{87} Al-A’la / الأعلى | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الفجر / Al-Fajr {89} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Ghasyiyah الغاشية (Hari Pembalasan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 88 Tafsir ayat Ke 8.
وُجُوهٌ يَوْمَئِذٍ نَاعِمَةٌ ﴿٨﴾
wujụhuy yauma`iżin nā’imah
QS. Al-Ghasyiyah [88] : 8
Pada hari itu banyak (pula) wajah yang berseri-seri,
Wajah orang-orang yang beriman pada hari itu berseri-seri karena usahanya di dunia berupa ketaatan diridhai di akhirat. Mereka berada dalam surga yang tinggi tempat dan kedudukannya. Engkau tidak akan mendengar perkataan yang sia-sia di dalamnya walaupun satu kata. Di dalamnya terdapat mata air yang mengalir. Di dalamnya ada dipan-dipan yang ditinggikan dan gelas-gelas disiapkan bagi yang hendak minum, bantal-bantal yang tersusun rapi satu sama lain dan permadani-permadani yang terhampar.
(8-16) Setelah menyebutkan keadaan orang-orang yang celaka, lalu diiringi dengan penyebutan keadaan orang-orang yang berbahagia, untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Banyak muka pada hari itu. (Al-Ghasyiyah: 8)
Yakni di hari kiamat.
berseri-seri. (Al-Ghasyiyah: 8)
Maksudnya, diketahui kehidupannya yang senang melalui wajah mereka, ian sesungguhnya hal itu diperoleh mereka tiada lain berkat usaha mereka di masa lalu. Sufyan mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
merasa senang karena usahanya. (Al-Ghasyiyah: 9)
Yaitu merasa puas dengan amal perbuatannya di masa lalu.
Firman Allah
dalam surga yang tinggi. (Al-Ghasyiyah: 10)
Yakni yang tinggi lagi mewah berada di gedung-gedung yang megah dalam keadaan aman sentosa dan sejahtera.
tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna. (Al-Ghasyiyah: 11)
Semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan yang sia-sia dan tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam. (Al Waaqi’ah:25-26)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Di dalamnya ada mata air yang mengalir. (Al-Ghasyiyah: 12)
Maksudnya, yang mengalir dengan bebas. Ini merupakan ungkapan nakirah dalam konteks isbat, dan makna yang dimaksud bukanlah satu mata air, melainkan ini adalah isim jinis yang artinya di dalam surga-surga itu terdapat banyak mata air yang mengalir.
Ibnu Abu Hatim mengatakan bahwa dibacakan kepada Ar-Rabi’ ibnu Sulaiman, bahwa telah menceritakan kepada kami Asad ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Sauban, dari Ata ibnu Qurrah, dari Abdullah ibnu Damrah, dari Abu Hurairah r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sungai-sungai di surga bersumber dari bawah jurang, atau dari bawah gunung-gunung kesturi.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan. (Al-Ghasyiyah: 13)
Yang tinggi lagi empuk, banyak hamparannya dan tebal-tebal, di atasnya terdapat banyak bidadari yang bermata jeli. Para ulama mengatakan bahwa apabila kekasih Allah hendak duduk di atas tahta yang tinggi-tinggi itu, maka tahta-tahta itu merendah untuknya.
dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya). (Al-Ghasyiyah: 14)
Yakni gelas-gelas minum yang disediakan bagi para pemiliknya yang hendak minum dengannya.
dan bantal-bantal sandaran yang tersusun. (Al-Ghasyiyah: 15)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah bantal-bantal, hal yang sama dikatakan pula oleh Ikrimah, Qatadah, Ad-Dahhak,. As-Saddi, As-Sauri dan lain-lainnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan permadani-permadani yang terhampar. (Al-Ghasyiyah: 16)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah permadani-permadani. Hal yang sama dikatakan oleh Ad-Dahhak dan selainnya yang bukan hanya seorang. Makna mabsusah ialah yang digelar di mana-mana bagi orang yang hendak duduk di mana pun yang dikehendakinya.
Sehubungan dengan hal ini sebaiknya diketengahkan sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu Bakar ibnu Abu Daud yang mengatakan bahwa:
telah menceritakan kepada kami Amr ibnu Usman, telah menceritakan kepada kami ayahku, dari Muhammad ibnu Muhajir, dari Ad-Dahhak Al-Mu’afiri, dari Sulaiman ibnu Musa, telah menceritakan kepadaku Kuraib, ia pernah mendengar Usamah ibnu Zaid mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Ingatlah, adakah orang yang mau berupaya keras meraih surga, karena sesungguhnya surga itu keindahannya tidak tergambarkan. Surga itu, demi Tuhan Yang memillki Ka’bah, merupakan nur yang berkilauan. keharumannya semerbak menggugah hati, gedung-gedungnya kokoh lagi tinggi-tinggi, sungai-sungainya mengalir, buah-buahnya masak-masak, istri-istrinya cantik-cantik lagi jelita, pakaian-pakaiannya banyak berlimpah, tempat tinggal yang abadi di negeri yang sejahtera. dipenuhi dengan buah-buahan dan hijau-hijauan, pakaian-pakaian sutra yang mewah lagi lembut di gedun-gedung yang tinggi lagi megah? Para sahabat berkata, “Benar, wahai Rasulullah, kamilah orang-orang yang berupaya keras untuk meraihnya.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda.”Katakanlah olehmu, ‘Insya Allah’.'” Maka mereka mengucapkan, “Insya Allah’
Ibnu Majah meriwayatkan hadis ini dari Al-Abbas ibnu Usman Ad-Dimasyqi, dari Al-Walid ibnu Muslim ibnu Muhammad ibnu Muhajir dengan sanad yang sama.
