{65} At-Thalaq / الطلاق | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الملك / Al-Mulk {67} |
Tafsir Al-Qur’an Surat At-Tahrim التحريم (Mengharamkan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 66 Tafsir ayat Ke 10.
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ ﴿١٠﴾
ḍaraballāhu maṡalal lillażīna kafarumra`ata nụḥiw wamra`ata lụṭ, kānatā taḥta ‘abdaini min ‘ibādinā ṣāliḥaini fa khānatāhumā fa lam yugniyā ‘an-humā minallāhi syai`aw wa qīladkhulan-nāra ma’ad-dākhilīn
QS. At-Tahrim [66] : 10
Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksaan) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), “Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).”
Allah menjadikan perumpamaan bagi keadaan orang-orang kafir itu (ketika mereka bergaul dan berkumpul dengan orang-orang muslim, dan itu tidak berguna karena kekufuran mereka kepada Allah) seperti keadaan istri Nabi Nuh dan istri Nabi Lut. Ketika keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami, mereka berdua berkhianat dalam agama kepada kedua suami mereka. Keduanya adalah kafir sehingga kedua rasul itu tidak akan dapat membantu istri-istri itu dari siksa Allah sedikit pun. Kemudian dikatakan kepada kedua istri itu, “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk ke dalamnya.” Dalam ini ditunjukkan bahwa sesungguhnya kedekatan dengan nabi dan orang-orang saleh tidak akan bermanfaat sedikit pun jika tetap berbuat dosa.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir. (At-Tahrim: 10)
Yakni dalam pergaulan mereka dengan kaum muslim —begitu pula sebaliknya— bahwa hal tersebut tidak membawa manfaat apa pun bagi mereka dan tidak dapat membela mereka di hadapan Allah, jika iman tidak meresap ke dalam hati mereka. Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan perumpamaan itu melalui firman berikutnya:
seperti istri Nuh dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami. (At-Tahrim: 10)
Yaitu dua orang nabi lagi rasul yang selalu menemani keduanya dan menjadi teman hidup keduanya di siang dan malam hari. Keduanya teman semakan, teman seketiduran, dan teman sepergaulan, sebagaimana layaknya pergaulan antara suami dan istri.
lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya. (At-Tahrim: 10)
Maksudnya, dalam hal keimanan; keduanya tidak seiman dengan suaminya masing-masing, dan tidak membenarkan pula kerasulan keduanya. Maka semuanya itu tidak dapat memberi manfaat apa pun bagi keduanya dan tidak dapat pula menyelamatkan keduanya dari hal-hal yang harus dihindari. Karena itu, maka disebutkan dalam firman berikutnya:
maka kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah. (At-Tahrim: 10)
karena keduanya kafir.
dan dikatakan. (At-Tahrim: 10)
kepada kedua wanita itu.
Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka). (At-Tahrim: 10)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya. (At-Tahrim: 10)
Makna yang dimaksud bukanlah keduanya berbuat serong, melainkan berkhianat dalam masalah agama dan iman; karena sesungguhnya semua istri nabi di-ma’sum dari perbuatan yang keji (zina), mengingat kehormatan para nabi yang menjadi suami mereka, sebagaimana yang telah dijelaskan dalam tafsir surat An-Nur.
Sufyan As-Sauri telah meriwayatkan dari Musa ibnu Abu Aisyah, dari Sulaiman ibnu Qarm, bahwa ia pernah mendengar Ibnu Abbas mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya. (At-Tahrim: 10) Bahwa keduanya tidak berbuat serong (zina). Adapun pengkhianatan yang dilakukan oleh istri Nuh ialah karena dia memberitahukan (kepada kaumnya) bahwa Nuh gila. Sedangkan pengkhianatan yang dilakukan oleh istri Lut ialah karena dia memberi tahu kaumnya akan tamu-tamu lelaki suaminya.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa pengkhianatan yang dilakukan oleh kedua istri tersebut karena keduanya tidak seagama dengan suaminya masing-masing. Istrinya Nuh selalu mengintip rahasia Nuh; apabila ada seseorang dari kaumnya yang beriman, maka istrinya memberitahukan hal itu kepada orang-orang yang bertindak sewenang-wenang dari kalangan kaumnya. Dan istrinya Lut, apabila Lut kedatangan seorang tamu lelaki, maka ia memberitahukan kepada penduduk kota yang senang dengan perbuatan keji (sodomi).
Ad-Dahhak telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa tiada seorang wanita pun dari istri seorang nabi yang berbuat serong (zina), melainkan pengkhianatan yang dilakukannya hanyalah dalam masalah agama. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah, Sa’id ibnu Jubair, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya.
