{6} Al-An’am / الأنعام | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأنفال / Al-Anfal {8} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-A’raf الأعراف (Tempat Yang Tertinggi) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 7 Tafsir ayat Ke 79.
فَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَا قَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ وَلَـٰكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ ﴿٧٩﴾
fa tawallā ‘an-hum wa qāla yā qaumi laqad ablagtukum risālata rabbī wa naṣaḥtu lakum wa lākil lā tuḥibbụnan-nāṣiḥīn
QS. Al-A’raf [7] : 79
Kemudian dia (Saleh) pergi meninggalkan mereka sambil berkata, “Wahai kaumku! Sungguh, aku telah menyampaikan amanat Tuhanku kepadamu dan aku telah menasihati kamu. Tetapi kamu tidak menyukai orang yang memberi nasihat.”
Maka Shalih meninggalkan kaumnya (pada saat mereka telah menyembelih unta betina dan dibinasakan), dia berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, aku telah menyampaikan kepada kalian apa yang Rabb-ku perintahkan kepadaku untuk disampaikan berupa perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya. Aku telah berusaha keras memberikan dorongan, peringatan, dan nasihat kepada kalian, akan tetapi kalian tidak menyukai orang-orang yang memberikan nasihat. Kalian tolak nasihat-nasihat mereka dan kalian menuruti (keinginan) setan-setan yang terkutuk.”
Ungkapan ini merupakan kecaman dari Nabi Saleh a.s. terhadap kaumnya setelah Allah memusnahkan mereka karena menentangnya, membangkang terhadap perintah Allah, serta takabur tidak mau menerima kebenaran, dan berpaling dari petunjuk menuju kepada kebutaan.
Nabi Saleh mengatakan demikian kepada mereka setelah mereka dibinasakan sebagai kecaman dan cemoohan, karena mereka memang mendengarnya.
Seperti yang disebutkan di dalam kitab Sahihain, bahwa ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ beroleh kemenangan dalam Perang Badar, maka beliau tinggal di Badar selama tiga hari. Setelah itu beliau memerintahkan agar unta kendaraannya dipersiapkan untuk berangkat, hal ini terjadi setelah tiga malam berlangsung, yaitu pada penghujungnya. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menaiki unta kendaraannya dan berjalan sampai di sumur Qulaib, lalu berhenti di dekatnya dan bersabda:
Hai Abu Jahal ibnu Hisyam, hai Atabah ibnu Rabi’ah, haiSyaibah ibnu Rabi’ah, dan hai Fulan bin Fulan, bukankah kalian sekarang telah menjumpai apa yang telah dijanjikan oleh Tuhan kalian sebagai suatu kenyataan. Karena sesungguhnya aku pun telah menjumpai apa yang telah dijanjikan oleh Tuhanku kepadaku secara nyata. Maka Umar bertanya kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, “Wahai Rasulullah, mengapa engkau berbicara kepada orang-orang yang telah menjadi bangkai?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaanNya, kalian sekali-kali bukanlah orang-orang yang lebih mendengar perkataanku daripada mereka, tetapi mereka tidak dapat menjawab.
Di dalam kitab Sirah disebutkan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda kepada mereka (orang-orang musyrik Mekah yang terbunuh dalam Perang Badar):
Kalian adalah keluarga seorang nabi yang paling buruk terhadap nabinya. Kalian telah mendustakan aku, sedangkan orang-orang lain membenarkan aku. Kalian mengusir aku, sedangkan orang lain memberikan perlindungannya kepadaku. Kalian memerangi aku, sedangkan orang lain menolongku. Maka kalian adalah seburuk-buruk keluarga nabi terhadap nabinya.
Demikian pula yang dikatakan oleh Nabi Saleh kepada kaumnya, seperti yang disitir oleh firman-Nya:
Sesungguhnya aku telah menyampaikan kepada kalian amanat Tuhanku, dan aku telah memberi nasihat kepada kalian.
Maksudnya, kalian tidak mau mengambil manfaat apa yang telah aku sampaikan kepada kalian, karena memang kalian tidak menyukai perkara yang hak dan tidak mau menuruti nasihat.
Dalam firman selanjutnya disebutkan:
…tetapi kalian tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat.
Menurut sebagian ahli tafsir, setiap nabi yang umatnya dibinasakan, nabinya pergi dari tempat kaumnya, lalu bermukim di tanah suci Mekah.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Waki’, telah menceritakan kepada kami Zam’ah ibnu Saleh, dari Salamah ibnu Wahram, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ketika Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melewati Lembah Asfan dalam tujuan hajinya, beliau bertanya, “Hai Abu Bakar, lembah apakah ini?” Abu Bakar menjawab, “Ini Lembah Asfan.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya Nabi Hud a.s. dan Nabi Saleh a.s. pernah lewat daerah ini dengan mengendarai untanya yang tali kendalinya dari tambang, kain sarungnya adalah kain abaya. dan selendangnya adalah kain nimar, mereka mengucapkan talbiyahnya berhaji ke Baitullah yang Atiq.
Hadis ini garib bila ditinjau dari segi jalurnya, tidak ada seorang pun di antara mereka yang mengetengahkannya.