(8-16) Sedangkan ahli kebajikan, wajah-wajah mereka pada Hari Kiamat, نَاعِمَةٌ “berseri-seri,” yakni karena indahnya kenikmat-an yang mereka dapatkan, maka raga mereka berseri dan wajah-wajah mereka berbinar dan amat bergembira لِسَعْيِهَا “karena usaha-nya,” yang dilakukan di dunia berupa amal baik dan kebajikan terhadap hamba-hamba Allah جَلَّ جَلالُهُ , رَاضِيَةٌ “Ia merasa senang,” karena mendapatkan pahalanya yang disimpan ternyata berlipat ganda, sehingga terpujilah kesudahan amalnya dan tercapailah segala sesuatu yang diharapkan. Hal itu karena balasan amal baiknya berada فِي جَنَّةٍ “dalam surga,” yang mencakup berbagai macam kenikmatan secara keseluruhan, عَالِيَةٍ “yang tinggi,” tempat dan kedudukannya. Kedudukannya berada di tingkatan paling atas dan tempatnya adalah kediaman-kediaman tinggi yang memiliki berbagai kamar. Di atas kamar terdapat kamar lain, dari kamar itu terlihat kemuliaan yang disediakan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ untuk mereka. (Dalam ayat lain),
قُطُوفُهَا دَانِيَةٌ
“Buah-buahannya dekat.” (Al-Haqqah: 23), yakni banyak buah-buahan lezat yang mengeluarkan buah-buahan indah dan mudah dipetik sekira penghuni surga bisa memetiknya dalam berbagai kondisi mereka. Tidak perlu memanjat dan buahnya pun tidak sulit dipetik. لا تَسْمَعُ فِيهَا “Tidak kamu dengar di dalamnya,” yakni, di dalam surga, لاغِيَةً “perkataan yang tidak berguna,” yakni kata-kata tidak bermanfaat dan batil, apalagi kata-kata yang diharamkan. Perkataan para penghuni surga adalah kata-kata indah dan berguna yang mencakup dzikir mengingat Allah جَلَّ جَلالُهُ , menyebut nikmat Allah جَلَّ جَلالُهُ yang amat banyak. Menggunakan etika baik di antara sesama penghuni surga yang menggembirakan hati dan melapangkan dada.
فِيهَا عَيْنٌ جَارِيَةٌ “Di dalamnya ada mata air yang mengalir.” Ini ada-lah isim jenis (kata umum). Yaitu di dalam surga terdapat berbagai mata air yang dipancarkan oleh penghuni surga dan mereka guna-kan sebagaimana yang mereka kehendaki dan dialirkan kemana pun yang mereka inginkan. فِيهَا سُرُرٌ مَرْفُوعَةٌ “Di dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan.” اَلسُّرُرُ adalah bentuk jamak dari kata اَلسَّرِيْرُ yaitu tempat-tempat duduk yang tinggi dari segi dzatnya dengan berba-gai permadani halus dan lembut. وَأَكْوَابٌ مَوْضُوعَةٌ “Dan gelas-gelas yang terletak (di dekatnya),” yakni gelas-gelas yang berisi penuh dengan berbagai jenis minuman lezat diletakkan di hadapan mereka, dise-diakan untuk mereka, dan tunduk di bawah kehendak serta pilihan mereka. Anak-anak kecil yang kekal mengelilingi mereka. وَنَمَارِقُ مَصْفُوفَةٌ “Dan bantal-bantal sandaran yang tersusun,” yakni bantal-bantal yang terbuat dari sutra tebal dan sutra tipis serta dari bahan lain yang hanya diketahui oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ . Bantal-bantal itu disusun untuk diduduki dan dijadikan sandaran. Para penghuni surga tidak perlu meletakkan dan menatanya. وَزَرَابِيُّ مَبْثُوثَةٌ “Dan permadani-per-madani yang terhampar,” زَرَابِيُّ adalah permadani indah yang terham-par. Yaitu, permadani-permadani itu memenuhi tempat duduk mereka dari segala penjuru.
Di sisi lain, para penghuni surga mendapat kebahagiaan yang tiada tara. Pada hari itu banyak pula wajah yang berseri-seri penuh kebahagiaan. 9. Mereka merasa senang dan puas karena usahanya sendiri di dunia. Mereka beriman, beramal saleh, dan bermanfaat bagi orang lain. Hidup mereka penuh nilai ibadah. Usaha mereka ini tidak akan sia-sia.
Al-Ghasyiyah Ayat 8 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Ghasyiyah Ayat 8, Makna Al-Ghasyiyah Ayat 8, Terjemahan Tafsir Al-Ghasyiyah Ayat 8, Al-Ghasyiyah Ayat 8 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Ghasyiyah Ayat 8
Tafsir Surat Al-Ghasyiyah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)