Tafsir Al-Qur’an Surah At-Taubah Ayat 42 التوبة Lengkap Arti Terjemah Indonesia

{8} Al-Anfal / الأنفال الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ يونس / Yunus {10}

Tafsir Al-Qur’an Surat At-Taubah التوبة (Pengampunan) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 9 Tafsir ayat Ke 42.

Al-Qur’an Surah At-Taubah Ayat 42

لَوْ كَانَ عَرَضًا قَرِيبًا وَسَفَرًا قَاصِدًا لَاتَّبَعُوكَ وَلَـٰكِنْ بَعُدَتْ عَلَيْهِمُ الشُّقَّةُ ۚ وَسَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَوِ اسْتَطَعْنَا لَخَرَجْنَا مَعَكُمْ يُهْلِكُونَ أَنْفُسَهُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ ﴿٤٢﴾

lau kāna ‘araḍang qarībaw wa safarang qāṣidal lattaba’ụka wa lākim ba’udat ‘alaihimusy-syuqqah, wa sayaḥlifụna billāhi lawistaṭa’nā lakharajnā ma’akum, yuhlikụna anfusahum, wallāhu ya’lamu innahum lakāżibụn

QS. At-Taubah [9] : 42

Arti / Terjemah Ayat

Sekiranya (yang kamu serukan kepada mereka) ada keuntungan yang mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh, niscaya mereka mengikutimu, tetapi tempat yang dituju itu terasa sangat jauh bagi mereka. Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah, “Jikalau kami sanggup niscaya kami berangkat bersamamu.” Mereka membinasakan diri sendiri dan Allah mengetahui bahwa mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.

Tafsir Al-Muyassar (Kementerian Agama Saudi Arabia)

Allah mencela sejumlah orang-orang munafik yang meminta izin kepada Rasulullah sallallahu alaihi wa sallam untuk tidak ikut berperang pada perang Tabuk. Akan tetapi, jika diberitakan bahwa mereka akan pergi untuk memperoleh ghanimah (rampasan perang) di tempat yang dekat dan mudah didapatkan, niscaya mereka akan mengikutimu. Akan tetapi, ketika mereka diajak untuk berperang melawan pasukan Romawi di perbatasan negeri Syam pada waktu musim panas, mereka berpaling dan merasa lemah. Mereka mencari-cari alasan atas berpalingnya mereka dari peperangan itu dengan bersumpah bahwa mereka benar-benar tidak bisa berangkat. Mereka menghancurkan diri mereka sendiri dengan kebohongan dan kemunafikan. Dan Allah mengetahui bahwa mereka berbohong kepadamu dengan alasan yang mereka buat-buat itu.

Tafsir Ibnu Katsir (Tafsir al-Qur’an al-Azhim)

Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ mencela orang-orang yang tidak ikut dengan Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dalam Perang Tabuk. Mereka lebih suka tinggal di tempat, padahal mereka telah diseru untuk berangkat berperang, dengan beralasan bahwa mereka adalah orang-orang yang mempunyai uzur, padahal kenyataannya tidaklah demikian. Karena itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ berfirman:

Kalau yang kamu serukan kepada mereka itu keuntungan yang mudah diperoleh.

Menurut Ibnu Abbas, yang dimaksud dengan ‘aradan qariban ialah ganimah (rampasan perang) yang dekat (mudah diperoleh).

Dan perjalanan yang tidak berapa jauh.

Yang dimaksud, dengan qasidan ialah dekat, tidak berapa jauh.

…pastilah mereka mengikutimu.

Yakni niscaya mereka mau datang bersamamu untuk tujuan tersebut.

…tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka.

Yang dimaksud dengan syuqqah ialah jauh, yakni menuju ke negeri Syam.

Mereka akan bersumpah dengan (nama) Allah

Yaitu kepada kalian jika kalian pulang dari medan perang kepada mereka.

Jikalau kami sanggup, tentulah kami berangkat bersama-sama kalian.

Artinya, seandainya kami tidak mempunyai uzur (halangan), pastilah kami akan ikut dengan kalian. Dalam ayat selanjutnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ berfirman:

Mereka membinasakan diri mereka sendiri, dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya mereka benar-benar orang-orang yang dusta.

