penghuninya, sedangkan mereka masih berada di dalam sulbi bapak-bapak mereka.
Di dalam kitab Sahihain, melalui hadis Ibnu Mas’ud disebutkan seperti berikut:
Kemudian Allah mengirimkan malaikat kepadanya, malaikat diperintahkan untuk mencatat empat kalimat. Maka dicatatlah rezekinya, ajalnya, dan amalnya serta apakah dia orang yang Celaka ataukah orang yang berbahagia
Dalam pembahasan yang lalu telah disebutkan bahwa ketika Allah mengeluarkan anak-anak Adam dari sulbinya dan menjadikan mereka dua golongan, yaitu gotongan kanan dan golongan kiri, maka Allah berfirman:
Mereka untuk menghuni surga dan Aku tidak peduli. Dan mereka untuk menghuni neraka dan Aku tidak peduli.
Hadis-hadis yang menerangkan masalah ini cukup banyak. Masalah takdir memang merupakan suatu pembahasan yang cukup panjang, tetapi disebutkan dalam kitab yang lain, bukan kitab ini tempatnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah), dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).
Dengan kata lain, mereka tidak memanfaatkan sesuatu pun dari indera-indera ini yang telah dijadikan oleh Allah sebagai sarana untuk mendapat hidayah, seperti pengertian yang terkandung di dalam ayat lain melalui firman-Nya:
dan Kami telah memberikan kepada mereka pendengaran, penglihatan, dan hati, tetapi pendengaran, penglihatan, dan hati mereka itu tidak berguna sedikit jua pun bagi mereka, karena selalu mengingkari ayat-ayat Allah (al Ahqaf: 26) hingga akhir hayat
Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). (Al Baqarah:18)
Demikianlah sifat orang-orang munafik. Sedangkan mengenai sifat orang-orang kafir, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Mereka tuli, bisu, dan buta, maka (oleh sebab itu) mereka tidak mengerti. (Al Baqarah:171)
Pada kenyataannya mereka tidak tuli, tidak bisu, dan tidak buta, melainkan hanya terhadap hidayah, seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya:
Kalau kiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedangkan mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu). (Al Anfaal:23)
Karena sesungguhnya bukanlah mata itu buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada. (Al Hajj:46)
Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al-Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar, dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk. (Az Zukhruf:36-37)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Mereka itu seperti binatang ternak
Maksudnya, mereka yang tidak mau mendengar perkara yang hak, tidak mau menolongnya serta tidak mau melihat jalan hidayah adalah seperti binatang ternak yang terlepas bebas. Mereka tidak dapat memanfaatkan indera-indera tersebut kecuali hanya yang berkaitan dengan masalah kedumavrfiannya saja. Perihalnya sama dengan yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Dan perumpamaan (orang yang menyeru) orang-orang kafir adalah seperti penggembala memanggil binatang yang tidak mendengar selain panggilan dan seruan saja. (Al Baqarah:171)
Perumpamaan mereka di saat mereka diseru kepada keimanan sama dengan hewan ternak di saat diseru oleh penggembalanya, ternak itu tidaklah mendengar selain hanya suaranya saja, tanpa memahami apa yang diserukan penggembalanya. Karena itulah dalam ayat ini mereka disebutkan oleh firman-Nya:
Bahkan Mereka lebih sesat lagi
Yakni lebih sesat daripada hewan ternak, karena hewan ternak adakalanya memenuhi seruan penggembalanya di saat penggembalanya memanggilnya, sekalipun ia tidak mengerti apa yang diucapkan penggembalanya. Lain halnya dengan mereka. Hewan ternak melakukan perbuatan sesuai dengan apa yang diciptakan untuknya, adakalanya berdasarkan tabiatnya, adakalanya pula karena ditundukkan. Lain halnya dengan orang kafir, karena sesungguhnya dia diciptakan hanya semata-mata untuk menyembah Allah dan mengesakan-Nya, tetapi ternyata dia kafir dan mempersekutukan-Nya.
Karena itu, disebutkan bahwa barang siapa yang taat kepada Allah, maka dia lebih mulia daripada malaikat ketak di hari dia kembali ke alam akhirat. Dan barang siapa yang kafir kepada Allah, maka hewan ternak lebih sempurna daripadanya. Karena itulah disebutkan oleh firman-Nya:
Mereka itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
(179) Allah جَلَّ جَلالُهُ menjelaskan banyaknya orang-orang yang tersesat yang mengikuti iblis yang terkutuk. وَلَقَدْ ذَرَأْنَا “Dan sesung-guhnya kami jadikan”, yakni Kami ciptakan لِجَهَنَّمَ كَثِيْرًا مِّنَ الْجِنِّ وَالْاِنْسِۖ “untuk isi Neraka Jahanam kebanyakan dari jin dan manusia”, binatang ternak menjadi lebih baik keadaannya daripada mereka. ﮋ ﭙ لَهُمْ قُلُوْبٌ لَّا يَفْقَهُوْنَ بِهَاۖ “Mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah).” Yakni, tidak ada ilmu dan pemahaman yang sampai kepadanya kecuali hanya sekedar penegakan hujjah. وَلَهُمْ اَعْيُنٌ لَّا يُبْصِرُوْنَ بِهَاۖ “Dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak diper-gunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah).” Ia tidak memberi mereka manfaat, justru mereka kehilangan manfaat dan kegunaannya. وَلَهُمْ اٰذَانٌ لَّا يَسْمَعُوْنَ بِهَاۗ “Dan mereka mempunyai telinga (te-tapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah),” dengan pendengaran yang maknanya sampai ke dalam hati mereka.
