{60} Al-Mumtahanah / الممتحنة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الجمعة / Al-Jumu’ah {62} |
Tafsir Al-Qur’an Surat As-Shaff الصف (Satu Barisan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 61 Tafsir ayat Ke 6.
وَإِذْ قَالَ عِيسَى ابْنُ مَرْيَمَ يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ ۖ فَلَمَّا جَاءَهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ قَالُوا هَـٰذَا سِحْرٌ مُبِينٌ ﴿٦﴾
wa iż qāla ‘īsabnu maryama yā banī isrā`īla innī rasụlullāhi ilaikum muṣaddiqal limā baina yadayya minat-taurāti wa mubasysyiram birasụliy ya`tī mim ba’dismuhū aḥmad, fa lammā jā`ahum bil-bayyināti qālụ hāżā siḥrum mubīn
QS. As-Shaff [61] : 6
Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Wahai Bani Israil! Sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu, yang membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan seorang Rasul yang akan datang setelahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” Namun ketika Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.”
Wahai Rasul, ceritakanlah kepada kaummu ketika Isa bin Maryam berkata kepada kaumnya, “Sesungguhnya aku adalah utusan Allah untuk kalian, membenarkan kitab Taurat yang datang sebelumku, menjadi saksi akan benarnya rasul setelahku yang bernama Ahmad, yaitu Muhammad, mengajak kita untuk mempercayainya. Namun, ketika Muhammad sallallahu alaihi wa sallam datang kepada mereka membawa ayat-ayat yang jelas, mereka berkata, “Yang engkau bawa ini adalah sihir yang nyata.”
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan (ingatlah) ketika Isa putra Maryam berkata, “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad).” (Ash-Shaff: 6)
Yakni kitab Taurat telah menyampaikan berita gembira kedatanganku, dan akulah orangnya yang diberitakan oleh Taurat itu, dan aku menyampaikan berita gembira akan kedatangan rasul yang sesudahku, dia adalah Rasul yang Ummy Arabiy Makki bernama Ahmad alias Muhammad. Isa a.s. adalah penutup nabi-nabi Bani Israil, dia berada di tengah-tengah kaum Bani Israil menyampaikan berita gembira akan kedatangan Muhammad, yaitu Ahmad sebagai penutup para nabi dan para rasul. Tiada rasul dan nabi lagi sesudahnya. Alangkah baiknya apa yang diketengahkan oleh Imam Bukhari, yaitu bahwa:
telah menceritakan kepada kami Abul Yaman, telah menceritakan kepada kami Syu’aib, dari Az-Zuhri yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku Muhammad ibnu Jubair ibnu Mut’im, dari ayahnya yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda: Sesungguhnya aku mempunyai banyak nama, akulah Muhammad, akulah Ahmad, akulah Penghapus yang melaluiku A llah menghapus kekufuran, dan akulah Penggiring yang semua umat manusia digiring di atas kakiku, dan akulah Penggiring.
Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Az-Zuhri dengan sanad dan lafaz yang semisal.
Abu Daud At-Tayalisi mengatakan, telah menceritakan kepada kami Al-Mas’udi, dari Amr ibnu Murrah, dari Abu Ubaidah, dari Abu Musa yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyebutkan nama-nama lain bagi dirinya. Di antaranya ada yang kami hafal, yaitu: Akulah Muhammad, akulah Ahmad, akulah orang yang menggiring, akulah yang diikuti, nabi rahmat, nabi tobat, dan nabi Malhamah (peperangan).
Imam Muslim meriwayatkannya melalui hadis Al-A’masy;dari Amr ibnu Murrah dengan sanad yang sama.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
(Yaitu) orang-orang yang mengikuti Rasul, Nabi yang ummiyang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka. (Al-A’raf: 157), hingga akhir ayat.
Dan firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan (ingatlah) ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi, “Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah, kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya.”Allah berfirman, “Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?” Mereka menjawab, “Kami mengakui.” Allah berfirman, “Kalau begitu, saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.” (Ali Imran: 81)
Ibnu Abbas mengatakan bahwa tidak sekali-kali Allah mengutus seorang nabi melainkan mengambil janji darinya, bahwa sesungguhnya jika Muhammad diutus sedang dia masih hidup, maka dia benar-benar akan mengikutinya. Dan mengambil janji pula bahwa hendaknya dia mengambil janji dari umatnya, bahwajika Muhammad diutus, sedangkan mereka masih hidup, benar-benar mereka akan mengikutinya dan menolongnya.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Saur ibnu Yazid, dari Khalid ibnu Ma’dan, dari sahabat-sahabat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, bahwa mereka pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepada kami tentang dirimu.” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Aku adalah doa ayahku Ibrahim, dan berita gembira yang disampaikan Isa. Ibuku ketika mengandungku melihat seakan-akan dari tubuhnya keluar nur (cahaya) yang dapat menerangi semua gedung kota Basrah yang ada di negeri Syam.
