{7} Al-A’raf / الأعراف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | التوبة / At-Taubah (Al-Bara’ah) {9} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Anfal الأنفال (Harta Rampasan Perang) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 8 Tafsir ayat Ke 4.
أُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ حَقًّا ۚ لَهُمْ دَرَجَاتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ وَمَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ ﴿٤﴾
ulā`ika humul-mu`minụna ḥaqqā, lahum darajātun ‘inda rabbihim wa magfiratuw wa rizqung karīm
QS. Al-Anfal [8] : 4
Mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi Tuhannya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia.
Mereka yang mengerjakan perbuatan-perbuatan itu adalah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya, secara lahir maupun batin, terhadap apa yang Allah turunkan kepada mereka . Bagi mereka derajat yang tinggi di sisi Allah, dosa-dosa mereka dimaafkan, serta mereka mendapat rizki yang mulia yaitu surga.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.
Maksudnya, mereka yang menyandang sifat-sifat ini adalah orang-orang yang beriman dengan sesungguhnya.
Al-Hafiz Abul Qasim At-Tabrani mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Abdullah Al-Hadrami, telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Zaid ibnul Habbab, telah menceritakan kepada kami Ibnu Luhai’ah, dari Khalid ibnu Yazid As-Saksiki, dari Sa’id ibnu Abu Hilal, dari Muhammad ibnu Abul Jahm, dari Al-Haris ibnu Malik Al-Ansari, bahwa ia bersua dengan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya kepadanya, “Bagaimanakah keadaanmu pagi hari ini, hai Haris? Al-Haris menjawab, “Kini aku menjadi orang yang beriman sesungguhnya. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bertanya lagi, “Pikirkanlah apa yang telah kamu katakan itu, karena sesungguhnya setiap sesuatu itu mempunyai hakikatnya masing-masing. Maka bagaimanakah hakikat imanmu? Al-Haris menjawab, “Aku jauhkan diriku dari duniawi. Aku bergadang di malam hariku (seraya melakukan salat sunat) dan kuhauskan diriku di siang harinya (seraya menjalankan puasa), sehingga seakan-akan diriku melihat ‘Arasy Tuhanku tampak jelas, melihat ahli surga yang sedang saling berkunjung di antara sesamanya di dalam surga, dan melihat penduduk neraka sedang menjerit-jerit di dalamnya.” Maka Nabi” صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Hai Haris, sekarang engkau telah mengetahui, maka tetaplah pada jalanmu,” sebanyak tiga kali.
Amr ibnu Marrah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. {Al-Anfal: 4) Sesungguhnya Al-Qur’an ini diturunkan dengan bahasa Arab, perihalnya sama dengan ucapanmu, “Fulanun sayyidun haqqan.” yakni si Fulan benar-benar seorang yang utama, dan di kalangan kaumnya banyak orang yang diutamakan. Contoh lainnya ialah, “Fulanun tajirun haqqan wafil qaumi tujjarun” yakni si fulan benar-benar seorang pedagang dan di kalangan kaumnya banyak pedagang. Contoh lainnya ialah, “Fulanun sya’irun haqqan wafilqaumisyu’ara” yakni si Fulan benar-benar seorang penyair, di kalangan kaumnya banyak didapat penyair.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya
Artinya, tempat dan kedudukan serta derajat di dalam surga. Perihalnya sama dengan pengertian yang terkandung di dalam ayat lain, yaitu:
(Kedudukan) mereka itu bertingkat-tingkat di sisi Allah, dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan. (Ali Imran:163)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan ampunan.
Maksudnya, Allah mengampuni dosa-dosa mereka dan membalas mereka dengan kebaikan-kebaikan.
