{13} Ar-Ra’d / الرعد | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الحجر / Al-Hijr {15} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ibrahim ابراهيم (Nabi Ibrahim) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 14 Tafsir ayat Ke 31.
قُلْ لِعِبَادِيَ الَّذِينَ آمَنُوا يُقِيمُوا الصَّلَاةَ وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ سِرًّا وَعَلَانِيَةً مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خِلَالٌ ﴿٣١﴾
qul li’ibādiyallażīna āmanụ yuqīmuṣ-ṣalāta wa yunfiqụ mimmā razaqnāhum sirraw wa ‘alāniyatam ming qabli ay ya`tiya yaumul lā bai’un fīhi wa lā khilāl
QS. Ibrahim [14] : 31
Katakanlah (Muhammad) kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman, “Hendaklah mereka melaksanakan shalat, menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan secara sembunyi atau terang-terangan sebelum datang hari, ketika tidak ada lagi jual beli dan persahabatan.”
Katakanlah, wahai Rasul, kepada hamba-hamba-Ku yang beriman, agar mereka mengerjakan shalat sesuai ketentuan-ketentuannya, mengeluarkan sebagian harta yang Kami berikan kepada mereka di jalan-jalan kebajikan, baik yang wajib maupun sunnah, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, sebelum datang Hari Kiamat yang pada hari itu tidak bermanfaat lagi tebusan atau pertemanan.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan hamba-hamba-Nya untuk taat kepada-Nya dan menunaikan kewajiban mereka kepada Allah serta berbuat baik kepada makhluk-Nya, yaitu hendaknya mereka mendirikan salat yang merupakan pengejawantahan penyembahan diri kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى semata, tiada sekutu bagi-Nya, dan menafkahkan sebagian dari rezeki yang diberikan kepada mereka, yaitu dengan menunaikan zakat, memberi nafkah kepada kaum kerabat serta berbuat kebaikan kepada orang lain yang bukan kerabat. Yang dimaksud dengan mendirikan salat ialah menunaikannya pada waktunya masing-masing, memelihara batasan-batasannya, rukuk, khusuk, dan sujudnya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memerintahkan pula untuk memberikan nafkah dari apa yang direzekikan kepada mereka, baik secara sembunyi maupun terang-terangan, dan hendaklah mereka mengerjakan hal tersebut dengan segera demi untuk keselamatan diri mereka.
….sebelum datang hari.
Yakni hari kiamat.
…yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan.
Artinya tidak akan diterima dari seorang pun tebusan yang diajukannya untuk menyelamatkan dirinya, sekalipun dengan menjual dirinya. Makna ayat ini sama dengan yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman-Nya:
Maka pada hari ini tidak diterima tebusan kalian dan tidak pula dari orang-orang kafir. (Al Hadiid:15)
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
…dan tidak pula persahabatan.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa pada hari itu tidak ada teloransi persahabatan terhadap orang yang wajib terkena hukuman. Yang ada pada hari itu hanyalah keadialan semata-mata. Lafaz khilal berasal dari kalimat khalaltu fulanan (aku menjadikan si Fulan teman dekatku), bentuk masdar-nya ialah khilal, seperti pengertian yang terdapat di dalam perkataan Imru’ul Qais:
Aku palingkan cintaku dari mereka (wanita-wanita itu) karena khawatir akan kebinasaan,
tetapi aku tidak akan memutuskan hubungan persahabatan yang telah aku bina.
Qatadah mengatakan, “Sesungguhnya Allah telah mengetahui bahwa di dunia ini telah membudaya jual beli dan persahabatan yang mereka bina di dunia. Oleh karena itu, hendaklah seseorang memilih sahabat bergaulnya dan karena apakah ia bersahabat. Jika persahabatan itu karena Allah, hendaklah dijaga kelestariannya, dan jika bukan karena Allah, hendaklah ia memutuskannya.”
