{92} Al-Lail / الليل | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الشرح / Al-Insyirah {94} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Adh-Dhuha الضحى (Waktu Matahari Sepenggalahan Naik (Dhuha)) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 93 Tafsir ayat Ke 6.
أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَىٰ ﴿٦﴾
a lam yajidka yatīman fa āwā
QS. Adh-Dhuha [93] : 6
Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi(mu),
Bukankah dulu Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, dan ayahmu meninggal saat kamu berada dalam kandungan ibumu, lalu Dia melindungimu. Dia mendapatimu tidak mengetahui apa itu kitab dan apa itu iman? Lalu Dia mengajarimu apa yang tidak engkau ketahui. Dia memberimu pertolongan untuk melakukan amal-amal yang terbaik? Dia mendapatimu sebagai seorang yang fakir, lalu Dia memberikan rezekimu kepadamu, dan mencukupi dirimu dengan kesederhanaan dan kesabaran?
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (Adh-Dhuha: 5)
Yakni kelak di negeri akhirat Allah akan memberinya hingga ia merasa puas tentang umatnya dan juga kemuliaan yang telah disediakan oleh Allah untuk dirinya. Yang antara lain ialah Telaga Kautsar yang kedua tepinya berupa kubah-kubah dari mutiara yang berongga, sedangkan tanahnya bibit minyak kesturi, sebagaimana yang akan diterangkan kemudian.
Imam Abu Amr Al-Auza’i telah meriwayatkan dari Ismail ibnu Abdullah ibnu Abul Muhajir Al-Makhzumi, dari Ali ibnu Abdullah ibnu Abbas, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ditampakkan kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ Apa yang bakal dibukakan buat umatnya sesudah ia tiada perbendaharaan demi perbendaharaan. Maka beliau merasa senang dengan hal tersebut, lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas. (Adh-Dhuha: 5)
Dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberikan kepada beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ di dalam surga sejuta gedung, dalam tiap gedung terdapat istri-istri dan para pelayan yang layak baginya. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim melalui jalur Abu Amr Al-Auza’i. Sanad ini sahih sampai kepada Ibnu Abbas, dan hal yang semisal dengan ini tiada lain kecuali berpredikat mauquf.
As-Saddi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa untuk memuaskan hati Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, Allah tidak akan memasukkan seorang pun dari kalangan ahli baitnya ke dalam neraka. Demikianlah menurut apa yang telah diriwayatkan oleh Ibnu Jarir dan Ibnu Abu Hatim. Al-Hasan mengatakan bahwa yang dimaksud dengan hal tersebut ialah syafaat (diizinkan untuk memberi syafaat). Hal yang sama telah dikatakan oleh Abu Ja’far Al-Baqir.
Abu Bakar ibnu Abu Syaibah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah ibnu Hisyam, dari Ali ibnu Saleh, dari Yazid ibnu Abu Ziyad, dari Ibrahim, dari Alqamah, dari Abdullah yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda: Sesungguhnya kami adalah suatu ahli bait, Allah telah memilihkan akhirat di atas dunia bagi kami. Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan dalam firman berikutnya bilangan nikmat-nikmat yang telah Dia karuniakan kepada hamba dan Rasul-Nya Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ:
Bukanlah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu. (Adh-Dhuha: 6)
Demikian itu karena ayah beliau wafat sejak beliau masih berada dalam kandungan ibunya. Menurut pendapat yang lain, ayah beliau wafat ketika beliau baru dilahirkan. Kemudian ibunya (yaitu Aminah binti Wahb) wafat pula saat beliau berusia enam tahun. Sesudah itu beliau berada dalam pemeliharaan kakeknya (yaitu Abdul Muttalib) hingga kakeknya wafat saat beliau masih berusia delapan tahun.
Kemudian beliau dipelihara oleh pamannya yang bernama Abu Talib, yang bersikap terus-menerus melindunginya, menolongnya, meninggikan kedudukannya, dan mengagungkannya serta membentenginya dari gangguan kaumnya sesudah Allah mengangkatnya menjadi seorang rasul dalam usia empat puluh tahun.
