{25} Al-Furqan / الفرقان | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النمل / An-Naml {27} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Asy-Syu’ara الشعراء (Penyair) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 26 Tafsir ayat Ke 223.
يُلْقُونَ السَّمْعَ وَأَكْثَرُهُمْ كَاذِبُونَ ﴿٢٢٣﴾
yulqụnas-sam’a wa akṡaruhum kāżibụn
QS. Asy-Syu’ara [26] : 223
mereka menyampaikan hasil pendengaran mereka, sedangkan kebanyakan mereka orang-orang pendusta.
setan-setan menyadap pendengaran, mencurinya dari para malaikat, lalu mereka menyampaikannya kepada para dukun dan orang-orang yang sejalan hidupnya dengan mereka dari kalangan ahli kefasikan, kebanyakan orang dari mereka adalah para pendusta. Salah seorang dari mereka berbicara satu kata dengan benar, lalu menambahkan lebih dari seratus kebohongan.
mereka menghadapkan pendengaran (kepada setan) itu. (Asy-Syu’ara’: 223)
Yakni setan-setan itu mencuri-curi dengar dari berita langit, dan satu kalimat yang mereka dengar tentang ilmu gaib, lalu mereka membubuhinya dengan seratus kedustaan. Setelah itu mereka sampaikan kepada pendukung-pendukung mereka dari kalangan manusia. Selanjutnya manusia yang kedatangan mereka menceritakan berita tersebut kepada orang lain, dan banyak orang yang percaya kepada berita yang dicuri dari langit ini mengingat sesuai dengan kenyataannya.
Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari:
melalui Az-Zuhri disebutkan, telah menceritakan kepadaku Yahya ibnu Urwah ibnuz Zubair; ia pernah mendengar Urwah ibnuz Zubair menceritakan hadis berikut, bahwa Siti Aisyah pernah menceritakan bahwa ada segolongan orang bertanya kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang ahli tenung, maka beliau صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Sesungguhnya para tukang tenung itu tidak benar sama sekali.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, sesungguhnya mereka menceritakan sesuatu yang sesuai dengan kejadiannya yang terkemudian.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Itu berasal dari berita yang benar yang dicuri oleh jin, lalu ia bisikkan ke telinga kekasihnya bagaikan suara kokokan ayam jantan, dan ia mencampuradukkannya dengan seratus kali dusta lebih.
Imam Bukhari telah meriwayatkan pula, bahwa telah menceritakan kepada kami Al-Humaidi, telah menceritakan kepada kami Sufyan, telah menceritakan kepada kami Amr; ia pernah mendengar Ikrimah berkata bahwa ia pernah mendengar Abu Hurairah r.a. berkata, bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda, “Apabila Allah memutuskan perkara di langit, para malaikat mengepak-ngepakkan sayapnya karena takut kepada titah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى, bunyinya seakan-akan seperti rantai yang terjatuh di atas batu yang licin permukaannya. Apabila mereka telah sadar dari rasa takutnya, bertanyalah (sebagian dari mereka kepada sebagian yang lain), “Apakah yang telah difirmankan oleh Tuhan kalian?” Mereka menjawab, “Kebenaran belaka, Dia Mahatinggi lagi Mahabesar.” Pembicaraan itu terdengar oleh setan-setan yang mencuri-curi dengar dari pembicaraan mereka. Setan-setan yang mencuri-curi dengar itu —kata Sufyan seraya mengisyaratkan dengan jari jemari tangannya yang ia susun— seperti ini. Maka setan yang paling puncak mendengarnya, lalu menyampaikannya kepada setan yang ada di bawahnya, kemudian disampaikan lagi kepada setan yang di bawahnya hingga akhirnya sampailah ke telinga penyihir atau tukang tenung, selanjutnya diucapkan oleh mereka. Adakalanya setan itu terkena oleh lemparan bintang yang menyala (membakar) sebelum ia sempat menyampaikannya, dan adakalanya ia sempat menyampaikannya sebelum terkena bintang yang menyala itu, lalu ia mencampurinya dengan seratus kali dusta (dari sisinya). Kemudian dikatakan, “Bukankah telah dititahkan kepada kita pada hari anu dan anu akan terjadi peristiwa anu dan anu?” Dan ternyata peristiwanya itu sesuai dengan kalimat yang mereka dengar dari langit.
Hadis diketengahkan oleh Imam Bukhari melalui jalur ini secara tunggal.
Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Az-Zuhri, dari Ali ibnul Husain, dari Ibnu Abbas, dari sejumlah sahabat Ansar dengan teks yang hampir sama dengan hadis ini. Dan hal ini akan diterangkan nanti dalam surat Saba’ dalam tafsir firman-Nya:
sehingga apabila telah dihilangkan ketakutan dari hati mereka. (Saba’:23)
Imam Bukhari mengatakan bahwa Lais pernah berkata, telah menceritakan kepadaku Khalid ibnu Yazid, dari Sa’id ibnu Abu Hilal, bahwa Abul Aswad pernah menceritakan hadis berikut dari Urwah, dari Aisyah r.a., dari Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda: Sesungguhnya para malaikat berbincang-bincang di awan mengenai suatu perkara (yang akan terjadi) di bumi, lalu setan-setan mencuri dengar pembicaraan itu, maka mereka membisikkannya ke telinga tukang tenung seperti suara botol-botol beradu, dan mereka menambah-nambahinya dengan seratus kali dusta.
