{77} Al-Mursalat / المرسلات | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | النازِعات / An-Nazi’at {79} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Naba النبإ (Berita Besar) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 78 Tafsir ayat Ke 6.
أَلَمْ نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَادًا ﴿٦﴾
a lam naj’alil-arḍa mihādā
QS. An-Naba [78] : 6
Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan,
Bukankah Kami tekah menjadikan bumi ini terhampar bagi kalian seperti permadani?
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, mengingkari orang-orang musyrik karena mereka saling bertanya tentang hari kiamat dengan rasa tidak percaya akan kejadiannya.
Tentang apakah mereka saling bertanya? Tentang berita yang besar. (An-Naba: 1-2)
Yakni apakah yang dipertanyakan mereka? Tentang hari kiamat, yaitu berita yang besar, yakni berita yang amat besar, amat mengerikan, lagi amat mengejutkan. Qatadah dan Ibnu Zaid mengatakan bahwa yang dimaksud dengan berita besar ini ialah kebangkitan sesudah mati. Mujahid mengatakannya Al-Qur’an, tetapi yang jelas adalah pendapat yang pertama, karena dalam firman berikutnya disebutkan:
yang mereka perselisihkan tentang ini. (An-Naba: 3)
Manusia dalam hal ini ada dua macam, ada yang beriman kepadanya dan ada yang kafir. Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam firman berikutnya mengancam orang-orang yang ingkar dengan adanya hari kiamat.
Sekali-kali tidak, kelak mereka akan mengetahui, kemudian sekali-kali tidak; kelak mereka akan mengetahui. (An-Naba: 4-5)
Ini merupakan peringatan yang tegas dan ancaman yang keras. Kemudian Allah menjelaskan tentang kekuasaan-Nya yang besar melalui ciptaan-Nya terhadap segala sesuatu yang besar lagi menakjubkan, yang semuanya itu menunjukkan kekuasaan-Nya atas segala sesuatu yang dikehendaki-Nya, termasuk masalah hari berbangkit dan lain-lainnya. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? (An-Naba: 6)
Maksudnya, telah dihamparkan-Nya dan dijadikan-Nya layak untuk dihuni oleh makhluk-Nya, lagi tetap, tenang, dan kokoh.
dan gunung-gunung sebagai pasak? (An-Naba: 7)
Dia menjadikan pada bumi pasak-pasak untuk menstabilkan dan mengokohkannya serta memantapkannya sehingga bumi menjadi tenang dan tidak mengguncangkan orang-orang dan makhluk yang ada di atasnya. Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
dan Kami jadikan kalian berpasang-pasangan. (An-Naba: 8)
Yaitu dari jenis laki-laki dan perempuan, masing-masing dapat bersenang-senang dengan lawan jenisnya, dan karenanya maka berkembanglah keturunan mereka. Seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untuk kalian istri-istri dari jenis kalian sendiri, supaya kalian cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antara kalian rasa kasih dan sayang. (Ar-Rum:21)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan Kami jadikan tidur kalian untuk istirahat. (An-Naba: 9)
Yakni istirahat dari gerak agar tubuh kalian menjadi segar kembali setelah banyak melakukan aktiyitas dalam rangka mencari upaya penghidupan di sepanjang siang hari. Hal seperti ini telah diterangkan di dalam tafsir surat Al-Furqan.
dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. (An-Naba: 10)
yang menutupi semua manusia dengan kegelapannya, seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
dan malam apabila menutupinya. (Asy-Syams: 4)
Dan ucapan seorang penyair yang mengatakan dalam salah satu bait syairnya,
“Dan manakala malam mulai menggelarkan kain penutupnya, maka seluruh semesta menjadi gelap.”
Qatadah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan Kami jadikan malam sebagai pakaian. (An-Naba: 10) Maksudnya, ketenangan.
dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan. (An-Naba: 11)
Kami menjadikannya terang benderang agar manusia dapat melakukan aktiyitasnya untuk mencari upaya penghidupan dengan bekerja, berniaga, dan melakukan urusan lainnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan Kami bangun di atas kalian tujuh buah (langit) yang kokoh. (An-Naba: 12)
Yaitu tujuh lapis langit dengan segala keluasannya, ketinggiannya, kekokohannya, dan kerapiannya serta hiasannya yang dipenuhi dengan bintang-bintang, baik yang tetap maupun yang beredar. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:
dan Kami jadikan pelita yang amat terang. (An-Naba: 13)
Yakni matahari yang menerangi semesta alam, yang cahayanya menerangi seluruh penduduk bumi.
