{34} Saba / سبإ | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | يس / Yasin {36} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Fatir فاطر (Pencipta) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 35 Tafsir ayat Ke 11.
وَاللَّهُ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا ۚ وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَىٰ وَلَا تَضَعُ إِلَّا بِعِلْمِهِ ۚ وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلَا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ إِلَّا فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ ﴿١١﴾
wallāhu khalaqakum min turābin ṡumma min nuṭfatin ṡumma ja’alakum azwājā, wa mā taḥmilu min unṡā wa lā taḍa’u illā bi’ilmih, wa mā yu’ammaru mim mu’ammariw wa lā yungqaṣu min ‘umurihī illā fī kitāb, inna żālika ‘alallāhi yasīr
QS. Fatir [35] : 11
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah kemudian dari air mani, kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan (laki-laki dan perempuan). Tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuzh). Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah.
Allah menciptakan bapak kalian Adam dari tanah, kemudian menjadikan keturunannya dari air yang hina, kemudian Dia menjadikan kalian laki-laki dan perempuan. Seorang wanita tidak akan hamil dan tidak akan melahirkan kecuali dengan ilmu-Nya. Seseorang juga tidak dipanjangkan umurnya, dan seseorang tidak dipendekkan umurnya kecuali telah termaktub dalam Kitab di sisi Allah, yaitu Luhul Mahfuzh sebelum ibunya mengandung dan melahirkannya. Allah telah mencatat semua itu, dan Dia juga mengetahui sebelum menciptakannya, apa yang telah ditulis dengannya tidak bertambah dan tidak berkurang. Sesungguhnya penciptaan kalian, ilmu tentang keadaan kalian dan penulisannya di Lauhul Mahfuzh, semuanya adalah mudah bagi Allah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan Allah menciptakan kamu dari tanah, kemudian dari air mani. (Faathir’:11)
Dia memulai menciptakan kakek moyang kalian (Adam) dari tanah, kemudian Dia menjadikan keturunannya dari air yang hina, yaitu air mani.
kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan. (Faathir’:11)
Yakni jenis laki-laki dan jenis perempuan, sebagai belas kasihan dan rahmat dari-Nya buat kalian. Karena itu, Allah menjadikan bagi kalian pasangan dari jenis kalian sendiri agar kalian tenang bersamanya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan tidak ada seorang perempuan pun mengandung dan tidak (pula) melahirkan, melainkan dengan sepengetahuan-Nya. (Faathir’:11)
Yakni Dia mengetahui hal itu, tiada sesuatu pun dari hal itu yang tersembunyi bagi-Nya, dan bahkan sebagaimana yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
dan tiada sehelai daun pun yang gugur, melainkan Dia mengetahuinya (pula). Dan tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuz). (Al An’am:59)
Juga di dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى yang tafsirnya telah disebutkan, yaitu:
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya. Yang mengetehui semua yang gaib dan yang tampak, Yang Mahabesar lagi Mahatinggi. (Ar Ra’du:8-9)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz). (Faathir’:11)
Artinya, tidaklah Dia memberi sebagian dari benih itu usia yang panjang dengan sepengetahuan-Nya, melainkan hal itu tercatat di dalam Lauh Mahfuz.
dan tidak pula dikurangi umurnya. (Faathir’:11)
Damir yang ada dalam ayat ini kembali kepada jenis, bukan kepada ‘ainnya, karena yang diberi usia panjang tercatat di dalam Lauh Mahfuz dan dengan sepengetahuan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى usianya tidak akan dikurangi, dan sesungguhnya damir tersebut hanya kembali kepada jenisnya.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa ayat ini semakna dengan perkataan orang Arab, “Aku mempunyai sebuah baju dan separo pakain yang lain.”
Telah diriwayatkan melalui jalur Al-Aufi, dari Ibnu Abbas r.a. sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah. (Faathir’:11) Yakni tidak ada seorang pun yang telah Kutetapkan baginya usia dan kehidupan yang panjang, melainkan dia akan menghabiskan usia yang telah Kutakdirkan baginya. Dan apabila telah Kutetapkan baginya hal tersebut, maka sesungguhnya usianya hanya akan habis sesuai dengan kadar yang telah Kutetapkan baginya tanpa ditambah-tambahi. Tiada seorang pun yang Kutetapkan baginya usia pendek, melainkan usianya hanya sampai pada batas yang telah Kutakdirkan baginya. Yang demikian itu disebutkan oleh firman-Nya: dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz). Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah. (Faathir’:11) Semuanya itu telah tercatat di dalam Lauh Mahfuz Kitab yang ada di sisi-Nya.
Abdur Rahman ibnu Zaid ibnu Aslam mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz). (Faathir’:11) Yakni tidak ada seorang bayi pun yang dilahirkan dari rahim tanpa menyempurnakan usianya.