Sanad hadis ini jayyid (baik), dan telah diriwayatkan pula hal yang sama melalui jalur-jalur lain yang menguatkannya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Mahdi, telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah ibnuSaleh, dari Sa’id ibnu Suwaid Al-Kalbi, dari Abdul A’la ibnu Hilal As-Sulami, dari Al-Irbad ibnu Sariyah yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Sesungguhnya aku di sisi Allah (telah tercatat) benar-benar sebagai penutup para nabi, dan sesungguhnya Adam masih benar-benar berupa tanah liatnya (saat itu). Dan aku akan menceritakan kepada kalian permulaan dari hal tersebut yaitu doa ayahku Ibrahim, berita gembira Isa mengenai kedatanganku, dan mimpi yang dilihat oleh ibuku, dan hal yang sama dialami pula oleh para ibu nabi-nabi lain.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Abun Nadr, telah menceritakan kepada kami Al-Farj ibnu Fudalah, telah menceritakan kepada kami Luqman ibnu Amir yang mengatakan bahwa aku mendengar Abu Umamah mengatakan bahwa ia pernah bertanya, “Wahai Rasulullah, bagaimanakah mula-mulanya perkaramu?”Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab: Doa ayahku Ibrahim, berita gembira Isa, dan ibuku melihat dalam mimpinya bahwa keluar dari tubuhnya cahaya yang menerangi gedung-gedung negeri Syam.
Imam Ahmad mengatakan pula, telah menceritakan kepada kami Hasan ibnu Musa, ia pernah mendengar Khadij saudara lelaki Zuhair ibnu Mu’awiyah menceritakan hadis berikut dari Abu Ishaq, dari Abdullah ibnu Atabah, dari Abdullah ibnu Mas’ud yang mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mengirimkan kami kepada Raja Najasyi (Negus). Jumlah kami waktu itu kurang lebih delapan puluh orang, di antaranya Abdullah ibnu Mas’ud, Ja’far, Abdullah ibnu Rawwahah, Usman ibnu Maz’un, dan Abu Musa. Maka kami datang menghadap kepada Raja Najasyi.
Kemudian orang-orang Quraisy mengirimkan Amr ibnul As dan Imarah ibnul Walid dengan membawa hadiah untuk Raja Najasyi. Ketika keduanya telah masuk ke istana Raja Najasyi, lalu keduanya bersujud kepadanya dan segera mengambil tempat di sebelah kanan dan sebelah kirinya. Kemudian keduanya mengatakan kepada Raja Najasyi, “Sesungguhnya ada serombongan orang dari kalangan anak-anak paman kami yang tinggal di negerimu, mereka membenci kami dan juga membenci agama kami.” Raja Najasyi bertanya, “Di manakah mereka?” Keduanya menjawab, “Mereka telah berada di negerimu, maka undanglah mereka,” lalu Raja Najasyi mengundang mereka. Ja’far berkata, “Akulah yang akan menjadi juru bicara kalian pada hari ini,” mereka mengikutinya, dan Ja’far hanya mengucapkan salam kepada Raja Najasyi, ia tidak bersujud. Maka mereka bertanya kepadanya, “Mengapa kamu tidak bersujud kepada sang raja?” Ja’far menjawab, “Sesungguhnya kami tidak akan sujud selain kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى”
Raja Najasyi bertanya, “Bagaimanakah ajaran agamamu?” Ja’far menjawab, “Sesungguhnya Allah telah mengutus Rasul-Nya kepada kami, maka dia memerintahkan kepada kami untuk tidak bersujud kepada seorang pun kecuali kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى Dan dia memerintahkan kepada kami untuk salat dan menunaikan zakat.” Maka Amr ibnul As berkata, “Sesungguhnya mereka mempunyai pandangan yang berbeda dengan engkau tentang Isa putra Maryam.” Raja Najasyi bertanya, “Bagaimanakah menurut kalian tentang Isa putra Maryam dan ibunya?” Ja’far menjawab, “Kami akan mengatakan seperti apa yang difirmankan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى bahwa dia adalah (yang diciptakan oleh) kalimah Allah (perintah-Nya) dan (dengan tiupan) roh dari-Nya yang disampaikan-Nya kepada seorang perawan yang suci yang belum pernah disentuh oleh seorang manusia pun dan belum pernah beranak.”
