{95} At-Tin / التين | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | القدر / Al-Qadr {97} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-‘Alaq العلق (Segumpal Darah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 96 Tafsir ayat Ke 1.
اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ﴿١﴾
iqra` bismi rabbikallażī khalaq
QS. Al-‘Alaq [96] : 1
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
Wahai Nabi, bacalah Al-Qur’an yang telah diturunkan kepadamu, diawali dengan menyebut nama Tuhanmu yang Esa dalam menciptakan, yang telah menciptakan semua manusia dari segumpal darah beku berwarna merah. Wahai Nabi, bacalah Al-Qur’an yang telah diturunkan kepadamu. Sesungguhnya, Tuhanmu sangat melimpah kebaikannya dan sangat luas kemurahan-Nya. Dialah yang mengajari makhluk-Nya cara menulis dengan pena, yang mengajari manusia apa yang sebelumnya tidak pernah diketahuinya, yang memindahkannya dari gelapnya kebodohan kepada kepada cahaya ilmu.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menceritakan perihal manusia, bahwa manusia itu adalah makhluk yang mempunyai kesenangan, jahat, angkuh, dan melampaui batas apabila ia melihat dirinya telah berkecukupan dan banyak hartanya. Kemudian Allah mengancamnya dan memperingatkan kepadanya melalui firman berikutnya:
Sesungguhnya hanya kepada Tuhanmulah kembali (mu). (A1-‘Alaq: 8)
Yakni hanya kepada Allah-lah kamu kembali dan berpulang, lalu Dia akan mengadakan perhitungan terhadap hartamu dari manakah kamu hasilkan dan ke manakah kamu belanjakan?
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnu Ismail As-Sa’ig, telah menceritakan kepada kami Ja’far ibnu Aim, telah menceritakan kepada kami Abu Umais, dari Aun yang telah mengatakan bahwa Abdullah ibnu Mas’ud pernah mengatakan bahwa ada dua orang yang haus dan tidak pernah merasa kenyang, yaitu orang yang berilmu dan orang yang memiliki harta; tetapi keduanya tidak sama. Adapun orang yang berilmu, maka bertambahlah rida Tuhan Yang Maha Pemurah kepadanya. Adapun orang yang berharta, maka dia makin tenggelam di dalam kesesatannya (sikap melampaui batasnya). Kemudian Abdullah ibnu Mas’ud membacakan firman-Nya: Sesungguhnya manusia benar-benar melampaui batas, karena dia melihat dirinya serba cukup. (Al-‘Alaq: 6-7) Dan terhadap orang yang berilmu, Abdullah ibnu Mas’ud membacakan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى: Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. (Fathir: 28)
Hal yang semakna telah diriwayatkan pula secara marfu’ sampai kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, yaitu:
Ada dua macam orang yang rakus selalu tidak merasa kenyang, yaitu penuntut ilmu dan pemburu duniawi.
Kemudian disebutkan dalam firman selanjutnya:
Bagaimana pendapatmu tentang orang yang melarang, seorang hamba ketika dia mengerjakan salat. (Al-‘Alaq: 9-10)
Bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan sikap Abu Jahal laknatullah. Dia mengancam Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bila melakukan salat di Baitullah. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى pada mulanya menasihati Abu Jahal dengan cara yang terbaik, untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Bagaimana pendapatmu jika orang yang dilarang itu berada di atas kebenaran. (Al-‘Alaq: 11)
Yakni bagaimanakah menurut pendapatmu jika orang yang kamu larang ini berada di jalan yang Iurus dalam sepak terjangnya.
Atau dia menyuruh bertakwa (kepada Allah)? (Al-‘Alaq: 12)
melalui ucapannya, sedangkan engkau menghardiknya dan mengancamnya bila ia mengerjakan salatnya. Karena itulah disebutkan dalam firman berikutnya:
Tidakkah dia mengetahui bahwa sesungguhnya Allah melihat segala perbuatannya? (Al-‘Alaq: 14)
Artinya, tidakkah orang yang melarang orang yang mendapat petunjuk itu mengetahui bahwa Allah melihatnya dan mendengar pembicaraannya, dan kelak Dia akan membalas perbuatannya itu dengan balasan yang setimpal. Selanjutnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memperingatkan dan mengancam dengan ancaman yang keras:
Ketahuilah, sungguh jika dia tidak berhenti. (Al-‘Alaq: 15)
Yaitu tidak lagi menghentikan perbuatannya yang selalu bermusuhan dan ingkar.
niscaya Kami tarik ubun-ubunnya. (Al-‘Alaq: 15)
Yakni niscaya Kami benar-benar akan memberinya tanda hitam kelak di hari kiamat. Kemudian disebutkan dalam firman berikutnya:
(yaitu) ubun-ubun orang yang mendustakan lagi durhaka. (Al-‘Alaq: 16)
Maksudnya, ubun-ubun Abu Jahal yang pendusta dalam ucapannya lagi durhaka dalam perbuatannya.
Maka biarlah dia memanggil golongannya. (Al-‘Alaq: 17)
Yakni kaumnya dan kerabatnya, biarlah dia memanggil mereka untuk menolongnya.
Tafsir Ayat:
Ini adalah surat pertama yang turun kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Surat ini turun kepada Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ sebagai prinsip-prinsip kenabian pada saat beliau belum mengetahui apa itu al-Qur`an dan apa itu iman. Jibril ‘alaihissalam mendatangi beliau dengan membawa risalah dan memerintah beliau untuk membaca. Lalu Allah جَلَّ جَلالُهُ menurunkan padanya, اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ “Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan,” yakni menciptakan makhluk secara umum.
Wahai nabi, bacalah apa yang Allah wahyukan kepadamu dengan terlebih dahulu menyebut nama tuhanmu yang menciptakan segala sesuatu dengan keesaan-Nya. 2. Dia telah menciptakan manusia yang sempurna bentuk dan pengetahuannya dari segumpal darah, sebagai kelanjutan dari fase nutfah. Setelah itu berturut-turut akan terbentuk sekepal daging, tulang, pelapisan tulang dengan daging, dan peniupan roh.
Al-‘Alaq Ayat 1 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-‘Alaq Ayat 1, Makna Al-‘Alaq Ayat 1, Terjemahan Tafsir Al-‘Alaq Ayat 1, Al-‘Alaq Ayat 1 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-‘Alaq Ayat 1
Tafsir Surat Al-‘Alaq Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)