{91} Asy-Syams / الشمس | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الضحى / Adh-Dhuha {93} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Lail الليل (Malam) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 92 Tafsir ayat Ke 16.
الَّذِي كَذَّبَ وَتَوَلَّىٰ ﴿١٦﴾
allażī każżaba wa tawallā
QS. Al-Lail [92] : 16
yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).
Tidak ada yang memasukinya kecuali orang yang paling celaka, yang telah mendustakan nabi Allah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dan berpaling dari beriman kepada Allah dan Rasul-Nya serta ketaatan kepada keduanya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka. (Al-Lail: 15)
Yaitu tiada yang dijerumuskan ke dalamnya sehingga diliputi oleh api neraka dari segala penjurunya kecuali hanya orang yang paling celaka. Kemudian dijelaskan oleh firman berikutnya:
yang mendustakan. (Al-Lail: 16)
Maksudnya, hatinya mendustakan hal tersebut.
dan berpaling. (Al-Lail: 16)
Yakni semua anggota tubuhnya tidak mau mengamalkannya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Hasan Ibnu Musa, telah menceritakan kepada kami Ibnu Lahi’ah, telah menceritakan kepada kami Abdullah ibnu Sa’id Al-Maqbari, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwaRasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Tiada yang masuk neraka selain orang yang celaka. Ketika ditanyakan kepada beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ”Siapakah orang yang celaka itu?” Maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Orang yang tidak mau mengamalkan ketaatan kepada Allah dan tidak mau meninggalkan perbuatan durhaka kepada-Nya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Yunus dan Syuraih, keduanya mengatakan bahwa telah menceritakan kepada kami Falih, dari Hilal ibnu Ali, dari Ata ibnu Yasar, dari Hurairah yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Semua umatku akan masuk surga di hari kiamat nanti, terkecuali orang yang membangkang. Ketika mereka bertanya, “Siapakah orang yang membangkang itu, wahai Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ?” Maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Barang siapa yang taat kepadaku, niscaya masuk surga; dan barang siapa durhaka kepadaku, berarti dia membangkang.
Imam Bukhari meriwayatkan hadis ini dari Muhammad ibnu Sinan, dari Falih dengan sanad yang sama.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu. (Al-Lail: 17)
Yakni kelak akan dijauhkan dari neraka orang yang bertakwa dan orang yang paling bertakwa, kemudian dijelaskan oleh firman berikutnya siapa yang dimaksud dengan orang yang bertakwa itu:
(yaitu) yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkannya. (Al-Lail: 18)
Yaitu membelanjakan hartanya untuk jalan ketaatan kepada Tuhannya, untuk mensucikan dirinya, hartanya dan segala apa yang dikaruniakan oleh Allah kepadanya berupa agama dan dunia.
padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. (Al-Lail: 19)
Maksudnya, pembelanjaan yang dikeluarkannya itu bukanlah untuk membalas jasa kebaikan yang pernah diberikan oleh orang lain kepadanya, melainkan dia mengeluarkannya hanya semata-mata.
tetapi semata-mata karena mencari keridaan Tuhannya Yang Mahatinggi. (Al-Lail: 20)
Yakni hanyalah semata-mata karena mengharapkan untuk dapat melihat Allah di negeri akhirat di dalam taman-taman surga. Lalu disebutkan dalam firman berikutnya:
Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan. (Al-Lail: 21)
Artinya, orang yang menyandang sifat-sifat ini niscaya akan mendapat kepuasan. Banyak kalangan ulama tafsir menyebutkan bahwa ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan Abu Bakar As-siddiq r.a. sehingga sebagian dari mereka ada yang meriwayatkannya sebagai suatu kesepakatan di kalangan ulama tafsir.
Dan memang tidak diragukan lagi dia termasuk ke dalamnya. sebagaimana termasuk pula ke dalam pengertiannya seluruh umat ini bila ditinjau dari pengertian umumnya, mengingat lafaznya memakai lafaz yang mengandung pengertian umum, yaitu firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan kelak akan dijauhkan orang yang paling takwa dari neraka itu, (yaitu orang) yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah) untuk membersihkan dirinya, padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanyayang harus dibalasnya. (Al-Lail: 17-19)
Akan tetapi, Abu Bakar r.a. merupakan orang yang diprioritaskan dari kalangan umat ini, dan dia adalah pendahulu mereka dalam menyandang sifat-sifat ini dan sifat-sifat terpuji lainnya. Dia adalah seorang yang berpredikat siddiq, bertakwa, mulia, lagi dermawan, banyak membelanjakan hartanya di jalan ketaatan kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dan menolong Rasul-Nya.
Berapa banyak uang dinar dan dirham yang telah dibelanjakan Abu Bakar demi mengharapkan rida Tuhannya Yang Mahamulia, padahal tiada seorang pun yang berjasa baginya hingga perlu untuk ia balas jasanya itu dengan imbalan pemberian. Bahkan kemurahan dan kebaikannya juga menyentuh para pemimpin, dan orang-orang yang terhormat dari kalangan berbagai kabilah.
Karena itulah Urwah ibnu Mas’ud pemimpin Bani Saqif ketika terjadi Perjanjian Hudaibiyah mengatakan kepada Abu Bakar, “Ingatlah, demi Allah, seandainya saja aku tidak teringat akan jasamu padaku yang masih belum terbalaskan, tentulah aku akan meladenimu,” tersebutlah bahwa Abu Bakar r.a. bersikap kasar terhadapnya dalam menyambutnya. Untuk itu apabila keadaan Abu Bakar sangat disegani di kalangan para penghulu orang Arab dan para pemimpinnya, maka terlebih lagi orang-orang yang selain mereka, lebih segan kepadanya karena kebaikan dan kedermawanannya. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya:
Padahal tidak ada seorangpun memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya, tetapi (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridaan Tuhannya Yang Mahatinggi. (Al-Lail: 19-20)
Di dalam hadis sahihain disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Barang siapa yang membelanjakan sepasang barang dijalan Allah, maka para malaikat penjaga surga memanggilnya, “Hai hamba Allah, inilah yang baik.” Maka Abu bakar bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah merupakan suatu keharusan bagi seseorang (yang masuk surga) dipanggil dari pintunya, dan apakah ada seseorang yang dipanggil dari semua pintu surga (untuk memasukinya)?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Ya ada, dan aku berharap semoga engkau termasuk seseorang dari mereka (yang dipanggil masuk surga dari semua pintunya).
14-16. “Maka Kami memperingatkan kamu dengan api yang menyala-nyala,” yakni yang berkobar. “Tidak ada yang masuk ke dalamnya kecuali orang yang paling celaka, yang mendustakan” kebaikan, “dan berpaling” dari perintah.
Mereka itulah orang yang mendustakan kebenaran yang datang dari Allah dan berpaling dari iman kepada-Nya. 17. Dan sebaliknya, akan selamat dari neraka itu dijauhkan darinya orang yang paling bertakwa sebagai penghargaan iman dan amal salehnya.
Al-Lail Ayat 16 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Lail Ayat 16, Makna Al-Lail Ayat 16, Terjemahan Tafsir Al-Lail Ayat 16, Al-Lail Ayat 16 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Lail Ayat 16
Tafsir Surat Al-Lail Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)