Abdur Rahman mengatakan sehubungan dengan tafsir ayat ini, bahwa tidakkah engkau melihat ada manusia yang diberi usia seratus tahun, sedangkan yang lainnya ada yang mati pada saat dilahirkan, yang terakhir inilah yang dimaksudkan oleh ayat ini.
Qatadah mengatakan bahwa orang yang usianya dikurangi adalah orang yang meninggal dunia sebelum mencapai usia enam puluh tahun.
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seseorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya, melainkan (sudah ditetapkan) dalam Kitab (Lauh Mahfuz). (Faathir’:11) Yaitu sejak masih di dalam perut ibunya sudah ditetapkan hal tersebut. Allah tidak menciptakan makhluk dalam usia yang sama, bahkan seseorang mempunyai usia tersendiri, dan yang lain mempunyai usia tersendiri pula yang adakalanya kurang dari yang lain. Semuanya itu telah dicatatkan bagi pemiliknya di dalam Lauh Mahfuz, bahwa setiap orang akan mencapai batas usia yang telah ditetapkan baginya.
Sebagian ulama mengatakan bahwa bahkan makna yang dimaksud dari firman-Nya: Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seseorang yang berumur panjang. (Faathir’:11) ialah ajal yang telah ditetapkan baginya. dan tidak pula dikurangi umurnya. (Faathir’:11) Habisnya usia sedikit demi sedikit, semuanya telah diketahui di sisi Allah, tahun demi tahun, bulan demi bulan, minggu demi minggu, hari demi hari, dan saat demi saat, semunya telah tercatat di sisi Allah dalam KitabNya (Lauh Mahfuz).
Demikianlah menurut apa yang telah dinukil oleh Ibnu Jarir dari Abu Malik, dan pendapat yang sama dikatakan oleh As-saddi dan Ata Al-Khurrasani. Ibnu Jarir memilih pendapat yang pertama, yakni pendapat yang sejalan dengannya.
Imam Nasai dalam tafsir ayat ini mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ahmad ibnu Yahya ibnu Abu Zaid ibnu Sulaiman yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Ibnu Wahb mengatakan, telah menceritakan kepadanya Yunus, dari Ibnu Syihab, dari Anas ibnu Malik r.a. yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Barang siapa yang ingin agar rezekinya diluaskan dan usianya diperpanjang, hendaklah ia menghubungkan tali persaudaraannya.
Imam Bukhari, Imam Muslim, dan Imam Abu Daud telah meriwayatkannya melalui hadis Yunus ibnu Zaid Al-Aili dengan sanad yang sama.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ali ibnul Husain, telah menceritakan kepada kami Al-Walid ibnul Walid ibnu Abdul Malik ibnu Ubaidillah Abu Sarh, telah menceritakan kepada kami Usman ibnu Ata, dari Maslamah ibnu Abdullah, dari pamannya Abu Masja’ah ibnu Rib’i, dari Abu Darda r.a. yang mengatakan bahwa kami berada di majelis Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, lalu beliau bersabda: Sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى tidak akan menangguhkan ajal seseorang apabila telah tiba masanya, dan sesungguhnya penambahan umur itu hanya melalui keturunan yang saleh yang dianugerahkan kepada seseorang. Maka mereka mendoakan baginya sesudah ia tiada, sehingga doa mereka sampai kepadanya di dalam kuburnya, yang demikian itulah pengertian penambahan umur.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Sesungguhnya yang demikian itu bagi Allah adalah mudah. (Faathir’:11)
Yakni amat mudah bagi-Nya, lagi segala sesuatu dan semua rincian makhluk-Nya berada dalam pengetahuan-Nya. Karena sesungguhnya pengetahuan Allah mencakupi semua makhluk-Nya, tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya.
(11) Allah جَلَّ جَلالُهُ mengingatkan penciptaanNya kepada manu-sia dan bagaimana manusia berpindah fase demi fase, sejak dari tanah lalu menjadi air mani dan seterusnya.
ثُمَّ جَعَلَكُمْ أَزْوَاجًا “Kemudian Dia menjadikan kamu berpasangan,” yakni, Dia terus memindahkan kalian dari satu fase ke fase berikut-nya hingga menjadikan kalian sampai berpasang-pasangan, yang laki-laki mengawini yang perempuan; yang melalui perkawinan itu diharapkan adanya anak keturunan. Sekalipun nikah itu meru-pakan salah satu sebabnya, namun ia tetap selalu disertai qadha`, takdir, dan ilmu Allah.