Tafsir Ayat:
Maksudnya, bukankah Kami telah memberi kalian berbagai nikmat agung, Kami menjadikan untuk kalian, الأرْضَ مِهَادًا “bumi itu sebagai hamparan,” yaitu dihamparkan dan ditundukkan bagi kalian dan untuk kepentingan-kepentingan berupa tanah garapan, tempat tinggal, dan jalan. وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا “Dan gunung-gunung sebagai pasak,” mengokohkan bumi agar tidak berguncang bersama kalian. وَخَلَقْنَاكُمْ أَزْوَاجًا “Dan Kami jadikan kamu berpasang-pasangan,” yakni lelaki dan perempuan dari jenis yang sama agar masing-masing dari keduanya merasa tenang pada yang lain dan membentuk rasa cinta dan kasih serta membuahkan keturunan dari keduanya. Dan termasuk dalam karunia ini adalah nikmatnya wanita yang dinikahi.
وَجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًا “Dan Kami jadikan tidurmu untuk istirahat,” yakni sebagai istirahat bagi kalian dan sebagai pemutus pekerjaan yang jika terus dilakukan akan membahayakan badan. Allah جَلَّ جَلالُهُ menjadi-kan malam dan tidur sebagai penutup agar gerakan-gerakan mereka yang membahayakan menjadi tenang dan mereka mendapatkan kenyamanan yang bermanfaat. وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًا “Dan Kami bangun di atas kamu tujuh lapis (langit) yang kokoh,” yakni tujuh langit yang amat kuat dan kokoh. Allah جَلَّ جَلالُهُ menahannya dengan Kuasa-Nya dan menjadikannya sebagai atap bagi bumi. Padanya terdapat berbagai manfaat bagi manusia. Karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُ menyebutkan di antara manfaat matahari seraya berfirman, وَجَعَلْنَا سِرَاجًا وَهَّاجًا “Dan Kami jadikan pelita yang amat terang (matahari).” Allah جَلَّ جَلالُهُ mengingatkan manusia pada matahari berupa nikmat cahayanya yang menjadi kebutuhan vital bagi mereka dan pada panasnya, karena padanya terdapat berbagai manfaat, seperti untuk mematangkan (buah-buahan). وَأَنزلْنَا مِنَ الْمُعْصِرَاتِ مَاءً ثَجَّاجًا “Dan Kami turunkan dari awan air yang banyak tercurah,” yakni yang sangat deras, لِنُخْرِجَ بِهِ حَبًّا “supaya Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian,” seperti gandum, jagung, beras dan lainnya yang menjadi makanan manusia, وَنَبَاتًا “dan tumbuh-tumbuhan,” mencakup seluruh tumbuh-tumbuhan yang dijadikan Allah جَلَّ جَلالُهُ sebagai makanan untuk binatang ternak mereka, وَجَنَّاتٍ أَلْفَافًا “dan kebun-kebun yang lebat,” yaitu kebun-kebun yang lebat, yang di dalamnya terdapat berbagai macam buah-buahan lezat. Untuk itu, Dzat yang memberi kalian berbagai nikmat agung yang tidak terkira dan terhitung jumlahnya ini, bagaimana bisa kalian kufuri dan kalian dustakan berita yang dikabarkan pada kalian tentang Hari Kebangkitan dan pengumpulan nanti? Atau mengapa kalian menggunakan nikmat-nikmat Allah جَلَّ جَلالُهُ untuk bermaksiat dan untuk menentangNya?
Allah menjawab kesangsian mereka tentang hari kiamat dengan memperlihatkan sembilan tanda kebesaran-Nya. Bukankah kami telah menjadikan bumi dengan segala isinya sebagai hamparan yang memungkinkan manusia hidup di atasnya dan memanfaatkan fasilitas yang ada’7. Dan bukankah kami telah pancangkan gunung-gunung sebagai pasak supaya bumi tidak bergoncang sehingga manusia dapat hidup tenang di atasnya’.
An-Naba Ayat 6 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Naba Ayat 6, Makna An-Naba Ayat 6, Terjemahan Tafsir An-Naba Ayat 6, An-Naba Ayat 6 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Naba Ayat 6
Tafsir Surat An-Naba Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)