{80} ‘Abasa / عبس | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإنفطار / Al-Infitar {82} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Takwir التكوير (Menggulung) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 81 Tafsir ayat Ke 17.
وَاللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ ﴿١٧﴾
wal-laili iżā ‘as’as
QS. At-Takwir [81] : 17
demi malam apabila telah larut,
Allah bersumpah dengan bintang-bintang yang cahayanya redup saat siang hari. Yang berjalan dan bersembunyi pada orbit-orbitnya, demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing, Sesungguhnya Al-Qur’an disampaikan oleh utusan yang mulia, yaitu Jibril, yang mempunyai kekuatan dalam melaksanakan apa yang diperintahkan kepadanya, yang mempunyai kedudukan tinggi di sisi Allah, yang ditaati oleh para malaikat, yang dipercaya untuk menurunkan wahyu.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
{وَاللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ}
demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya. (At-Takwir: 17)
Sehubungan dengan makna ayat ini ada dua pendapat. Salah satunya mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah saat tibanya malam hari dengan kegelapannya.
Mujahid mengatakan, apabila telah gelap.
Sa’id ibnu Jubair mengatakan, apabila muncul.
Menurut Al-Hasan Al-Basri, artinya apabila malam menutupi manusia. Hal yang sama telah dikatakan oleh Atiyyah Al-Aufi.
Ali ibnu Abu Talhah dan Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya: apabila telah hampir meninggalkan gelapnya. (At-Takwir: 17) Yakni apabila berpaling; hal yang sama dikatakan oleh Mujahid, Qatadah, dan Ad-Dahhak.
Dan hal yang sama telah dikatakan oleh Zaid ibnu Aslam dan anaknya (yaitu Abdur Rahman), bahwa firman-Nya: apabila telah hampir meninggalkan gelapnya. (At-Takwir: 17) Yaitu apabila berpaling dan pergi.
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Syu’bah, dari Amr ibnu Murrah, dari Abul Buhturi; ia pernah mendengar Abu Abdur Rahman As-Sulami mengatakan bahwa Ali r.a. keluar kepada kami ketika salat Subuh diiqamahkan, lalu ia bertanya,”Kemanakah orang-orang yang bertanya tentang witir?” ‘demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya, dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. ‘ (At-Takwir: 17-18)?” Hal tersebut (witir) bila dilakukan saat malam hendak meninggalkan gelapnya adalah lebih baik.
Ibnu Jarir memilih pendapat yang mengatakan bahwa makna yang dimaksud oleh firman-Nya: apabila telah hampir meninggalkan gelapnya. (At-Takwir: 1 7) Maksudnya, apabila berpaling. Demikian itu karena pada firman selanjutnya disebutkan: dan demi subuh apabila fajarnya mulai menyingsing. (At-Takwir: 18) Yakni mulai terang suasananya. Lalu Ibnu Jarir berpegangan kepada perkataan seorang penyair dalam salah satu bait syairnya yang mengatakan:
حَتَّى إِذَا الصُّبْحُ لَهُ تَنَفَّسَا … وَانَجَابَ عَنْهَا لَيْلُهَا وَعَسْعَسَا
Hingga apabila subuh mulai menyingsingkan cahayanya yang mengusir kegelapan malam secara berangsur-angsur.
Yaitu bila malam pergi.
Menurut hemat saya. makna yang dimaksud oleh firman-Nya: apabila telah hampir meninggalkan gelapnya. (At-Takwir: 17) Adalah kebalikannya, yaitu apabila malam tiba; sekalipun kata ini dapat pula dipakai untuk menunjukkan pengertian pergi, tetapi makna datang dalam ayat ini lebih sesuai. Seakan-akan Allah bersumpah dengan malam hari dan kegelapannya bila tiba. dan dengan fajar dan sinarnya bila mulai menyingsing. Sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
وَاللَّيْلِ إِذا يَغْشى وَالنَّهارِ إِذا تَجَلَّى
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang) dan siang apabila terang benderang. (Al-Lail: 1-2)
وَالضُّحى وَاللَّيْلِ إِذا سَجى
Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah sunyi. (Adh-Dhuha: 1-2)
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
فالِقُ الْإِصْباحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَناً
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat. (Al-An’am: 96)
Dan masih banyak ayat lainnya yang semakna.
Kebanyakan ulama Usul mengatakan bahwa lafaz ‘as’asa dipakai untuk menunjukkan makna datang atau pergi dan menganggapnya sebagai lafaz yang musytarak (satu lafaz yang mempunyai dua arti yang berlawanan).’Karena itulah maka dapat dibenarkan bila masing-masing dari keduanya dianggap sebagai makna yang dimaksud. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa sebagian ulama yang ahli dalam bahasa Arab menduga bahwa lafaz ‘as ‘asa artinya mendekati permulaannya dan mulai gelap. Al-Farra mengatakan bahwa Abul Bilad seorang ahli Nahwu mengutip sebuah bait syair yang mengatakan:
عسعس حتى لو يشا ادَّنَا … كَانَ لَهُ مِنِ ضَوْئِهِ مَقْبِسُ
Malam telah tiba, hingga manakala dia menghendaki saat mendekat, maka akan terbersit sinar dari cahayanya.
Al-Farra mengatakan bahwa mereka mengira bait syair ini adalah buatan semata.
(17-18) وَاللَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ “Dan demi malam apabila telah hampir meninggalkan gelapnya,” ada yang berpendapat apabila datang, dan ada juga yang berpendapat apabila pergi. وَالصُّبْحِ إِذَا تَنَفَّسَ “Dan demi Shubuh apabila fajarnya mulai menyingsing,” yakni nampak tanda-tanda Shubuh kemudian cahaya muncul sedikit demi sedikit hingga sempurna dan matahari terbit.
15-18. Usai menjelaskan ihwal hari kiamat dan kesudahan manusia, Allah beralih menjelaskan kedudukan Al-Qur’an sebagai kalamullah yang didustakan oleh kafir quraisy. Aku bersumpah demi bintang-bintang yang cahayanya redup di siang hari dan terang di malam hari. Yang beredar di garis edarnya dan terbenam, demi malam apabila telah larut dan meninggalkan gelapnya, atau datang dengan kegelapan yang dibawanya, dan demi subuh apabila fajar telah menyingsing, tersibak cahayanya sedikit demi sedikit, layaknya orang bernafas. Ketiga peristiwa tersebut merupakan tanda-tanda kebesaran Allah di alam semesta yang dapat dilihat. Begitupun, Al-Qur’an merupakan tanda kebesaran-Nya yang dapat dibaca
At-Takwir Ayat 17 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Takwir Ayat 17, Makna At-Takwir Ayat 17, Terjemahan Tafsir At-Takwir Ayat 17, At-Takwir Ayat 17 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Takwir Ayat 17
Tafsir Surat At-Takwir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)