{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 96.
فَالِقُ الْإِصْبَاحِ وَجَعَلَ اللَّيْلَ سَكَنًا وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۚ ذَٰلِكَ تَقْدِيرُ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ ﴿٩٦﴾
fāliqul-iṣbāḥ, wa ja’alal-laila sakanaw wasy-syamsa wal-qamara ḥusbānā, żālika taqdīrul-‘azīzil-‘alīm
QS. Al-An’am [6] : 96
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan. Itulah ketetapan Allah Yang Mahaperkasa, Maha Mengetahui.
Allah yang mengeluarkan cahaya pagi dari kegelapan malam, menjadikan malam sebagai waktu yang tenang. Siapa yang merasa lelah di siang hari akan mengambil istirahatnya di waktu malam. Dia menjadikan matahari dan rembulan beredar pada porosnya dengan perhitungan yang ditentukan dengan rapi, tidak berubah dan tidak kacau. Itulah perhitungan Allah yang Mahaperkasa dengan kekuasaan-Nya yang kokoh, Maha Mengetahui kemaslahatan-kemaslahatan hamba-Nya dan mengatur urusan-urusan mereka. Al-Aziz dan Al-Alim termasuk nama-nama Allah yang husna yang menetapkan kesempurnaan ilmu dan keperkasaan Allah.
Firman Allah :
Dia menyingsingkan pagi dan menjadikan malam untuk beristirahat.
Artinya, Dialah yang menciptakan cahaya dan kegelapan, seperti yang disebutkan di awal surat:
dan mengadakan gelap dan terang. (Al An’am:1)
Yaitu Dia Yang Mahasuci menyingsingkan gelapnya malam hari pada pagi hari, sehingga alam menjadi terang, dan cakrawala tampak terang-benderang. Gelapnya malam hari hilang berangsur-angsur dan pergi membawa kegelapannya, lalu datanglah siang hari dengan sinarnya yang terang. Seperti yang disebutkan di dalam firman-Nya yang lain:
Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat. (Al A’raf:54)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menjelaskan kekuasaan-Nya dalam menciptakan berbagai macam hal yang bertentangan lagi berbeda-beda, semuanya itu menunjukkan kesempurnaan kebesaran yang dimiliki-Nya dan kebesaran kekuasaan-Nya. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan: Dia menyingsingkan pagi. (Al An’am:96) Dan yang bertentangan dengan itu disebutkan oleh firman-Nya: dan menjadikan malam untuk beristirahat. (Al An’am:96)
Yakni sunyi lagi gelap agar segala sesuatu dapat beristirahat padanya, seperti yang disebutkan di dalam firman-firman yang lain:
Demi waktu matahari sepenggalan naik, dan demi malam apabila telah sunyi. (Adh-Dhuha: 1-2)
Demi malam apabila menutupi (cahaya siang), dan siang apabila terang-benderang. (Al-Lail: 1-2)
dan siang apabila menampakkannya, dan malam apabila menutupinya. (Asy-Syams: 3-4)
Suhaib Ar-Rumi berkata kepada istrinya yang baru saja mencelanya karena banyak begadang di malam hari, “Sesungguhnya Allah menjadikan malam hari untuk beristirahat, kecuali bagi Suhaib. Sesungguhnya Suhaib apabila ingat akan surga, maka rasa rindunya memanjang, dan apabila ingat akan neraka, maka terusirlah rasa kantuknya.”
Demikianlah menurut riwayat Ibnu Abu Hatim.
Firman Allah :
…dan (menjadikan) matahari dan bulan untuk perhitungan.
Yakni keduanya beredar menurut perhitungan yang pasti rapi, tidak berubah dan tidak kacau, melainkan masing-masing dari keduanya mempunyai garis edar yang ditempuh oleh masing-masing dalam musim panas dan musim dinginnya. Sebagai akibat dari hal tersebut, maka berbeda-bedalah panjang dan pendek malam dan siang hari. Perihalnya sama dengan yang disebutkan di dalam ayat lain, yaitu firman-Nya:
Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (garis-garis edar) bagi perjalanan bulan itu. (Yunus:5), hingga akhir ayat.
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya. (Yaa Siin:40)
dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan, dan bintang-bintang, (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. (Al A’raf:54)
Firman Allah :
Itulah ketentuan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.
