{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 99.
وَهُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجْنَا بِهِ نَبَاتَ كُلِّ شَيْءٍ فَأَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُخْرِجُ مِنْهُ حَبًّا مُتَرَاكِبًا وَمِنَ النَّخْلِ مِنْ طَلْعِهَا قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ وَجَنَّاتٍ مِنْ أَعْنَابٍ وَالزَّيْتُونَ وَالرُّمَّانَ مُشْتَبِهًا وَغَيْرَ مُتَشَابِهٍ ۗ انْظُرُوا إِلَىٰ ثَمَرِهِ إِذَا أَثْمَرَ وَيَنْعِهِ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكُمْ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿٩٩﴾
wa huwallażī anzala minas-samā`i mā`ā, fa akhrajnā bihī nabāta kulli syai`in fa akhrajnā min-hu khaḍiran nukhriju min-hu ḥabbam mutarākibā, wa minan-nakhli min ṭal’ihā qinwānun dāniyatuw wa jannātim min a’nābiw waz-zaitụna war-rummāna musytabihaw wa gaira mutasyābih, unẓurū ilā ṡamarihī iżā aṡmara wa yan’ih, inna fī żālikum la`āyātil liqaumiy yu`minụn
QS. Al-An’am [6] : 99
Dan Dialah yang menurunkan air dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.
Hanya Allah semata yang menurunkan hujan dari mendung lalu dengan hujan itu Dia menumbuhkan segala macam tumbuhan. Dari tumbuhan itu muncul tanaman yang hijau, kemudian darinya Dia mengeluarkan biji-bijian yang sebagian darinya tersusun dengan bagian yang lain, seperti batang tangkai gandum, jewawut dan padi. Dia juga mengeluarkan dari pucuk pohon kurma jenjang-jenjang kurma muda, jenjang-jenjang yang mudah dipetik. Allah juga menumbuhkan kebun-kebun anggur. Dia menumbuhkan pohon Zaitun, delima yang daunnya mirip namun berbeda buahnya dari sisi bentuk, rasa dan tabiat. Lihatlah wahai manusia kepada buah-buahan dari tumbuhan-tumbuhan ini saat ia berbuah dan saat ia mulai ranum siap untuk dipetik. Sesungguhnya hal itu wahai manusia mengandung bukti-bukti atas kesemurnaan kodrat Allah sebagai pencipta semua itu, hikmah dan rahmat-Nya bagi kaum yang membenarkan Allah dan menjalankan syariat-Nya.
Firman Allah :
Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit.
Yakni dengan kepastian dalam keadaan diberkati sebagai rezeki buat hamba-hamba Allah, untuk menyuburkan, dan sebagai pertolongan buat semua makhluk dan rahmat dari Allah buat mereka semua.
Lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan.
Ayat ini semakna dengan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang lain, yaitu:
Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. (Al Anbiyaa:30).
Firman Allah :
Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. (Al An’am:99)
Artinya, tanaman dan pepohonan yang hijau, sesudah itu Kami ciptakan padanya biji-bijian dan buah-buahan. Karena itu, dalam firman selanjutnya disebutkan:
Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak.
Yakni sebagian darinya bertumpang tindih dengan sebagian yang lain seperti pada bulir-bulirnya dan lain sebagainya.
dan dari mayang kurma mengurai tangkai-tangkai.
Qinwan adalah bentuk jamak dari qinwun, artinya tangkai ketandan (mayang) kurma.
yang menjulai.
Maksudnya, dekat untuk dipetik dan mudah memetiknya
Perihalnya sama dengan apa yang dikatakan oleh Ali ibnu Abu Talhah Al-Walibi, dari Ibnu Abbas, sehubungan dengan makna firman-Nya: tangkai-tangkai yang menjulai. (Al An’am:99) Yakni tangkai yang menjulai ke bawah bagi pohon kurma yang pendek, sehingga mayangnya yang dipenuhi dengan tangkai buah berada dekat tanah dan mudah dipetik. Demikianlah menurut riwayat Ibnu Jarir.
Sehubungan dengan ini orang-orang Hijaz mengatakan bahwa qinwanun artinya tangkai-tangkai mayang, begitu pula halnya yang dikatakan oleh orang-orang Bani Qais. Sehubungan dengan makna lafaz ini, Imru-ul Qais (seorang penyair Jahiliyyah yang ternama) mengatakan:
Pucuk pohonnya berdiri tegak, akarnya menghujam ke tanah, dan mayangnya yang dipenuhi dengan tangkai-tangkai menjulai ke bawah, penuh dengan buah kurma yang merah.
Sedangkan orang-orang Bani Tamim mengatakan bentuk jamaknya adalah qinyan dengan memakai ya. Ibnu Jarir mengatakan bahwa qinwan adalah bentuk jamak dari qinwun, sebagaimana lafaz sinwdn adalah bentuk jamak dari lafaz sinwun.
