{5} Al-Maidah / المائدة | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الأعراف / Al-A’raf {7} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-An’am الأنعام (Binatang Ternak) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 6 Tafsir ayat Ke 94.
وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَىٰ كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُمْ مَا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ ۖ وَمَا نَرَىٰ مَعَكُمْ شُفَعَاءَكُمُ الَّذِينَ زَعَمْتُمْ أَنَّهُمْ فِيكُمْ شُرَكَاءُ ۚ لَقَدْ تَقَطَّعَ بَيْنَكُمْ وَضَلَّ عَنْكُمْ مَا كُنْتُمْ تَزْعُمُونَ ﴿٩٤﴾
wa laqad ji`tumụnā furādā kamā khalaqnākum awwala marratiw wa taraktum mā khawwalnākum warā`a ẓuhụrikum, wa mā narā ma’akum syufa’ā`akumullażīna za’amtum annahum fīkum syurakā`, laqat taqaṭṭa’a bainakum wa ḍalla ‘angkum mā kuntum taz’umụn
QS. Al-An’am [6] : 94
Dan kamu benar-benar datang sendiri-sendiri kepada Kami sebagaimana Kami ciptakan kamu pada mulanya, dan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu, kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia). Kami tidak melihat pemberi syafaat (pertolongan) besertamu yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu (bagi Allah). Sungguh, telah terputuslah (semua pertalian) antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka (sebagai sekutu Allah).
Kalian datang kepada kami untuk menghadapi hisab dan pembalasan sendiri-sendiri sebagaimana Kami menciptakan kalian di dunia pertama kali dalam keadaan telanjang dan tanpa alas kaki. Kalian meninggalkan di belakang punggung kalian apa-apa yang kalian miliki dan kalian bangga-banggakan berupa harta kekayaan dunia. Kami tidak melihat berhala-berhala kalian di akhirat bersama kalian di mana dulu kalian meyakini bahwa ia akan memberi syafaat kepada kalian, dan kalian mengklaim bahwa ia adalah sekutu-sekutu bagi Allah dalam ibadah. Sungguh telah lenyap hubungan kalian yang terjalin di antara kalian di kehidupan dunia. Sirna pula apa yang kalian katakan bahwa tuhan-tuhan kalian merupakan sekutu bagi Allah dalam ibadah. Terbukti sekarang bahwa kalian adalah orang-orang yang merugi, untuk diri kalian, keluarga dan harta kalian.
Firman Allah :
Dan sesungguhnya kalian datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kalian Kami ciptakan pada mulanya.
Artinya, hal tersebut dikatakan kepada mereka pada hari mereka dikembalikan, seperti yang disebutkan dalam ayat yang lain, yaitu:
Dan mereka akan dibawa ke hadapan Tuhanmu dengan berbaris. Sesungguhnya kalian datang kepada Kami, sebagaimana Kami menciptakan kalian pada yang pertama kali. (Al Kahfi:48)
Yakni sebagaimana Kami memulai penciptaan kalian, maka Kami kembalikan kalian, sedangkan kalian dahulu mengingkarinya dan menganggapnya mustahil, maka sekarang inilah hari berbangkit.
Firman Allah :
…dan kalian tinggalkan di belakang kalian (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepada kalian.
Yaitu berupa semua kenikmatan dan harta benda yang kalian pelihara selama kalian hidup di dunia, semuanya itu kalian tinggalkan di belakang kalian.
Di dalam sebuah hadis sahih disebutkan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ telah bersabda:
Anak Adam berkata, “Hartaku-hartaku!” Padahal tiada yang engkau miliki dari hartamu kecuali apa yang engkau makan, lalu engkau habiskan, atau apa yang engkau pakai, lalu engkau lapukkan, atau apa yang engkau sedekahkan, lalu engkau kekalkan, sedangkan selain dari itu semuanya pergi dan ditinggalkan untuk orang lain.
Al-Hasan Al-Basri mengatakan bahwa seorang anak Adam dihadapkan (kepada Allah) pada hari kiamat dalam keadaan tidak membawa apa-apa, lalu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Ke manakah harta yang telah kamu himpun?” Ia menjawab, “Wahai Tuhanku, aku telah mengumpulkannya, tetapi aku meninggalkannya semua secara penuh.” Allah berfirman kepadanya, “Hai anak Adam, manakah amal yang kamu bawa untuk dirimu?” Maka ia melihat bahwa dirinya tidak melakukan suatu amal pun. Kemudian Al-Hasan Al-Basri membacakan firman-Nya: Dan sesungguhnya kalian datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kalian Kami ciptakan pada mulanya, dan kalian tinggalkan di belakang kalian (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan. (Al An’am:94), hingga akhir ayat.
Demikianlah menurut riwayat Imam Ibnu Abu Hatim.
Firman Allah :
…dan Kami tidak melihat besertamu pemberi syafaat yang kalian anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kalian.