Artinya, semuanya beredar berdasarkan pengaturan dari Tuhan Yang Mahaperkasa, tanpa membangkang dan tanpa menentang, lagi Maha Mengetahui segala sesuatu. Maka tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi dari pengetahuan-Nya barang sebesar zarrah pun, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit. Dalam Al-Qur’an —apabila Allah menyebutkan tentang penciptaan malam, siang, matahari, dan bulan— sering kali diakhiri dengan penyebutan sifat perkasa dan sifat mengetahui, seperti yang terdapat dalam ayat ini (Al An’am:96), juga ayat lain, yaitu:
Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah malam, Kami tanggalkan siang dari malam itu. maka dengan serta merta mereka berada dalam kegelapan, dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (Yaa Siin:37-38)
Demikian pula ketika Dia menyebutkan perihal penciptaan langit dan bumi serta segala sesuatu yang ada pada keduanya, yaitu pada permulaan surat Hamim Sajdah:
Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui. (Al Fushilat:12)
(96) Manakala Allah menyebutkan bahan penciptaan makan-an pokok, maka Dia juga menyebutkan nikmatNya dengan menye-diakan tempat tinggal, dan Dia menciptakan cahaya dan kegelapan yang dibutuhkan oleh para hamba dan manfaat serta maslahat yang diakibatkannya. Dia berfirman, فَالِقُ الْاِصْبَاحِۚ “Dia menyingsingkan pagi,” sebagaimana Dia menumbuhkan biji-bijian, maka Dia juga membelah kegelapan malam yang menyelimuti permukaan bumi dengan cahaya pagi yang melenyapkannya sedikit demi sedikit sampai kegelapan malam sirna seluruhnya dan berganti dengan cahaya yang menyebar. Dengan pergantian masa tersebut, manusia beraktifitas dalam maslahat dan kehidupan mereka, dan dalam kemanfaatan agama dan dunia mereka.
Ketika manusia membutuhkan ketenangan dan ketentram-an, serta istirahat yang tidak terjadi kecuali dengan adanya siang dan cahaya, maka وَجَعَلَ الَّيْلَ سَكَنًا “Dia menjadikan” malam untuk istirahat. Manusia beristirahat di rumah-rumah dan tempat tidur mereka di malam hari, ternak ke kandangnya, burung ke sarangnya, maka masing-masing mengambil bagian istirahatnya. Kemudian Allah menggantikannya dengan cahaya, dan begitulah seterusnya sampai Hari Kiamat. وَّ “Dan Allah” menjadikan الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ حُسْبَانًا ۗ “matahari dan bulan untuk perhitungan.” Dengan keduanya diketahui waktu dan masa. Dengan itu waktu-waktu ibadah dan muamalat dipatok dan diketahui. Dengannya diketahui waktu-waktu yang telah ber-lalu, yang mana kalau bukan karena matahari, rembulan, dan per-gantian keduanya silih berganti, niscaya orang-orang tidaklah mengetahuinya, akan tetapi yang mengetahuinya hanyalah bebe-rapa orang, itu pun setelah upaya yang keras yang karenanya ada beberapa kemaslahatan yang tidak tercapai.
ذٰلِكَ تَقْدِيْرُ الْعَزِيْزِ الْعَلِيْمِ “Itulah ketentuan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” Yang mana di antara keperkasaanNya adalah tunduknya makhluk yang besar ini, maka ia pun berjalan dengan tunduk dan patuh kepada perintahNya, yang mana ia tidak me-lampaui batasan yang diletakkan oleh Allah, tidak maju dan tidak mundur darinya. Dia Maha Mengetahui, di mana ilmuNya meliputi yang lahir, yang batin, yang pertama dan yang terakhir. Di antara dalil aqli atas keluasan ilmuNya adalah pengendalian makhluk-makhluk yang besar ini dengan tatanan dan aturan yang konkret yang mencengangkan akal dalam kebaikan, kesempurnaan, dan kesesuaiannya dengan kemaslahatan dan hikmah.
Setelah menjelaskan kekuasaan-Nya terhadap sesuatu yang bersifat material dan berada di bumi, kini dijelaskan tentang benda-benda langit. Dia menyingsingkan pagi agar aneka makhluk dapat melakukan berbagai aktivitas, dan menjadikan malam untuk beristirahat, dan menjadikan matahari dan bulan beredar dengan ketelitian yang amat mengagumkan yang berguna sebagai dasar untuk perhitungan bulan dan tahun. Itulah ketetapan Allah yang mahaperkasa, maha mengetah fungsi matahari dan bulan telah diuraikan pada ayat di atas, selanjutnya fungsi bintang diuraikan pada ayat ini. Dan dialah Allah yang menjadikan bintang-bintang yang memancarkan cahaya bagimu, dengan tujuan antara lain agar kamu menjadikannya petunjuk arah dalam kegelapan di darat dan di laut. Kami telah menjelaskan secara rinci tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan kami kepada orang-orang yang mengetahui.
Al-An’am Ayat 96 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 96, Makna Al-An’am Ayat 96, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 96, Al-An’am Ayat 96 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 96
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)