Firman Allah :
…dan kebun-kebun anggur.
Artinya, Kami keluarkan pula darinya kebun-kebun anggur, kedua jenis buah-buahan ini —yakni kurma dan anggur— menurut penduduk Hijaz termasuk buah-buahan yang paling digemari, dan barangkali keduanya merupakan buah-buahan yang terbaik di dunia. Perihal kedua buah itu disebutkan oleh Allah kepada hamba-hamba-Nya dalam firman-Nya:
Dan dari buah kurma dan anggur, kalian buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. (An Nahl:67)
Hal ini disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى sebelum khamr diharamkan. Juga dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang lainnya, yaitu:
Dan Kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur. (Yaa Siin:34)
Firman Allah :
…dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa.
Qatadah dan lain-lainnya mengatakan bahwa gairu mutasyabih artinya yang tidak serupa dedaunannya, tetapi bentuknya serupa, sebagian darinya serupa dengan sebagian yang lain, tetapi berbeda dalam buah yang dihasilkannya, baik dari bentuk, rasa, maupun kandungannya.
Firman Allah :
Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikanlah pula) kematangannya.
Yakni bila telah masak, menurut Al-Barra ibnu Azib, Ibnu Abbas, Ad-Dahhak, Ata Al-Khurrasani, As-Saddi, Qatadah, dan lain-lainnya. Dengan kata lain, perhatikanlah kekuasaan Penciptanya yang telah menciptakannya dari tidak ada menjadi ada. Pada mulanya berupa tumbuh-tumbuhan, lalu menjadi pohon, dan menghasilkan buah, ada yang menghasilkan anggur, ada yang menghasilkan kurma, dan lain sebagainya dari semua jenis tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan yang berbeda-beda warna dan bentuknya serta berbeda-beda rasa dan bau hasil buahnya. Perihalnya sama dengan apa yang disebutkan di dalam firman-Nya:
Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman, dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama, Kami melebihkan sebagian tanaman-tanaman itu atas sebagian yang lain tentang rasanya. (Ar Ra’du:4), hingga akhir ayat.
Karena itulah dalam ayat ini disebutkan:
Sesungguhnya pada yang demikian itu.
hai manusia.
…ada tanda-tanda (kekuasaan Allah).
Yakni tanda-tanda yang menunjukkan kesempurnaan kekuasaan Pencipta semuanya itu, kebijaksanaan, dan rahmat-Nya.
…bagi orang-orang yang beriman.
Maksudnya, orang-orang yang percaya kepada-Nya dan mengikuti rasul-rasul-Nya.
(99) Ini adalah salah satu nikmatNya yang besar yang di-perlukan oleh manusia dan lain-lainnya yaitu bahwa Allah menu-runkan air dari langit yang datang silih berganti di saat orang-orang memerlukannya. Lalu Allah menumbuhkan segala sesuatu yang dimakan oleh manusia dan binatang, maka makhluk menikmati karunia Allah, hidup lapang dengan rizkiNya, dan bersuka cita dengan kebaikanNya. Kekeringan, kekurangan dan paceklik lenyap dari mereka. Hati berbunga-bunga, wajah berseri-seri, para hamba meraih rahmat Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang berupa sesuatu yang dengannya mereka merasakan nikmat dan suka cita. Hal itu mengharuskan mereka mengeluarkan upaya untuk mensyukuri Dzat yang telah melimpahkan nikmat-nikmat, dengan menyembahNya, kembali kepadaNya, dan mencintaiNya.
Manakala Dia menyebutkan bermacam pohon dan tumbuhan yang ditumbuhkan oleh air, Dia menyebutkan tanaman pangan dan pohon kurma karena manfaatnya yang banyak, dan dia sebagai makanan pokok bagi manusia. Dia berfirman, فَاَخْرَجْنَا مِنْهُ خَضِرًا نُّخْرِجُ مِنْهُ “Maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang meng-hijau, Kami keluarkan darinya,” maksudnya, dari tanaman yang hijau itu, حَبًّا مُّتَرَاكِبًاۚ “butir yang banyak,” sebagian di atas sebagian yang lain, berupa gandum, jewawut, jagung, padi, dan tanaman-tanaman pangan lainnya. Dan dari penjelasan ini menunjukkan bahwa butir-nya bermacam-macam. Semuanya berasal dari bahan yang satu yang tidak tercampur aduk. Bahkan ia berupa butir-butir yang terpisah-pisah dari asal yang satu, dan ia juga menunjukkan ke-pada banyaknya dan keluasan hasil dan produknya, agar asal bijinya tetap ada sementara sisanya dalam jumlah yang besar dimakan dan disimpan.
