{21} Al-Anbiya / الأنبياء | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المؤمنون / Al-Mu’minun {23} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Hajj الحج (Haji) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 22 Tafsir ayat Ke 45.
فَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ أَهْلَكْنَاهَا وَهِيَ ظَالِمَةٌ فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا وَبِئْرٍ مُعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ مَشِيدٍ ﴿٤٥﴾
fa ka`ayyim ming qaryatin ahlaknāhā wa hiya ẓālimatun fa hiya khāwiyatun ‘alā ‘urụsyihā wa bi`rim mu’aṭṭalatiw wa qaṣrim masyīd
QS. Al-Hajj [22] : 45
Maka betapa banyak negeri yang telah Kami binasakan karena (penduduk)nya dalam keadaan zalim, sehingga runtuh bangunan-bangunannya dan (betapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi (ti-dak ada penghuninya).
Betapa banyak negeri-negeri yang zalim dengan kekafirannya telah Kami binasakan penduduknya, lalu negeri-negeri mereka hancur kosong dari penduduknya, sumur-sumurnya tidak diambil airnya, dan istana-istananya yang menjulang lagi berhias indah tidak dapat melindungi penghuninya dari azab yang buruk.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya.
Artinya, sudah berapa banyak penduduk kota-kota yang telah Aku binasakan.
yang penduduknya dalam keadaan zalim.
Yakni mendustakan rasul-rasul-Nya.
maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya.
Ad-Dahhak mengatakan bahwa ‘urusy artinya atap, yakni rumah-rumah tempat tinggal mereka hancur berantakan dan seluruh bangunan kota dan keramaiannya telah musnah.
dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan.
Yakni airnya tidak dipakai lagi dan tiada seorang pun yang datang kepadanya, padahal sebelum itu banyak orang berdatangan kepadanya untuk mengambil airnya, bahkan mereka berdesak-desakan untuk mendapatkan airnya.
dan istana yang tinggi.
Ikrimah mengatakan, yang dimaksud dengan masyid ialah gedung yang dibangun dengan batu putih.
Telah diriwayatkan pula dari Ali ibnu Abu Talib, Mujahid, Ata dan Sa’id ibnu Jubair, Abul Malih dan Ad-Dahhak hal yang semisal.
Sedangkan menurut yang lainnya, masyid artinya yang dibangun tinggi.
Menurut pendapat yang lainnya lagi, masyid artinya kokoh lagi kuat.
Semua pendapat mengenai hal ini berdekatan pengertiannya dan tidak bertentangan, karena pengertiannya menunjukkan bahwa gedung-gedung yang kokoh lagi tinggi dan kuat itu tidak dapat melindungi para penghuninya dari azab Allah yang datang menimpa mereka disebabkan kezaliman mereka. Seperti yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Di mana saja kalian berada, ke matian akan mendapatkan kalian, kendatipun kalian di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh. (An Nisaa:78)
Untuk itu, Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman, فَكَأَيِّنْ مِنْ قَرْيَةٍ “Berapa banyaknya kota,” maksudnya alangkah banyak kota أَهْلَكْنَاهَا “yang telah Kami binasakan,” dengan siksaan yang keras dan kehinaan di dunia, وَهِيَ ظَالِمَةٌ “yang penduduknya dalam keadaan zhalim,” lantaran kekufuran mereka terhadap Allah جَلَّ جَلالُهُ dan pendustaan mereka kepada para RasulNya. Hukuman yang Kami timpakan bukan bentuk kezhaliman Kami kepada mereka. فَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَى عُرُوشِهَا “Maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya,” maksudnya tempat-tempat tinggal mereka berhancuran, istana dan dinding-dindingnya telah roboh dengan atapnya, sehingga berubah luluh-lantak padahal sebelumnya terpelihara, dan terlihat kuat, setelah sebelumnya layak dihuni dan nyaman bagi penghuninya. وَبِئْرٍ مُعَطَّلَةٍ وَقَصْرٍ مَشِيدٍ “Dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi,” maksudnya, berapa banyak sumur yang dahulu orang-orang berdesakan di sana untuk mengambil air minum bagi mereka dan hewan-hewan ternak mereka. Orang-orang itu lenyap. Tiada lagi sesosok orang pun yang datang dan muncul di situ. Alangkah banyak istana, yang pemiliknya telah susah payah membangun dan meninggikannya, menguatkan dan menghiasinya, lalu ketika ketetapan (siksaan) Allah جَلَّ جَلالُهُ menghampiri mereka, maka itu semua tidak bermanfaat sama sekali bagi mereka. Tempat ini menjadi kosong dari penghuninya. Mereka telah menjadi sumber pelajaran bagi orang-orang yang mau mengambil pelajaran dan permisalan bagi orang-orang yang mau berpikir dan merenung.
Allah menurunkan adzabnya kepada umat-umat terdahulu yang telah mendustakan dan mengingkari ajaran para rasul-Nya yang diutus kepada mereka. “maka, betapa banyak negeri yang telah kami binasakan, karena penduduknya dalam keadaan zalim terhadap diri mereka sendiri dengan tidak beriman dan bertindak sewenang-wenang terhadap para rasul, menghina, mendustakan, dan membunuh mereka, lalu kami mengazab mereka sehingga runtuhlah bangunan-bangunannya; dan betapa banyak pula sumur yang telah ditinggalkan, karena penduduk negeri itu telah binasa; dan istana yang tinggi, mewah dan indah telah menjadi rumah tua yang tidak ada penghuninya, ” demikian Allah menjelaskan. 46. Allah lalu bertanya kepada orang-orang yang menolak ajaran Allah yang dibawa rasulullah, “maka apakah mereka tidak pernah berjalan di bumi menyaksikan peninggalan umat terdahulu atau mengkajinya secara mendalam sehingga kalbu, kecerdasan emosi, dan spiritual mereka dapat memahami atau merenungkan ajaran Al-Qur’an atau telinga mereka dapat mendengar ajakan rasul untuk beriman kepada Allah'” mata, telinga, dan pikiran mereka tertutup. Oleh sebab itu, sejatinya bukan mata lahiriah mereka itu yang buta sehingga tidak dapat melihat bukti-bukti kebenaran ajaran rasulullah, tetapi yang buta adalah mata hati mereka yang ada di dalam dada mereka.
Al-Hajj Ayat 45 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Hajj Ayat 45, Makna Al-Hajj Ayat 45, Terjemahan Tafsir Al-Hajj Ayat 45, Al-Hajj Ayat 45 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Hajj Ayat 45
Tafsir Surat Al-Hajj Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)