Ayat yang mulia ini dijadikan dalil oleh sebagian ulama untuk men-daif-kan hadis yang ditemukan di kalangan banyak ulama yang mengatakan:
Barang siapa yang makan bersama orang yang telah diberi ampunan, maka diberikan ampunan baginya.
Hadis ini tidak ada pokok sumbernya, dan sesungguhnya hal ini hanyalah diriwayatkan dari sebagian orang-orang saleh yang menyebutkan bahwa ia pernah melihat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam mimpinya, lalu ia bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah engkau telah mengatakan bahwa barang siapa yang makan bersama-sama dengan orang yang diberi ampunan, maka diberikan ampunan baginya?” Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ menjawab, “Tidak, tetapi sekarang aku mengatakannya.”
Tafsir Ayat:
Kedua perumpamaan ini dibuat oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ untuk orang-orang yang beriman dan orang-orang kafir adalah untuk menjelaskan kepada mereka bahwa hubungan dan kedekatan orang kafir dengan orang Mukmin sama sekali tidak berguna dan hubungan antara orang Mukmin dan orang kafir sama sekali tidak memudaratkannya apabila orang bersangkutan tetap menunaikan kewajibannya. Sepertinya dalam ayat ini terdapat isyarat dan peringatan untuk para istri-istri Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dari kemaksiatan, dan bahwa hubungan mereka dengan Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tidak akan berguna bagi mereka jika mereka menyakiti beliau, seraya berfirman, ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلا لِلَّذِينَ كَفَرُوا اِمْرَأَةَ نُوحٍ وَامْرَأَةَ لُوطٍ كَانَتَا “Allah membuat istri Nuh dan istri Luth perumpamaan bagi orang-orang kafir. Keduanya,” maksudnya, kedua wanita itu, تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ “berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang shalih di antara hamba-hamba Kami,” yaitu Nabi Nuh dan Nabi Luth ‘alaihimassalam, فَخَانَتَاهُمَا “lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya” di dalam agama, karena keduanya tidak memeluk agama suami masing-masing.
Dan inilah yang dimaksud dengan pengkhianatan sebenarnya, bukan pengkhianatan nasab maupun hubungan suami-istri, karena tidak ada satu pun istri nabi yang membangkang. Dan Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak menjadikan seorang pun istri nabi melakukan kekejian. فَلَمْ يُغْنِيَا “Maka kedua suaminya itu tiada dapat membantu,” yaitu Nuh dan Luth ‘alaihimassalam, عَنْهُمَا “mereka berdua,” yakni kedua istrinya, مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ “sedikitpun dari (siksa) Allah, dan dikatakan (kepada keduanya),” yakni kepada kedua istrinya, ادْخُلا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ “Masuklah ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka).”
Allah menerangkan bahwa istri seorang nabi tidak dijamin masuk surga, jika tidak beriman kepada Allah. Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir bahwa menjadi istri nabi itu tidak otomatis dijamin masuk surga apabila tidak beriman kepada Allah seperti istri nabi nuh dan istri nabi lut. Keduanya sebagai istri berada di bawah pengawasan suami masing-masing, dua orang hamba yang saleh, yaitu nabi nuh dan lut, di antara hamba-hamba kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, istri nabi nuh menuduh suaminya gila dan istri nabi lut memberitahukan kehadiran para tamu ganteng kepada orang banyak yang homoseks, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun untuk menyelamatkannya dari siksaan Allah karena kekufuran mereka; dan dikatakan kepada kedua istri nabi itu di akhirat, ‘masuklah kamu berdua ke dalam neraka bersama orang-orang yang masuk neraka karena kekufuran mereka kepada Allah. ’11. Begitu juga sebab kaya, istri yang beriman tidak bisa juga menyelamatkan suamiya yang kaifr dari azab Allah. Dan Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang yang beriman bahwa perempuan beriman, meskipun menjadi istri seorang kafir yang pada waktu dibolehkan, akan memperoleh keselamatan di akhirat seperti istri firaun, ketika dia berkata dalam doanya kepada Allah waktu menghadapi siksaan suaminya yang memaksanya untuk murtad, ‘ya tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga, karena tidak nyaman berada di istana firaun; dan selamatkanlah aku dari firaun dan perbuatannya yang terus menyiksa; dan doanya kepada Allah, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim, balatentara firaun yang terus menyiksanya hingga wafat sehingga ia tidak merasakan siksaan mereka. ‘
At-Tahrim Ayat 10 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Tahrim Ayat 10, Makna At-Tahrim Ayat 10, Terjemahan Tafsir At-Tahrim Ayat 10, At-Tahrim Ayat 10 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Tahrim Ayat 10
Tafsir Surat At-Tahrim Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)