{13} Ar-Ra’d / الرعد | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحجر / Al-Hijr {15} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ibrahim ابراهيم (Nabi Ibrahim) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 14 Tafsir ayat Ke 4.
وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَسُولٍ إِلَّا بِلِسَانِ قَوْمِهِ لِيُبَيِّنَ لَهُمْ ۖ فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ ﴿٤﴾
wa mā arsalnā mir rasụlin illā bilisāni qaumihī liyubayyina lahum, fa yuḍillullāhu may yasyā`u wa yahdī may yasyā`, wa huwal-‘azīzul-ḥakīm
QS. Ibrahim [14] : 4
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa kaumnya, agar dia dapat memberi penjelasan kepada mereka. Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dia Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.
Kami tidak mengutus seorang rasul pun sebelummu, wahai Rasul, melainkan dengan bahasa kaumnya; agar ia dapat menjelaskan syariat Allah kepada mereka. Lalu Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dari petunjuk, dan menunjukkan siapa yang dikehendaki-Nya kepada kebenaran. Dia Maha Perkasa dalam kekuasaan-Nya, lagi Maha Bijaksana yang meletakkan segala urusan pada tempatnya yang selaras dengan kebijaksanaan-Nya.
Hal ini merupakan salah satu dari kelembutan Allah kepada makhluk-Nya, yaitu Dia mengutus kepada mereka rasul-rasul dari kalangan mereka sendiri yang berbahasa sama dengan mereka, agar mereka dapat memahami para rasul dan memahami risalah yang dibawa oleh para rasul itu.
Sehubungan dengan hal ini Imam Ahmad mengatakan:
telah menceritakan kepada kami Waki’, dari Umar ibnu Zar yang mengatakan bahwa Mujahid pernah meriwayatkan dari Abu Zar bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Tiadalah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengutus seorang nabi melainkan dengan bahasa kaumnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki, dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki.
Yakni sesudah adanya penjelasan dan tegaknya hujah (bukti) terhadap mereka. Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dari jalan petunjuk, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang benar.
Dan Dialah Tuhan Yang Mahaperkasa.
Segala sesuatu yang Dia kehendaki pasti terjadi, dan segala sesuatu yang tidak Dia kehendaki pasti tidak terjadi.
…lagi Mahabijaksana.
Allah Mahabijaksana dalam semua perbuatan-Nya. Maka Dia menyesatkan orang yang berhak disesatkan, dan memberi petunjuk kepada orang yang pantas mendapat petunjuk.
Demikianlah Sunnatullah pada makhluk-Nya, yakni tidak sekali-kali Allah mengutus seorang nabi buat suatu umat melainkan nabi itu berbicara dengan bahasa mereka. Maka setiap nabi khusus menyampaikan risalahnya hanya kepada umatnya saja, bukan umat yang lainnya. Tetapi Nabi Muhammad ibnu Abdullah mempunyai keistimewaan dengan keumuman risalahnya yang mencakup semua manusia. Di dalam kitab Sahihain disebutkan sebuah hadis melalui Jabir yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda:
Aku dianugerahi lima perkara yang belum pernah diberikan kepada seorang pun dari kalangan para nabi sebelumku, yaitu aku diberi pertolongan melalui rasa gentar yang mencekam (musuh) sejauh perjalanan satu bulan, bumi ini dijadikan bagiku masjid lagi menyucikan, ganimah (rampasan perang) dihalalkan bagiku, padahal ganimah belum pernah dihalalkan bagi seorang pun sebelumku, aku dianugerahi syafaat, dan dahulu nabi diutus hanya khusus kepada kaumnya, sedangkan aku diutus untuk seluruh umat manusia