Perlu diketahui bahwa Abu Talib adalah pengikut agama kaumnya yang menyembah berhala-berhala, dan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak terpengaruh, yang hal ini tiada lain berkat takdir Allah dan pengaturan-Nya yang baik. Dan ketika Abu Talib meninggal dunia sebelum Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ akan melakukan hijrah dalam waktu yang tidak lama, maka orang-orang yang kurang akalnya dan orang-orang yang bodoh dari kalangan kaum Quraisy mulai berani mengganggunya.
Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memilihkan hijrah baginya dari kalangan mereka menuju negeri kaum Aus dan Khazraj, sebagaimana yang telah digariskan oleh suratan takdir-Nya yang lengkap lagi sempurna. Ketika beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sampai di negeri mereka, mereka memberinya tempat, menolongnya, melindunginya, dan membelanya dengan jiwa dan harta mereka; semoga Allah melimpahkan rida-Nya kepada mereka semuanya. Dan semuanya itu berkat pemeliharaan dan penjagaan serta perhatian dari Allah kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
(6-8) Selanjutnya Allah جَلَّ جَلالُهُ menganugerahkan kondisi-kon-disi khusus yang Dia ketahui seraya berfirman, أَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيمًا فَآوَى “Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungi-mu,” yakni, Allah mendapatimu tidak beribu dan tidak berayah, bahkan ayah dan ibu beliau telah meninggal dunia sedangkan ia sendiri belum bisa mengurus dirinya sendiri, lalu Allah جَلَّ جَلالُهُ membe-rinya perlindungan, ia dirawat oleh kakeknya, Abu Thalib, hingga Allah جَلَّ جَلالُهُ menguatkan dengan pertolonganNya dan dengan kaum Mukminin.
وَوَجَدَكَ ضَالا فَهَدَى “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk.” Artinya, Allah mendapati-mu dalam kondisi engkau tidak mengetahui apa itu al-Qur`an dan apa itu iman, lalu Dia mengajarkanmu apa yang tidak kau ketahui dan memberimu pertolongan untuk amal dan akhlak yang baik. وَوَجَدَكَ عَائِلا “Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang keku-rangan, lalu Dia memberikan kecukupan” yakni fakir lalu Allah جَلَّ جَلالُهُ mem-berimu kecukupan berupa penaklukan berbagai negeri untukmu berupa pemungutan harta dan upeti. Rabb yang menghilangkan berbagai kekurangan darimu ini akan menghilangkan semua ke-kurangan darimu. Dan Rabb yang menyampaikanmu pada kecu-kupan, memberimu perlindungan, menolong serta memberimu petunjuk, maka balaslah nikmatNya dengan rasa syukur.
Bukankah dia mendapatimu sebagai seorang yatim ketika kedua orang tuamu wafat, lalu dia melindungimu dalam asuhan kakek dan pamanmu’ ayah nabi wafat ketika beliau dalam kandungan dan ibunya wafat ketika beliau berumur 6 tahun. Allah melindungi nabi dalam asuhan kakeknya, ‘abdul muttalib, sampai usia 8 tahun, dilanjutkan oleh pamannya, ab’ t’lib, hingga sang paman wafat. 7. Dan bukankah dia juga mendapatimu sebelum menjadi nabi sebagai seorang yang bingung karena belum mengetahui akidah dan hukum yang benar, lalu dia memberikan petunjuk melalui wahyu dan membimbingmu sampai akhir hayatmu’.
Adh-Dhuha Ayat 6 Arab-Latin, Terjemah Arti Adh-Dhuha Ayat 6, Makna Adh-Dhuha Ayat 6, Terjemahan Tafsir Adh-Dhuha Ayat 6, Adh-Dhuha Ayat 6 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Adh-Dhuha Ayat 6
Tafsir Surat Adh-Dhuha Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)