{83} Al-Muthaffifin / المطففين | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | البروج / Al-Buruj {85} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Insyiqaq الإنشقاق (Terbelah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 84 Tafsir ayat Ke 16.
فَلَا أُقْسِمُ بِالشَّفَقِ ﴿١٦﴾
fa lā uqsimu bisy-syafaq
QS. Al-Insyiqaq [84] : 16
Maka Aku bersumpah demi cahaya merah pada waktu senja,
Allah bersumpah demi warna merah di ufuk saat matahari akan terbenam, dan demi malam dan apa yang diselubunginya berupa hewan melata, serangga, binatang liar dan yang lainnya, dan demi bulan apabila menjadi purnama. Wahai manusia, sungguh kalian melewati tahap demi tahap dan keadaan-keadaan yang berbeda-beda. Dari air mani menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging, lalu ditiupkan ruh, lalu mati, kemudian dibangkitkan. Makhluk tidak boleh bersumpah dengan selain Allah. Jika melakukan itu, berarti ia sudah berlaku syirik.
Telah diriwayatkan dari Ali, Ibnu Abbas, Ubadah ibnusSamit, Abu Hurairah, Syaddad ibnu Aus, Ibnu Umar, Muhammad ibnu Ali ibnul Husain, Mak-hul, Bakr ibnu Abdullah Al-Muzani, Bukair ibnul Asyaj, Malik, Ibnu Abu Zaib, dan Abdul Aziz ibnu Abu Salamah Al-Majisyun, bahwa mereka telah mengatakan asy-syafaq artinya mega yang berwarna merah.
Abdur Razzaq telah meriwayatkan dari Ma’mar ibnu Khaisam, dari Ibnu Labibah, dari Abu Hurairah yang mengatakan bahwa asy-syafaq artinya cahaya putih, juga berarti merahnya warna cakrawala yang adakalanya hal ini terjadi sebelum mentari terbit —seperti yang dikatakan Mujahid— dan adakalanya sesudah tenggelamnya matahari, sebagaimana yang dikenal di kalangan ahli bahasa.
Al-Khalil ibnu Ahmad mengatakan bahwa asy-syafaq artinya cahaya merah yang terjadi mulai dari tenggelamnya mentari sampai waktu isya. Apabila cahaya merah itu lenyap, maka dikatakan gabasy syafaqu, artinya telah lenyap cahaya merah itu.
Al-Jauhari mengatakan bahwa asy-syafaq adalah sisa cahaya mentari yang berwarna merah pada permulaan malam sampai waktu malam dekat isya. Hal yang sama dikatakan oleh Ikrimah, bahwa asy-syafaq adalah warna merah yang ada antara waktu magrib sampai dengan waktu isya,
Di dalam kitab Sahih Muslim disebutkan dari Abdullah Ibnu Amr, dari Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ yang telah bersabda:
“وَقْتُ الْمَغْرِبِ مَا لَمْ يَغِبِ الشَّفَقُ”
Waktu magrib itu selama mega merah belum tenggelam (belum lenyap).
Semuanya itu menunjukkan bahwa yang dimaksud dengan asy-syafaq adalah seperti yang dikatakan oleh Al-Jauhari dan Al-Khalil.
Tetapi menurut riwayat yang sahih dari Mujahid, disebutkan bahwa ia telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Maka sesungguhnya Aku bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja. (Al-Insyiqaq: 16), Bahwa makna yang dimaksud adalah seluruh siang hari. Dan menurut riwayat lain yang juga bersumber darinya, asy-syafaq adalah matahari. Keduanya diriwayatkan oleh Ibnu Abu Hatim. Dan sesungguhnya hal yang mendorong Mujahid mengatakan demikian tiada lain karena ia membandingkan dengan firman-Nya: dan dengan malam dan apa yang diselubunginya. (Al-Insyiqaq: 17)
Yakni dia bermaksud menggabungkan keduanya, seakan-akan menurutnya Allah bersumpah dengan menyebut cahaya dan kegelapan.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa Allah bersumpah dengan menyebut siang hari yang pergi dan malam hari yang datang.
Ibnu Jarir mengatakan bahwa ulama lainnya menyebut asy-syafaq sebagai nama merah dan putih, dan mereka mengatakan bahwa lafaz asy-syafaq termasuk lafaz yang mempunyai dua makna yang bertentangan.
Ibnu Abbas, Mujahid, Al-Hasan, dan Qatadah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya, “Wama wasaq” bahwa makna yang dimaksud ialah ‘dan apa yang dihimpunkannya’.
Qatadah mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah ‘dan bintang-bintang dan hewan-hewan yang dihimpunkannya’. Ibnu Abbas berkata demikian dengan berdalilkan ucapan seorang penyair yang mengatakan dalam suatu bait syairnya, “Dalam keadaan terhimpunkan seandainya mereka menemukan penggembalanya.”
Ikrimah telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: dan dengan malam dan apa yang diselubunginya. (Al-Insyiqaq: 17) Yaitu apa yang dihimpunkannya karena kegelapannya; apabila malam hari tiba, maka semua makhluk berpulang ke tempat tinggalnya masing-masing.
(16-19) Di tempat ini Allah جَلَّ جَلالُهُ bersumpah dengan tanda-tanda malam. Allah جَلَّ جَلالُهُ bersumpah dengan cahaya merah di waktu senja yang merupakan sisa-sisa cahaya matahari dan sebagai pembuka malam. وَاللَّيْلِ وَمَا وَسَقَ “Dan demi malam dan apa yang diselubunginya,” yakni segala hewan dan apa saja yang terdapat padanya. وَالْقَمَرِ إِذَا اتَّسَقَ “Dan demi bulan apabila jadi purnama,” yakni penuh cahaya karena purnama. Itulah hal terindah dan banyak manfaatnya. Obyek sumpah adalah Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ, لَتَرْكَبُنَّ “Sungguh kamu melalui,” wahai manusia طَبَقًا عَنْ طَبَقٍ “tingkat demi tingkat (dalam kehidupan),” yakni berbagai fase dan kondisi yang berbeda dari setetes air, segumpal darah, segumpal daging hingga ditiupnya ruh, selanjutnya menjadi bayi mungil lalu remaja. Setelah itu pencatatan amal, perintah, dan larangan berlaku, kemudian setelah itu meninggal dunia. Selanjutnya dibangkitkan dan diberi balasan atas amal perbuatannya. Berbagai fase berbeda ini berlaku pada manusia yang menunjukkan bahwa hanya Allah جَلَّ جَلالُهُ semata yang berhak disembah, hanya Dia yang diesakan, Dia mengatur hamba-hambaNya dengan kebijaksanaan dan rahmatNya, sedangkan manusia adalah makhluk miskin, lemah di bawah pengaturan Allah Yang Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.
Tuhan mahakuasa di alam semesta. Maka aku bersumpah demi cahaya merah pada waktu senja, saat matahari akan terbenam dan cahayanya yang tampak kemerahan masih pendar ke sebagian penjuru langit. 17. Dan aku pun bersumpah demi malam dan apa yang diselubunginya dengan kegelapan akibat hilangnya cahaya matahari.
Al-Insyiqaq Ayat 16 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Insyiqaq Ayat 16, Makna Al-Insyiqaq Ayat 16, Terjemahan Tafsir Al-Insyiqaq Ayat 16, Al-Insyiqaq Ayat 16 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Insyiqaq Ayat 16
Tafsir Surat Al-Insyiqaq Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)