Hadis ini mempunyai banyak syawahid yang menguatkannya. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Katakanlah.”Hai manusia, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian semua.” (Al A’raf:158)
Ini salah satu bentuk sifat kelembutan Allah kepada hamba-hambaNya, yaitu Allah tidak mengutus seorang rasul pun melainkan dengan bahasa kaumnya, untuk menjelaskan kepada mereka tentang hal-hal yang mereka butuhkan, dan membuat mereka mampu mempelajari risalah yang dia bawa. Berbeda halnya, bila datang bukan dengan bahasa (komunikasi) mereka, maka tentu mereka akan memerlukan proses pembelajaran bahasa yang dipakai-nya dalam berkomunikasi, baru kemudian bisa memahaminya. Jika rasul tersebut telah menjelaskan [bagi mereka] tentang perintah dan larangan yang terarah kepada mereka, dan sudah tegak hujjah Allah di hadapan mereka فَيُضِلُّ اللَّهُ مَنْ يَشَاءُ “maka Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki”, dari orang-orang yang tidak tunduk ke-pada hidayahNya وَيَهْدِي مَنْ يَشَاءُ “dan memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki”, dari orang-orang yang Allah istimewakan de-ngan rahmatNya وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ “dan Dia-lah Rabb Yang Maha-perkasa lagi Mahabijaksana,” yang mana termasuk dari keperkasaan Allah, bahwa Dia-lah Dzat satu-satunya yang memiliki kekuasaan memberi hidayah dan menyesatkan serta membolak-balikkan hati kepada kondisi yang Dia kehendaki. Termasuk dari hikmahNya adalah, Dia tidak menempatkan hidayah dan ketetapan sesatNya kecuali pada tempat yang pantas. Ayat yang mulia ini bisa dijadikan sebagai dalil, bahwa (mem-pelajari) ilmu-ilmu bahasa Arab yang akan membantu menjelas-kan Firman Allah dan ucapan RasulNya merupakan tuntutan dan perkara yang disukai Allah. Sebab pengetahuan tentang wahyu yang Allah turunkan kepada RasulNya hanya tercapai dengannya, kecuali bila orang-orang dalam kondisi tidak membutuhkannya. Hal itu bisa diwujudkan apabila mereka telah terlatih dengan ba-hasa Arab, dan anak-anak mereka tumbuh dengannya serta sudah menjadi kebiasaan mereka. Saat itulah, mereka telah menuntaskan masalah dan layak bisa langsung menerima dari Allah dan Rasul-Nya, sebagaimana yang dilakukan para sahabat o.
Dan ketahuilah bahwa kami tidak pernah mengutus seorang rasul pun kepada umat manusia, melainkan dengan bahasa yang dipergunakan oleh kaumnya. Yang demikian itu bertujuan agar dia dapat memberi penjelasan tentang syariat Allah dengan baik kepada mereka. Maka setelah rasul itu memberi penjelasan, Allah menyesatkan’membiarkan sesat’ siapa yang dia kehendaki dari hamba-Nya yang memang memilih jalan kesesatan, dan memberi petunjuk kepada siapa yang dia kehendaki dari hamba-Nya yang memilih jalan yang lurus. Dia adalah tuhan yang mahaperkasa lagi mahabijaksana. Di antara para rasul yang kami utus itu adalah nabi musa. Dan sungguh, kami telah mengutus nabi musa kepada bani israil dengan membawa tanda-tanda kami, yakni berbagai mukjizat yang membuktikan kebenarannya, dan kami perintahkan kepadanya, wahai nabi musa, keluarkanlah kaummu dari kegelapan (penindasan firaun) kepada cahaya terang-benderang (pengesaan kepada Allah) dan ingatkanlah mereka kepada hari-hari ketika Allah menurunkan nikmat dan azab-Nya kepada mereka. Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi setiap orang penyabar atas ketentuan Allah dan banyak bersyukur atas nikmat-Nya.
Ibrahim Ayat 4 Arab-Latin, Terjemah Arti Ibrahim Ayat 4, Makna Ibrahim Ayat 4, Terjemahan Tafsir Ibrahim Ayat 4, Ibrahim Ayat 4 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ibrahim Ayat 4
Tafsir Surat Ibrahim Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)