Tafsir as-Sa’di (Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan)

لَوْ “Kalau”, keluarnya mereka itu untuk mencari keuntungan yang mudah untuk didapatkan atau manfaat dunia yang mudah untuk diraih, atau bepergiannya adalah, وَسَفَرًا قَاصِدًا “Perjalanan yang tidak berapa jauh,” yakni mudah lagi dekat, لَاتَّبَعُوكَ “pastilah mereka mengikutimu”, karena tidak adanya kesulitan yang berarti. وَلَكِنْ بَعُدَتْ عَلَيْهِمُ الشُّقَّةُ “Tetapi tempat yang dituju itu amat jauh terasa oleh mereka.” Jaraknya bagi mereka adalah jauh. Perjalanan-nya bagi mereka adalah sulit. Oleh karena itu, mereka merasa berat untuk mengikutimu. Ini bukanlah tanda penghambaan, akan tetapi seorang hamba yang hakiki yang benar-benar beribadah kepada Allah dalam kondisi apa pun, yang menunaikan semua ibadah baik yang mudah maupun yang berat, maka dialah hamba Allah dalam kondisi apa pun. وَسَيَحْلِفُونَ بِاللَّهِ لَوِ اسْتَطَعْنَا لَخَرَجْنَا مَعَكُمْ “Mereka akan ber-sumpah dengan (nama) Allah, ‘Jikalau kami sanggup tentulah kami ber-angkat bersama-samamu’.” Yakni mereka akan bersumpah bahwa tidak keluarnya mereka disebabkan oleh suatu alasan, dan bahwa mereka memang tidak mampu melakukan itu. يُهْلِكُونَ أَنْفُسَهُمْ “Mereka membinasakan diri mereka sendiri”, dengan duduk, berpangku tangan, berdusta, dan mengatakan sesuatu yang tidak sesuai dengan kenya-taannya. وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ “Dan Allah mengetahui bahwa sesungguh-nya mereka benar-benar orang-orang yang berdusta.” Sindiran ini hanyalah untuk orang-orang munafik yang tidak berpartisipasi bersama Nabi a dalam perang Tabuk, lalu mereka menyampaikan alasan-alasan dusta, maka Nabi a memaafkan me-reka hanya dengan alasan yang mereka sampaikan, tanpa menguji mereka agar diketahui yang berdusta dan yang jujur, oleh karena itu Allah menegur Rasulullah atas ketergesa-gesaan beliau dalam memaklumi mereka.

Tafsir Ringkas Kemenag (Kementrian Agama Republik Indonesia)

Ayat sebelumnya mendorong kaum mukmin untuk berjihad, sekaligus mengecam mereka yang merasa keberatan, maka ayat ini turun berkenaan dengan sikap kaum munafik yang enggan berangkat ke perang tabuk. Sekiranya yang kamu serukan kepada kaum munafik, dalam perkiraan mereka, ada keuntungan duniawi yang jelas serta mudah diperoleh dan perjalanan yang tidak seberapa jauh lagi tidak sulit, juga ditambah udara yang tidak terlalu panas, niscaya mereka akan mengikutimu meskipun tidak dengan sepenuh hati. Akan tetapi, mereka akan enggan berangkat perang jika tempat yang dituju itu terasa sangat jauh bagi mereka. Bahkan untuk membangun alasan agar ketidakberangkatan mereka ke medan perang dianggap benar, mereka tanpa merasa bersalah akan bersumpah dengan nama Allah, padahal sebenarnya bohong, jikalau kami sanggup niscaya kami berangkat bersamamu. Padahal sumpah palsu mereka untuk tidak turut berperang itu telah membinasakan diri sendiri, karena kebohongan yang ditutuptutupi padahal Allah mengetahui bahwa mereka benar-benar orang-orang yang berdusta. Inilah salah satu karakter orang munafik, yaitu tidak siap menanggung derita dalam melaksanakan perintah Allah. Orang-orang munafik benar-benar lihai dalam membuat berbagai alasan agar diizinkan untuk tidak berperang. Akhirnya, beliau mengizinkan mereka untuk tidak ikut berperang, maka ayat ini memberi teguran halus kepada beliau. Allah memaafkanmu, wahai nabi, mengapa engkau memberi izin kepada mereka untuk tidak pergi berperang, sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar-benar berhalangan sehingga bisa dimaklumi untuk tidak ikut pergi berperang dan sebelum engkau mengetahui orang-orang yang berdusta dengan membuat-buat alasan yang tidak benar dan mengada-ada’


At-Taubah Ayat 42 Arab-Latin, Terjemah Arti At-Taubah Ayat 42, Makna At-Taubah Ayat 42, Terjemahan Tafsir At-Taubah Ayat 42, At-Taubah Ayat 42 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan At-Taubah Ayat 42


Tafsir Surat At-Taubah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128 | 129