Maka Raja Najasyi memungut sebuah kayu dari tanah, kemudian berkata, “Hai orang-orang Habsyah dan para pendeta serta para rahib, demi Allah, apa yang dikatakan oleh mereka tidaklah melampaui apa yang dikatakan oleh kita mengenainya. Selamat datang untukmu dan orang-orang yang datang bersamamu dari sisinya. Aku bersaksi bahwa dia (Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ) adalah utusan Allah, dan bahwa dialah orang yang kami jumpai beritanya dalam kitab Injil, dan dialah orangnya yang diberitakan oleh Isa putra Maryam. Sekarang tinggallah kalian di mana pun kalian sukai di negeri ini. Demi Allah, seandainya aku bukan dalam keadaan seperti sekarang sebagai raja, niscaya aku akan datang kepadanya dan aku rela menjadi pelayannya yang membawa terompahnya dan mengambilkan air wudunya.”
Kemudian Raja Najasyi memerintahkan agar hadiah yang dibawa oleh kedua utusan Quraisy itu dikembalikan, maka hadiah itu dikembalikan kepada keduanya. Selanjutnya Ibnu Mas’ud bersegera menyusul Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ke Madinah untuk ikut dalam Perang Badar. Dan Ibnu Mas’ud mengatakan bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ memohonkan ampunan bagi Raja Najasyi ketika beliau mendengar berita kewafatannya.
Kisah ini telah diriwayatkan oleh Ja’far r.a. dan Ummu Salamah r.a., dan pembahasannya didapat di dalam kitab Sirah. Tujuan pengetengahan kisah ini ialah bahwa para nabi itu terus-menerus menyebutkan sifat Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dan menceritakannya kepada umatnya masing-masing yang dituangkan dalam kitab-kitab mereka, lalu memerintahkan kepada umatnya masing-masing agar mengikutinya, menolongnya, dan mendukungnya jika Nabi Muhammad diutus. Dan permulaan dari tenarnya hal ini di kalangan penduduk bumi diutarakan oleh Nabi Ibrahim a.s. kekasih Allah dan bapak para nabi, ketika ia berdoa untuk penduduk Mekah, bahwasanya semoga Allah mengutus seorang rasul di kalangan mereka dari kalangan mereka sendiri.
Hal yang sama diberitakan pula melalui lisan Isa Putra Maryam. Untuk itulah ketika para sahabat bertanya, “Ceritakanlah kepada kami permulaan perkaramu, yakni di bumi ini.” Maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab:
Doa ayahku Nabi Ibrahim, dan berita gembira yang disampaikan oleh Isa Putra Maryam, serta mimpi yang pernah dilihat oleh ibuku (saat mengandungku).