وَمَا تَحْمِلُ مِنْ أُنْثَى وَلا تَضَعُ إِلا بِعِلْمِهِ “Dan tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan tidak pula melahirkan melainkan dengan pe-ngetahuanNya,” begitu juga fase-fase kehidupan manusia, semuanya berdasarkan ilmu dan ketentuan Allah, وَمَا يُعَمَّرُ مِنْ مُعَمَّرٍ وَلا يُنْقَصُ مِنْ عُمُرِهِ “Dan sekali-kali tidak dipanjangkan umur seorang yang berumur panjang dan tidak pula dikurangi umurnya.” Maksudnya, orang yang diberi umur panjang, إِلا “melainkan” berdasarkan ilmuNya; dan tidak pula berkurang umur seseorang yang sedang ia jalani, kalau seki-ranya ia tidak melakukan hal-hal yang menjadi sebab makin pen-deknya umur, seperti zina, durhaka terhadap kedua ibu-bapak, memutus hubungan kerabat (silaturahim) dan yang serupa; yang tersebut di atas adalah termasuk faktor penyebab pendeknya umur.
Artinya: Panjang atau pendeknya umur, baik karena suatu sebab atau tanpa sebab, semuanya berdasarkan ilmu Allah جَلَّ جَلالُهُ , dan Dia telah mengukuhkannya فِي كِتَابٍ “dalam Kitab” yang menghim-pun seluruh apa yang akan terjadi pada seorang hamba dalam se-luruh waktunya dan hari-hari kehidupannya.
إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ “Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah ,” maksudnya, Ilmu Allah meliputi semua data-data yang banyak dan juga cakupan kitabNya padanya.
Itulah tiga dalil dari sekian dalil-dalil tentang (kebenaran) kebangkitan dan akan dihidupkannya kembali manusia, semuanya rasional. Allah mengingatkannya di dalam ayat-ayat di atas, yaitu: Menghidupkan kembali tanah (bumi) sesudah kekeringannya, dan sesungguhnya yang kuasa menghidupkannya pasti akan kuasa menghidupkan orang-orang yang sudah mati; berpindah-pindah-nya seorang manusia dari fase ke fase yang lain. Maka Tuhan yang telah menciptakannya dan memindahnya dari fase ke fase yang lain, dari satu kondisi ke kondisi yang lain hingga mencapai kepada garis yang telah ditentukan untuknya, maka untuk mengulangi-nya dan menciptakannya kembali dalam bentuk ciptaan yang lain adalah lebih mudah dan itu lebih gampang bagiNya.
Begitu pula cakupan ilmuNya terhadap seluruh bagian-bagian (partikel-partikel) alam samawi dan alam bumi, yang kecil dan yang besar, yang ada di dalam hati, dan janin yang ada di dalam rahim, bertambah dan berkurangnya umur, semua itu ada di dalam suatu kitab. Dan karena yang telah terjadi itu sudah ter-bukti mudah bagiNya, maka kalau Dia menghidupkan kembali orang-orang yang sudah mati tentu lebih mudah dan lebih gampang lagi. Maka Mahasuci Allah yang kebaikanNya amat sangat banyak, dan Dia mengingatkan hamba-hambaNya akan apa yang mengan-dung kebaikan bagi mereka untuk kehidupan dunia dan akhirat mereka.
Dan di antara tanda kekuasaan-Nya adalah bahwa Allah menciptakan bapak kamu, nabi adam, dari tanah kemudian menciptakan kamu dari air mani yang bersumber dari saripati makanan yang juga berasal dari tanah, kemudian dia menjadikan kamu berpasangan laki-laki dan pe-rempuan sebagai suami istri. (lihat juga: an-najm/53: 45) tidak ada seorang perempuan pun yang mengandung dan melahirkan, melainkan de-ngan sepengetahuan-Nya. Dan tidak dipanjangkan umur seseorang dan ti-dak pula dikurangi umurnya, melainkan sudah ditetapkan dalam kitab, yaitu lau’ ma’f”. Sungguh, yang demikian itu mudah bagi Allah karena dia mahakuasa dan maha mengetahui. 12. Allah mahakuasa, maha pencipta. Di antara bukti kekuasaan Allah adalah penciptaan manusia. Untuk memenuhi keperluan hidup manusia, Allah menciptakan lautan dengan beragam sumber dayanya. Dan tidak sama antara dua lautan; yang ini tawar, menyuburkan tanah, menumbuhkan tanam-tanaman, sangat segar, dan sedap diminum, dan lautan yang lain airnya asin lagi pahit karena sangat asin dan tentu tidak sedap untuk diminum. Dan dari masing-masing lautan itu kamu dapat memakan daging yang segar dan kamu dapat secara bersungguh-sungguh mengeluarkan perhiasan yang kamu pakai, yakni mutiara dan marjan (lihat juga: ar-ra’m’n/55: 22). Dan di sana kamu melihat kapal-kapal berlayar membelah laut agar kamu dapat mencari karunia-Nya dan agar kamu bersyukur kepada-Nya atas limpahan rahmat tersebut.
Fatir Ayat 11 Arab-Latin, Terjemah Arti Fatir Ayat 11, Makna Fatir Ayat 11, Terjemahan Tafsir Fatir Ayat 11, Fatir Ayat 11 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Fatir Ayat 11
Tafsir Surat Fatir Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)