Menurut kami, makna yang dimaksud ialah Allah memberitahukan bahwa tiada suatu jual beli dan tiada pula tebusan yang bermanfaat bagi seseorang, sekalipun seseorang menebus dirinya dengan emas sepenuh bumi, jika memang emas ada pada hari itu. Dan tiada manfaat persahabatan seseorang, serta tiada manfaat pula syafaat seseorang jika orang yang bersangkutan menghadap kepada Allah dalam keadaan kafir.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu tebusan darinya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong. (Al Baqarah:123)
Dan firman AllahSwt.:
Hai orang-orang yang beriman, belanjakanlah (di jalan Allah) sebagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang hari yang pada hari itu tidak ada lagi jual beli dan tidak ada lagi persahabatan yang akrab dan tidak ada lagi syafaat. Dan orang-orang kafir itulah orang-orang yang zalim. (Al Baqarah:254)
Artinya, katakanlah kepada para hambaKu yang beriman untuk memerintahkan mereka dengan perintah yang berisi puncak kemaslahatan bagi mereka dan sepatutnya mempergunakan kesem-patan sebelum mereka tidak mampu berbuat apa-apa. يُقِيمُوا الصَّلَاةَ “Hendaklah mereka mendirikan shalat”, secara zahir dan batin وَيُنْفِقُوا مِمَّا رَزَقْنَاهُمْ “menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan”, dalam ben-tuk kenikmatan yang telah Kami curahkan kepada mereka, sedikit atau banyak سِرًّا وَعَلَانِيَةً “secara sembunyi-sembunyi ataupun terang-terangan”, infak ini mencakup infak wajib, misalnya zakat, dan me-nafkahi orang yang wajib dinafkahi oleh seseorang, juga mencakup nafkah yang mustahab seperti sedekah-sedekah dan lainnya. مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ يَوْمٌ لَا بَيْعٌ فِيهِ وَلَا خِلَالٌ “sebelum datang hari (Kiamat) yang pada hari itu tidak ada jual beli dan persahabatan”, tidak ada sesuatu pun yang ber-guna pada waktu itu, dan tidak ada cara untuk mengejar sesuatu yang telah terlewatkan, tidak terbeli melalui praktik transaksi jual beli, atau dengan pemberian hibah (hadiah) dari orang terkasih atau teman akrab. Setiap insan mempunyai urusan sendiri-sendiri yang menyibukkannya. Hendaklah seorang hamba mempersembahkan (amalan) bagi dirinya dan memperhatikan apa yang telah dia per-siapkan untuk hari esok. Hendaklah dia memantau aktifitas-aktifitas-nya, mengintrospeksi diri sebelum datangnya hari perhitungan yang agung.
Wahai nabi Muhammad, katakan dan pesankan-lah kepada hambahamba-ku yang telah beriman, untuk menyempurnakan iman, hendaklah mereka melaksanakan salat dengan segala aturan-aturannya, menginfakkan sebagian dari rezeki yang telah kami berikan secara sembunyi atau terang-terangan di jalan Allah, baik yang bersifat wajib maupun sunah. Hendaklah mereka berinfak sebelum datang hari kiamat ketika tidak ada lagi jual beli, yakni penebusan atas siksa Allah, dan tidak ada lagi persahabatan yang diharapkan dapat menyelamatkan manusia dari azab-Nya. Wahai manusia, perhatikan dan renungkanlah bahwa Allah-lah yang telah menciptakan langit dan bumi dari ketiadaan dan tanpa model yang mendahuluinya. Dan dia pula yang telah menurunkan air hujan dari awan di langit, kemudian dengan air hujan itu dia menghijaukan bumi yang semula mati dengan tumbuh-tumbuhan yang mengeluarkan berbagai buah-buahan sebagai rezeki dan penopang hidup untukmu. Dan dia pula yang telah menundukkan kapal bagimu agar engkau dapat dengan mudah berlayar di lautan dengan kehendak-Nya demi memenuhi kebutuhan hidupmu. Dan dia juga yang telah menundukkan sungai-sungai bagimu agar kamu dan hewan-hewan ternakmu dapat minum darinya serta bisa kamu manfaatkan untuk keperluan lainnya.
Ibrahim Ayat 31 Arab-Latin, Terjemah Arti Ibrahim Ayat 31, Makna Ibrahim Ayat 31, Terjemahan Tafsir Ibrahim Ayat 31, Ibrahim Ayat 31 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ibrahim Ayat 31
Tafsir Surat Ibrahim Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)