Yakni seorang rasul yang akan muncul dari kalangan penduduk Mekah sesudah masa Ibrahim a.s. yang kemunculannya diawali dengan tanda-tanda kenabian. Oleh karena itulah maka Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menyebutkan Nabi Ibrahim a.s.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata, “Ini adalah sihir yang nyata.” (Ash-Shaff: 6)
Ibnu Juraij dan Ibnu Jarir mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka tatkala datang kepada mereka rasul itu. (Ash-Shaff: 6) Yaitu Ahmad (Muhammad) yang telah diberitakan sejak masa-masa terdahulu dan telah dikenal sebutannya di kalangan umat-umat terdahulu. Maka ketika dia telah diangkat menjadi rasul dan datang dengan membawa bukti-bukti yang nyata, berkatalah orang-orang kafir dan orang-orang yang menentangnya: Ini adalah sihir yang nyata. (Ash-Shaff: 6)
Tafsir Ayat:
Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman mengabarkan pembangkangan Bani Israil dahulu yang diseru oleh Nabi Isa bin Maryam ‘alaihissalam. Isa berkata pada mereka, يَا بَنِي إِسْرَائِيلَ إِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكُمْ “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu,” maksudnya, Allah جَلَّ جَلالُهُ mengutusku untuk menyeru kalian pada kebaikan dan melarang kalian dari keburukan, dan Allah جَلَّ جَلالُهُ mengukuhkanku dengan berbagai bukti nyata yang menunjukkan kebenaran kerasulanku. مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ “Membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat,” maksudnya, aku datang membawa kitab seperti yang pernah dibawa Nabi Musa yaitu kitab Taurat dan berbagai syariat-syariat samawi. Andai aku hanya mengaku-aku sebagai nabi, tentu aku tidak membawa seperti yang dibawa para rasul. مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيَّ مِنَ التَّوْرَاةِ “Membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat,” di samping itu kitab Taurat juga telah memberitahukan kabar gembira tentangku dan aku pun datang dan diutus sebagai pembenar Taurat, وَمُبَشِّرًا بِرَسُولٍ يَأْتِي مِنْ بَعْدِي اسْمُهُ أَحْمَدُ “dan aku juga memberi kabar gembira dengan (datang-nya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad),” yaitu Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muththalib, nabi dari keturunan Bani Hasyim. Nabi Isa ‘alaihissalam adalah seorang nabi layaknya nabi-nabi lain, membenarkan nabi sebelumnya dan memberi kabar gembira akan kedatangan nabi berikutnya. Tidak seperti orang-orang yang berdusta yang amat menentang para nabi dari segi sifat, akhlak, perintah dan larangan. فَلَمَّا جَاءَهُمْ “Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka,” yakni Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang diberitakan oleh Isa ‘alaihissalam sebelumnya, بِالْبَيِّنَاتِ “dengan membawa bukti-bukti yang nyata,” yaitu bukti-bukti jelas yang menunjuk-kan bahwa dialah yang diberitakan oleh Nabi Isa ‘alaihissalam dan dialah utusan Allah جَلَّ جَلالُهُ sebenarnya, قَالُوا “mereka berkata,” menentang dan mendustakan kebenaran, هَذَا سِحْرٌ مُبِينٌ “Ini adalah sihir yang nyata.” Ini benar-benar aneh. Seorang rasul yang kerasulannya telah diketahui dengan jelas melebihi terangnya matahari di siang hari dianggap sebagai seorang penyihir yang nyata sihirnya. Apakah ada kehinaan yang lebih besar dari ini? Dan apakah ada kedustaan yang lebih besar dari ini yang menafikan berita kerasulan dan me-negaskan sesuatu yang amat mustahil bagi Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ?
Ayat ini membicarakan umat nabi isa yang menolak beriman kepada nabi Muhammad, padahal Allah sudah memberitahukan tentang kelahiran beliau di dalam injil. Dan ingatlah wahai Muhammad, ketika isa putra maryam berkata kepada kaumnya, ‘wahai bani israil! sesungguhnya aku utusan Allah kepadamu untuk mengajarkan prinsip tiada tuhan selain Allah, tiada ibadah kecuali kepada-Nya, dan tidak mempertuhankan sesama manusia yang membenarkan kitab yang turun sebelumku, yaitu kitab taurat yang diturunkan kepada nabi musa dan memberi kabar gembira kepada kamu dengan seorang rasul yang akan datang setelahku, yang bernama ahmad dan/atau Muhammad yang merupakan nabi dan rasul terakhir; namun ketika rasul itu datang kepada mereka, kaum nasrani, dengan membawa bukti-bukti yang nyata tentang kenabian dan kerasulan beliau di dalam Al-Qur’an, mereka berkata kepada sesama orang-orang kristen, ‘Al-Qur’an ini adalah sihir yang nyata, bukan wahyu Allah, bukan kitab suci. ‘ 7. Dan siapakah yang lebih zalim, yakni tidak ada yang paling zalim, daripada orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah dengan meyakini konsep trinitas, tuhan bapak, tuhan yesus, dan tuhan bunda maria; padahal dia, orang yang meyakini konsep trinitas itu diajak kepada agama islam’ dan Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada orang-orang yang zalim, yaitu orang-orang yang menyekutukan atau mengada-adakan kebohongan tentang Allah.
As-Shaff Ayat 6 Arab-Latin, Terjemah Arti As-Shaff Ayat 6, Makna As-Shaff Ayat 6, Terjemahan Tafsir As-Shaff Ayat 6, As-Shaff Ayat 6 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan As-Shaff Ayat 6
Tafsir Surat As-Shaff Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)