وَمِنَ النَّخْلِ “Dan dari pohon kurma,” Allah mengeluarkan مِنْ طَلْعِهَا “dari mayangnya,” yaitu janjang dan manggar sebelum tangkai-tangkai yang menjulai itu muncul, maka dari janjang tersebut قِنْوَانٌ دَانِيَةٌ “terurai tangkai-tangkai yang menjulai,” Maksudnya, tangkai yang dekat, mudah diambil, merunduk kepada orang yang ingin memetiknya tanpa kesulitan. Walaupun ia panjang, namun pada-nya terdapat pelepah dan tatakan yang memudahkan untuk me-manjatnya. وَّ “Dan,” dengan air itu Allah mengeluarkan جَنّٰتٍ مِّنْ اَعْنَابٍ وَّالزَّيْتُوْنَ وَالرُّمَّانَ “kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima.” Ini termasuk pohon yang banyak dan besar manfaat dan kegunaannya. Oleh karena itu, Allah menyebutkan secara khusus setelah menyebutkan pohon dan tumbuhan secara umum.
FirmanNya, مُشْتَبِهًا وَّغَيْرَ مُتَشَابِهٍۗ “Yang serupa dan yang tidak seru-pa.” Ada kemungkinan ia kembali kepada delima dan zaitun, yakni serupa pohon dan daunnya namun tidak serupa buahnya. Ada ke-mungkinan lain, ia kembali kepada semua pohon dan buah-buahan. Sebagian darinya mirip dengan sebagian yang lain dan ciri-cirinya tidak jauh berbeda, dan sebagian yang lain benar-benar berbeda. Dari semuanya itu manusia mengambil manfaat, menikmati buah-buahan dan menjadikannya sebagai bahan makanan dan mereka juga bisa mengambil pelajaran.
Oleh karena itu, Allah memerintahkan agar mengambil pela-jaran darinya. Dia berfirman ا اُنْظُرُوْٓا اِلٰى “Perhatikanlah,” dengan pere-nungan demi mendapatkan pelajaran ثَمَرِهٖٓ “buahnya,” buah seluruh pohon, khususnya kurma, اِذَٓا اَثْمَرَ وَيَنْعِهٖ ۗ “di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan pula) kematangannya.” Maksudnya, perhati-kanlah waktu ia muncul dan waktu ia matang dan ranum. Karena hal itu mengandung pelajaran-pelajaran dan tanda-tanda kebesaran Allah sebagai bukti rahmatNya, keluasan karunia dan kemurahan-Nya, serta kesempurnaan kodrat, dan perhatianNya kepada hamba-hambaNya. Akan tetapi tidak semua orang mau memperhatikan dan mengambil pelajaran, dan tidak semua yang merenungkan pasti mengetahui rahasia yang dimaksud. Oleh karena itu, Allah membatasi pengambilan manfaat dari tanda-tanda kebesaran Allah pada orang-orang Mukmin.
Dia berfirman, اِنَّ فِيْ ذٰلِكُمْ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يُّؤْمِنُوْنَ “Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” Karena orang-orang Mukmin terdorong oleh iman mereka untuk beramal sesuai dengan tuntutan dan kelazimannya yang mana salah satunya adalah tafakkur terhadap ayat-ayat Allah, meng-ambil hasil dari maksud dan targetnya dari segi akal, fitrah, dan syariat.
Keesaan dan kekuasaan Allah telah terbukti dengan jelas bagi yang masih enggan untuk beriman, maka ayat ini menegaskan kembali seakan merangkum dan memerinci apa yang telah disebutkan. Dan dialah yang menurunkan air, yaitu hujan, dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak padahal sebelumnya hanya satu biji atau benih. Dan, sebagai contoh dari proses di atas, dari mayang, yakni tongkol bunga, kurma, mengurai tangkai-tangkai yang menjulai yang mudah dipetik, dan kebun-kebun anggur, dan kami keluarkan pula zaitun dan delima yang serupa bentuk buahnya dan yang tidak serupa aroma dan kegunaannya. Perhatikanlah buahnya pada waktu berbuah, dan perhatikan pula proses bagaimana buah tersebut menjadi masak. Sungguh, pada yang demikian itu ada tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang-orang yang beriman. Aneka macam bukti yang dipaparkan seperti yang disebut pada beberapa ayat di atas, agaknya belum menjadikan kaum musyrik sadar akan keyakinannya yang keliru. Salah satu bentuk keyakinan yang sesat itu diurai pada ayat ini. Dan mereka, orang-orang musyrik, menjadikan jin sekutu-sekutu Allah, padahal dia yang menciptakannya, yakni jin-jin itu, dan mereka berbohong dengan mengatakan, Allah mempunyai anak laki-laki dan anak perempuan, yaitu para malaikat. Itu mereka yakini dan ucapkan tanpa dasar ilmu pengetahuan sedikit pun. Mahasuci Allah dari segala apa yang mereka ucapkan dan yakini, dan mahatinggi dia dari sifat-sifat yang mereka gambarkan.
Al-An’am Ayat 99 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 99, Makna Al-An’am Ayat 99, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 99, Al-An’am Ayat 99 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 99
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)