اُولٰۤىِٕكَ “Mereka itu”, yaitu orang-orang yang memiliki sifat-sifat buruk ini كَالْاَنْعَامِ “seperti binatang ternak”, yang tidak berakal. Mereka itu lebih mementingkan apa yang fana di atas apa yang ke-kal, maka mereka kehilangan keistimewaan akal. بَلْ هُمْ اَضَلُّ “Bah-kan mereka lebih sesat lagi”, daripada binatang ternak, karena bina-tang ternak digunakan sesuai dengan tabiat penciptaannya, dan ia memiliki insting yang dengannya ia mengetahui apa yang bermanfaat dan merugikan. Oleh karena itu ia lebih baik keadaannya daripada mereka. اُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْغٰفِلُوْنَ “Mereka itulah orang-orang yang lalai.” Orang-orang yang melalaikan sesuatu yang paling berguna, mereka melalaikan iman, ketaatan dan dzikir kepada Allah. Me-reka diberi hati, pendengaran, dan penglihatan agar ia menjadi penolong bagi mereka untuk menjalankan perintah-perintah dan kewajiban-kewajiban dari Allah, tetapi mereka menggunakannya untuk kebalikannya, maka mereka itu memang berhak termasuk orang-orang yang dijadikan oleh Allah untuk isi Neraka Jahanam. Dia menciptakan mereka untuk neraka dan mereka pun melaku-kan perbuatan penduduknya. Adapun orang yang menggunakan anggota-anggota tubuh ini untuk beribadah kepada Allah, hatinya tercetak oleh iman dan kecintaan kepada Allah dan tidak lalai dari Allah, maka mereka adalah penduduk surga dan mereka beramal dengan amal penduduk surga.
Jika pada ayat yang lalu berbicara tentang siapa yang mendapat petunjuk dan disesatkan, pada ayat ini dijelaskan mengapa seseorang tidak mendapat petunjuk dan mengapa pula yang lain disesatkan. Dan demi keagungan dan kekuasaan kami, sungguh, akan kami isi neraka jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia karena kesesatan mereka. Hal itu karena mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah dan mereka memiliki mata tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah, dan mereka mempunyai telinga tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengarkan ayat-ayat Allah. Mereka layaknya seperti hewan ternak yang tidak menggunakan akal yang diberikan Allah untuk berpikir, bahkan mereka sebenarnya lebih sesat lagi dari binatang, sebab, binatang itu’dengan instinknya’ akan selalu mencari kebaikan dan menghindari bahaya, sementara mereka itu malah menolak kebaikan dan kebenaran yang ada. Mereka itulah orang-orang yang lengah. Demikianlah, seseorang terjerumus ke dalam neraka karena mengabaikan tanda-tanda keesaan Allah dan tidak mengingat-Nya. Maka pada ayat ini, Allah mengingatkan agar kita tidak melalaikannya dan selalu memanggil-Nya dengan nama-nama-Nya yang terbaik. Dan hanya Allah yang memiliki al-asma” al-a’usna’, yakni nama-nama terbaik yang menunjukkan keagungan dan kemahasempurnaan-Nya, maka berdoalah dan bermohonlah kepada-Nya dengan menyebutnya, yaitu al-asma’ ala’usna’ itu. Dan tinggalkanlah serta waspadalah terhadap orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dengan menyalahartikan nama-nama-Nya. Jangan dihiraukan orang-orang yang menyembah Allah dengan menyebut nama-nama yang tidak sesuai dengan sifat-sifat keagungan Allah, atau dengan memakai al-asma’ al-husna’, tetapi dengan maksud menodai nama Allah atau mempergunakan al-asma’ al-husna’ untuk nama-nama selain Allah. Mereka kelak, di dunia atau di akhirat, akan mendapat balasan yang sesuai dengan kadar kedurhakaan mereka disebabkan apa yang telah mereka kerjakan.
Al-A’raf Ayat 179 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 179, Makna Al-A’raf Ayat 179, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 179, Al-A’raf Ayat 179 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 179
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)