Imam Bukhari telah meriwayatkan hal yang semisal di tempat yang lain dari kitab “Permulaan Kejadian” melalui Sa’id ibnu Abu Zaid, dari Al-Lais, dari Abdullah ibnu Abu Ja’far, dari Abul Aswad Muhammad ibnu Abdur Rahman, dari Urwah, dari Aisyah r.a.
221-223 ini adalah jawaban terhadap siapa saja dari kalangan pendusta rasul, yang mengatakan, ”setan telah turun kepada Muhammad,” dan juga perkataan orang yang mengatakan, ”dia adalah seorang penya’ir (sastrawan),”
Allah berfirman, ”apakan akan Aku beritakan kepadamu,” maksudnya, aku kabarkan kepada kalian berita yang sesungguhnya yang tidak mengandung keraguan sedikitpun dan tidak ada syubhatnya, tentang orang yang mana setan telah turun kepadanya. Maksudnya, dalam gambaran orang yang biasa dituruni setan-setan. “mereka turun kepada tiap-tiap pendusta,” maksudnya, pendusta yang banyak mengatakan perkataan palsu dan kebohongan dengan batil, “lagi yang banyak dosa,” dalam perbuatannya dan banyak maksiat. Itulah orang yang suka dituruni setan, dan kondisinya sama dengan kondisi setan. “mereka menghadapkan,” kepada setan itu, “pendengaran.” Yang mereka curi dari langit. “dan kebanyakan mereka adalah orang-orang pendusta,” maksudnya, kebanyakan berita yang mereka sampaikan itu adalah kedustaan. Dia jujur satukali namun berdusta seratus kali, sehingga kebenaran tercampur aduk dengan kebatilan, dan kebenaran menjadi sirna karena minimnya dan karena tidak diketahui. Itulah ciri orang-orang yang biasa dituruni setan-setan, dan itulah bentuk bisikan mereka kepadanya.
Sedangkan Muhammad, keadaannya sungguh sangat berbeda sekali dengan kondisi seperti itu, sebab dia adalah seorang yang jujur dan terpercaya yang telah mengkombinasikan antara kesucian hati, kejujuran ucapan dan kebersihan perbuatan dari hal-hal yang diharamkan, dan wahyu yang diturunkan secara terjaga, terpelihara lagi mengandung kebenaran yang agung yang tidak mengandung keraguan sedikitpun. Apakah sama, wahai orang yang berakal antara yang ini (nabi) dengan mereka (orang-orang yang dituruni setan)? Tidaklah keduanya itu mirip kecuali pada pandangan orang yang tidak waras yang tidak dapat membedakan antara berbagai hal?
223. Mereka, para setan itu, menyampaikan hasil pendengaran mereka berupa kabar dari langit yang mereka curi, kemudian mereka mencampurnya dengan sejuta kebohongan, lalu menyampaikannya kepada para dukun, juru ramal dan lainya, sedangkan kebanyakan mereka, para setan atau dukun itu, adalah orang-orang pendusta. Bandingkan hal itu dengan nabi Muhammad, seorang yang tidak pernah berdusta. 224. Orang kafir quraisy menuduh nabi Muhammad sebagai seorang penyair. Allah membantah anggapan itu dengan tegas, dan penyair-penyair itu yang kamu sekalian terpukau dengan syair-syair mereka, diikuti oleh orang-orang yang sesat. Tidak demikian halnya pengikut nabi Muhammad yang sangat taat kepada aturan-aturan agama.
Asy-Syu’ara Ayat 223 Arab-Latin, Terjemah Arti Asy-Syu’ara Ayat 223, Makna Asy-Syu’ara Ayat 223, Terjemahan Tafsir Asy-Syu’ara Ayat 223, Asy-Syu’ara Ayat 223 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Asy-Syu’ara Ayat 223
Tafsir Surat Asy-Syu’ara Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165 | 166 | 167 | 168 | 169 | 170 | 171 | 172 | 173 | 174 | 175 | 176 | 177 | 178 | 179 | 180 | 181 | 182 | 183 | 184 | 185 | 186 | 187 | 188 | 189 | 190 | 191 | 192 | 193 | 194 | 195 | 196 | 197 | 198 | 199 | 200 | 201 | 202 | 203 | 204 | 205 | 206 | 207 | 208 | 209 | 210 | 211 | 212 | 213 | 214 | 215 | 216 | 217 | 218 | 219 | 220 | 221 | 222 | 223 | 224 | 225 | 226 | 227
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)