Tafsir Ayat:
فَتَوَلَّى عَنْهُمْ “Maka Shalih meninggalkan mereka”, pada waktu Allah menimpakan azab kepada mereka, وَقَالَ “seraya berkata”, kepada mereka dalam rangka menghinakan dan mencela mereka setelah Allah membinasakan mereka, يَاقَوْمِ لَقَدْ أَبْلَغْتُكُمْ رِسَالَةَ رَبِّي وَنَصَحْتُ لَكُمْ “Hai kaumku sesungguhnya aku telah menyampaikan kepadamu amanat Rabbku, dan aku telah memberi nasihat kepadamu.” Yakni segala apa yang Allah mengutusku dengannya kepadamu, aku telah menyampaikannya kepadamu. Aku telah berusaha memberimu petunjuk dan aku pun telah berupaya membawamu ke jalan yang lurus dan agama yang benar. وَلَكِنْ لَا تُحِبُّونَ النَّاصِحِينَ “Tetapi kamu tidak menyukai orang-orang yang memberi nasihat.” Justru kamu menolak ucapan orang-orang yang tulus memberi nasihat dan menaati semua setan yang terkutuk.
Ketahuilah, bahwa banyak ahli tafsir yang menyebutkan pada kisah ini bahwa unta betina itu keluar dari batu besar yang licin atas permintaan mereka kepada Shalih, bahwa batu itu mengejang seperti wanita hamil yang mau melahirkan, lalu unta itu keluar dan mereka melihatnya. Manakala mereka menyembelihnya, ia memiliki anak, lalu ia bersuara tiga kali sehingga gunung terbelah dan ia pun masuk ke dalamnya. Dan Shalih berkata kepada mereka bahwa tanda turunnya azab adalah wajahmu menguning di hari pertama dari tiga hari yang dijanjikan, pada hari kedua memerah, dan pada hari ketiga menghitam, maka terjadilah seperti yang dikatakannya.
Ini termasuk kisah-kisah Isra`iliyat yang tidak semestinya dinukil dalam tafsir terhadap kitabullah, padahal di dalam al-Qur`an tidak ada yang menunjukkan hal itu sama sekali, justru kalau ia benar pastilah Allah جَلَّ جَلالُهُ akan menyebutkannya, karena padanya terdapat keajaiban, pelajaran, dan tanda kebesaranNya yang tidak mungkin dilalaikan oleh Allah dan ditinggalkan sampai ia diceritakan oleh orang yang penukilannya tidak dipercaya. Bahkan al-Qur`an mendustakan sebagian yang disebutkan, karena Shalih berkata kepada mereka,
تَمَتَّعُوا فِي دَارِكُمْ ثَلاثَةَ أَيَّامٍ
“Bersukarialah kamu sekalian di rumahmu selama tiga hari.” (QS. Hud: 65).
Yakni bersenang-senanglah dalam waktu yang sangat pendek ini, karena kamu tidak memiliki kenikmatan dan kesenangan kecuali ini. Kenikmatan dan kesukaan apa bagi orang yang diancam oleh Nabi mereka dengan azab dan Nabi itu menyebutkan kejadian-kejadian yang menjadi pendahuluan azab tersebut, lalu ia terjadi hari demi hari dalam bentuk yang meliputi dan mencakup mereka, karena memerahnya wajah mereka, menguning dan menghitamnya termasuk azab? Bukankah ini adalah bertentangan dengan al-Qur`an dan bertabrakan dengannya? Al-Qur`an sudah cukup dan ia sebagai petunjuk dari selainnya. Benar, jika sesuatu darinya ditetapkan secara shahih dari Rasulullah a yang tidak bertentangan dengan al-Qur`an maka wajib diterima dan ia termasuk yang harus diikuti menurut al-Qur`an.
وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا
“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah.” (QS. Al-Hasyr: 7).
Dan telah dijelaskan bahwa tidak boleh menafsirkan Kitabullah dengan berita-berita Isra`iliyat, walaupun ada pendapat yang membolehkan meriwayatkan dari mereka dalam perkara-perkara yang tidak dipastikan dustanya, karena makna al-Qur`an bersifat yakin, sementara berita-berita Isra`iliyat merupakan perkara-perkara yang tidak dibenarkan dan juga tidak didustakan, jadi keduanya tidak mungkin dipertemukan.
Setelah melihat kebinasaan yang menimpa kaumnya akibat disambar petir dan gempa, kemudian dia, nabi saleh, pergi dengan berat hati, sedih dan rasa haru meninggalkan mereka yang sudah mati sambil berkata dengan penuh penyesalan dan rasa iba, wahai kaumku! sungguh, aku telah menyampaikan amanat tuhanku berupa pesan dan peringatan-Nya, kepadamu dan aku telah cukup menasihati kamu dengan melarangmu melakukan perbuatan yang akan membawa bencana bagimu. Tetapi kamu tidak menghiraukan seruanku, bahkan tidak menyukai orang yang memberi nasihat, siapa pun dia. Seruan nabi saleh ini menunjukkan cintanya yang sa-ngat besar kepada kaumnya. Setelah menuturkan kisah kaum samud yang binasa disambar petir akibat kedurhakaan mereka, selanjutnya Allah menyebutkan kisah yang lain, yakni nabi lut beserta kaumnya. Dan kami juga telah mengutus nabi lut. Ingatlah ketika dia berkata dengan nada keras kepada kaumnya yang ketika itu melakukan kedurhakaan besar, mengapa kamu melakukan perbuatan keji, yakni perbuatan teramat buruk, yaitu homoseksual, yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun di zaman apa pun sebelum kamu di dunia ini’ nabi lut berharap dengan ucapannya, mereka sadar dan meninggalkan perbuatan itu.
Al-A’raf Ayat 79 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-A’raf Ayat 79, Makna Al-A’raf Ayat 79, Terjemahan Tafsir Al-A’raf Ayat 79, Al-A’raf Ayat 79 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-A’raf Ayat 79
Tafsir Surat Al-A’raf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)