Ayat ini mengandung makna kecaman dan celaan terhadap mereka, karena ketika di dunia mereka menjadikan sekutu-sekutu dan berhala-berhala serta patung-patung sebagai sembahan mereka, dengan dugaan bahwa semuanya itu dapat memberikan manfaat bagi kehidupan mereka dan dapat menyejahterakan kehidupan akhirat mereka, jika menurut keyakinan mereka ada hari akhirat.
Apabila hari kiamat tiba, maka terputuslah dari mereka semua hubungan di antara mereka, lenyaplah semua kesesatan, dan hilanglah apa yang dahulu mereka buat-buat dalam mempersekutukan-Nya, lalu Tuhan menyerukan kepada mereka di hadapan semua makhluk:
Di manakah sembahan-sembahan kalian yang dahulu kalian katakan (sekutu-sekutu Kami)? (Al An’am:22)
Di manakah berhala-berhala yang dahulu kalian selalu menyembah (nya) selain dari Allah? Dapatkah mereka menolong kalian atau menolong diri mereka sendiri? (Asy Syu’ara:92-93)
Karena itu, dalam ayat ini disebutkan:
dan Kami tiada melihat beserta kalian pemberi syafaat yang kalian anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kalian. (Al An’am:94)
Yakni yang kalian sembah, dan kalian duga bahwa mereka mempunyai bagian hak untuk kalian sembah.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam firman selanjutnya:
Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kalian.
Kalau dibaca rafa’ artinya ‘telah terputuslah perhimpunan kalian’, dan kalau dibaca nasab artinya ‘telah terputuslah semua jalinan antara kalian, yakni semua pertalian, hubungan, dan perantaraan’.
…dan telah lenyap dari kalian.
Artinya, pergi dan lenyap dari kalian.
…apa yang dahulu kalian anggap (sebagai sekutu Allah).
Yakni harapan dari berhala dan sekutu-sekutu itu. Sama halnya dengan makna yang terkandung di dalam firman-Nya:
(Yaitu) ketika orang-orang yang diikuti itu berlepas diri dari orang-orang yang mengikutinya dan mereka melihat siksa, dan (ketika) segala hubungan antara mereka terputus sama sekali. Dan berkatalah orang-orang yang mengikuti, “Seandainya kami dapat kembali (ke dunia), pasti kami akan berlepas diri dari mereka, sebagaimana mereka berlepas diri dari kami.” Demikianlah Allah memperlihatkan kepada mereka amal perbuatannya menjadi sesatan bagi mereka, dan sekali-kali mereka tidak akan keluar dari api neraka. (Al Baqarah:166-167)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman dalam ayat-ayat lain, yaitu:
Apabila sangkakala ditiup, maka tidaklah ada lagi pertalian nasab di antara mereka pada hari itu, dan tidak ada pula mereka saling bertanya. ((Al Mu’minun:101)
Sesungguhnya berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah adalah untuk menciptakan perasaan kasih sayang di antara kalian dalam kehidupan dunia ini, kemudian di hari kiamat sebagian kalian mengingkari sebagian (yang lain) dan sebagian kalian melaknati sebagian (yang lain), dan tempat kembali kalian ialah neraka, dan sekali-kali tak ada bagi kalian para penolong pun. (Al-‘Ankabut:25)
Dikatakan (kepada mereka), “Serulah oleh kalian sekutu-sekutu kalian,” lalu mereka menyerunya, maka sekutu-sekutu itu tidak memperkenankan (seruan) mereka. (Al Qashash:64), hingga akhir ayat.
Dan (ingatlah) hari yang di waktu itu Kami menghimpun mereka semuanya, kemudian Kami berkata kepada orang-orang musyrik. (Al An’am:22) sampai dengan firman-Nya, dan hilanglah dari mereka sembahan-sembahan yang dahulu mereka ada-adakan. (Al An’am:24)
Ayat-ayat yang menerangkan hal ini cukup banyak.
(94) Ini adalah keadaan mereka di alam Barzakh. Adapun pada Hari Kiamat, maka mereka menghadirinya dalam keadaan tidak membawa apa-apa, sendiri-sendiri tanpa keluarga, tanpa harta, tanpa anak, tanpa tentara dan penolong sebagaimana keada-annya saat pertama kali diciptakan oleh Allah, ia telanjang dari segala sesuatu, karena segala sesuatu hanya diraih dan didapatkan setelah itu dengan sebab-sebabnya yang mana faktor tersebut merupakan sebab-sebabnya, dan pada hari itu segala perkara yang berhubungan dengan hamba di dunia terputus kecuali amal baik dan amal buruk yang menjadi bahan rumah akhirat yang tumbuh darinya. Kebaikan, keburukan, kebahagiaan, kesedihan, azab dan nikmatnya adalah berdasarkan amal.