Ad-Dahhak telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka akan memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya. Ahli surga itu sebagian mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada sebagian yang lain, maka orang yang berada di atas kedudukan yang tinggi dapat melihat orang yang kedudukannya berada di bawahnya. Akan terapi, orang yang berada di tingkatan bawah tidak mempunyai pandangan bahwa tiada seorang pun yang lebih utama daripada dirinya. Karena itulah di dalam kitab Sahihain disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda:
Sesungguhnya ahli ‘Illiyyin (surga yang paling tinggi) benar-benar dapat dilihat oleh orang-orang yang ada di bawah mereka, sebagaimana kalian melihat bintang-bintang yang jauh berada di ufuk langit yang sangat luas. Mereka (para sahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, surga ‘Illiyyin itu tentu kedudukan para nabi, dan tidak dapat diraih oleh selain mereka.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Tidak, demi Tuhan yang jiwaku berada di dalam genggaman kekuasaan-Nya, bahkan (termasuk pula) orang-orang yang beriman kepada Allah dan membenarkan para rasul
Di dalam hadis lain yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan para pemilik kitab Sunnah disebutkan melalui hadis Ibnu Atiyyah, dari Abu Said, yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Sesungguhnya ahli surga itu benar-benar dapat melihat para penghuni kedudukan yang tertinggi sebagaimana kalian melihat bintang-bintang yang jauh berada di cakrawala langit. Dan sesungguhnya Abu Bakar dan Umar termasuk di antara mereka (yang berada pada kedudukan yang tertinggi) serta beroleh kenikmatan (yang berlimpah)
(4) اُولٰۤىِٕكَ “Mereka itulah”, yang memiliki sifat-sifat di atas adalah هُمُ الْمُؤْمِنُوْنَ حَقًّاۗ “orang-orang yang beriman dengan sebenar-benar-nya,” karena mereka menggabungkan antara Islam dengan iman, antara amal lahir dengan amal batin, antara ilmu dengan amal, dan antara hak Allah dengan hak hamba-hambaNya.
Allah جَلَّ جَلالُهُ mendahulukan amalan hati karena ia adalah dasar bagi amalan anggota tubuh sekaligus ia lebih utama darinya. Dan di dalam ayat ini terkandung dalil bahwa iman itu bertambah dan berkurang, ia bertambah dengan ketaatan dan berkurang dengan sebaliknya. Bahwa seorang hamba harus menjaga dan memupuk imannya, dan bahwa perkara pertama yang menghasilkan itu ada-lah mentadaburi dan merenungkan makna Kitabullah. Kemudian Allah menyebutkan pahala orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya, Dia berfirman, لَهُمْ دَرَجٰتٌ عِنْدَ رَبِّهِمْ “Mereka akan mem-peroleh beberapa derajat ketinggian di sisi Rabb mereka,” yakni derajat yang tinggi sesuai dengan ketinggian amal mereka, وَمَغْفِرَةٌ “dan ampunan” bagi dosa-dosa mereka وَّرِزْقٌ كَرِيْمٌۚ “serta rizki (nikmat) yang mulia,” yaitu apa yang Allah sediakan untuk mereka di Surga dari apa yang belum pernah terlihat oleh mata, belum pernah ter-dengar oleh telinga dan belum pernah terlintas di benak manusia. Ini menunjukkan bahwa barangsiapa yang tidak sampai pada derajat mereka dalam keimanan, maka walaupun dia masuk surga, namun dia tidak mendapatkan kemuliaan dari Allah yang sempurna seperti yang mereka dapatkan.
Setelah menjelaskan beberapa bentuk amal yang berkaitan dengan hati, anggota tubuh dan harta, Allah menjelaskan bahwa mereka yang memiliki sifat-sifat seperti tersebut di atas itulah orang-orang yang benarbenar beriman, lahir dan batin, yang sempurna lagi mantap imannya. Mereka akan memperoleh derajat-derajat yang tinggi di sisi tuhannya, sesuai dengan amal mereka. Dan ampunan atas segala dosa mereka serta rezeki yang mulia berupa kehidupan yang baik di dunia dan kehidupan yang membahagiakan di akhirat. Sesungguhnya kemenangan itu bersumber dari Allah, tempat bergantungnya segala urusan. Persengketaan orang-orang beriman menyangkut soal pembagian harta rampasan perang itu mirip keadaan mereka ketika Allah memberi perintah kepada mereka untuk memerangi orang-orang musyrik di badar. Sebagaimana keadaan kaum muslim ketika berselisih soal pembagian harta rampasan, lalu Allah dan rasulnya mengambil alih pembagian itu, demikian pula ketika tuhanmu menyuruhmu pergi dari rumahmu di madinah untuk menghadang kafilah quraisy dan berperang di badar dengan cara dan tujuan yang benar melalui wahyu, meskipun sesungguhnya sebagian dari orang-orang yang beriman itu benar-benar tidak menyukainya ikut keluar menghadang musuh. Ketidaksenangan mereka sekarang soal pembagian harta rampasan sama dengan ketidaksenangan mereka dahulu ketika diperintah ke badar, tetapi kemudian terbukti pilihan Allah-lah yang menghasilkan kemenangan dan kebahagiaan.
Al-Anfal Ayat 4 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Anfal Ayat 4, Makna Al-Anfal Ayat 4, Terjemahan Tafsir Al-Anfal Ayat 4, Al-Anfal Ayat 4 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Anfal Ayat 4
Tafsir Surat Al-Anfal Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)