Amallah yang bermanfaat atau bermudarat, menyedihkan atau membahagiakan, sedang selain itu berupa keluarga, anak, harta dan penolong, maka semua itu adalah faktor luar, dan semua itu tidak termasuk kriteria. Oleh karena itu Allah berfirman, وَلَقَدْ جِئْتُمُوْنَا فُرَادٰى كَمَا خَلَقْنٰكُمْ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّتَرَكْتُمْ مَّا خَوَّلْنٰكُمْ “Dan sungguh kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana Kami menciptakanmu pada mulanya, dan kamu tinggalkan apa yang telah Kami karuniakan kepadamu,” yakni, yang Kami berikan sebagai nikmat kepadamu, وَرَاۤءَ ظُهُوْرِكُمْۚ”di belakangmu,” karena ia tidak berguna apa pun untukmu. وَمَا نَرٰى مَعَكُمْ شُفَعَاۤءَكُمُ الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ اَنَّهُمْ فِيْكُمْ شُرَكٰۤؤُا ۗ “Dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa’at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu.”
Orang-orang musyrik menyekutukan Allah, mereka menyem-bah para malaikat, para Nabi, orang-orang shalih, dan lain-lain ber-samaNya, padahal mereka semua adalah milik Allah, akan tetapi mereka memberikan bagian dari diri mereka kepada makhluk-makhluk ini dan melakukan kesyirikan dalam beribadah. Ini adalah klaim batil dan kezhaliman dari mereka, karena semuanya adalah hamba Allah, Allah adalah Maharaja yang berhak mereka sembah. Kesyirikan mereka dalam ibadah dengan memberikannya kepada para hamba adalah mengangkat mereka menduduki posisi pen-cipta dan pemilik. Maka pada Hari Kiamat mereka dicela dan dika-takan kepada mereka ucapan ini, وَمَا نَرٰى مَعَكُمْ شُفَعَاۤءَكُمُ الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ اَنَّهُمْ فِيْكُمْ شُرَكٰۤؤُا ۗ لَقَدْ تَّقَطَّعَ بَيْنَكُمْ “Dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafa’at yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu, sungguh terputuslah pertalian antara kamu.” Maksudnya, terputuslah hubungan dan ikatan antara kamu dengan sekutu-sekutumu da-lam bentuk syafa’at dan lain-lain. Ia tidak bermanfaat dan tidak berguna apa pun. وَضَلَّ عَنْكُمْ مَّا كُنْتُمْ تَزْعُمُوْنَ”Dan telah lenyap darimu sesuatu yang dahulu kamu berdusta dengannya (di dunia),” berupa keun-tungan, keamanan, kebahagiaan, dan keselamatan yang dihiasi dan dijadikan indah oleh setan dalam hatimu, dan lisanmu meng-ucapkan itu. Kamu terkecoh dengan klaim batil yang tidak ada hakikatnya pada waktu terbuktinya lawan dari klaimmu, dan ter-nyata kamu adalah orang yang merugi pada diri, harta, dan jiwamu.
Setelah menjelaskan keadaan para pendurhaka ketika menghadapi tekanan sakratulmaut, ayat ini menjelaskan tentang keadaan mereka setelah roh terpisah dari jasad mereka. Dan kamu, setelah dicabut rohmu dan sekian lama menunggu di alam barzakh, akan benar-benar datang sendiri-sendiri kepada kami sebagaimana kami ciptakan kamu pada mulanya, yakni ketika lahir ke dunia, dan apa yang telah kami karuniakan kepadamu seperti harta benda, anak, kerabat, dan lainnya, kamu tinggalkan di belakangmu di dunia. Kami tidak melihat pemberi syafaat, yakni pertolongan, besertamu yang dulu kamu sembah dan yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu bagi Allah. Sungguh, telah terputuslah semua pertalian antara kamu dan telah lenyap dari kamu apa yang dahulu kamu sangka sebagai sekutu Allah. Setelah menguraikan aneka argumentasi keesaan Allah dalam ayat sebelumnya, ayat berikut ini menjelaskan kembali bukti keesaan Allah melalui argumen yang berbeda. Sungguh, Allah yang menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan, padi-padian, dan biji kurma serta buah-buahan lainnya. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah bukti kekuasaan Allah, maka mengapa kamu masih berpaling’
Al-An’am Ayat 94 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-An’am Ayat 94, Makna Al-An’am Ayat 94, Terjemahan Tafsir Al-An’am Ayat 94, Al-An’am Ayat 94 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-An’am Ayat 94
Tafsir Surat Al-An’am Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129 | 130 | 131 | 132 | 133 | 134 | 135 | 136 | 137 | 138 | 139 | 140 | 141 | 142 | 143 | 144 | 145 | 146 | 147 | 148 | 149 | 150 | 151 | 152 | 153 | 154 | 155 | 156 | 157 | 158 | 159 | 160 | 161 | 162 | 163 | 164 | 165
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)