{23} Al-Mu’minun / المؤمنون | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الفرقان / Al-Furqan {25} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nur النور (Cahaya) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 24 Tafsir ayat Ke 15.
إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ ﴿١٥﴾
iż talaqqaunahụ bi`alsinatikum wa taqụlụna bi`afwāhikum mā laisa lakum bihī ‘ilmuw wa taḥsabụnahụ hayyinaw wa huwa ‘indallāhi ‘aẓīm
QS. An-Nur [24] : 15
(Ingatlah) ketika kamu menerima (berita bohong) itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun, dan kamu menganggapnya remeh, padahal dalam pandangan Allah itu soal besar.
Pada saat kalian menerima berita bohong itu dan memindah dari mulut ke mulut padahal perkataan itu merupakan perkataan yang batil dan kalian juga tidak memiliki ilmu tentang perkataan tersebut. Dan kedua hal itu berbahaya, yakni berbicara dengan batil dan berbicara tanpa ilmu. Kalian mengira hal itu remeh padahal di sisi Allah sangat besar. Di dalam ayat ini menjelaskan larangan keras dari menganggap sepele terhadap penyebaran kebatilan.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
(Ingatlah) di waktu kalian menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut. (An Nuur:15)
Mujahid dan Sa’id ibnu Jubair mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah sebagian kalian membicarakannya dari sebagian yang lain, seseorang mengatakan bahwa berita itu ia terima dari si Fulan, kemudian si pendengar menceritakannya lagi kepada orang lain hingga seterusnya, sampai berita itu menyebar.
Sebagai ulama membaca ayat ini dengan bacaan berikut, yaitu: “Tulqunahu.”
Di dalam kitab Sahih Bukhari disebutkan melalui Aisyah bahwa ia membaca ayat ini dengan bacaan tersebut. Ia mengatakan pula bahwa tilqunahu berasal dari walaqa yang artinya membuat-buat perkataan dusta dan pelakunya tetap berpegang kepada kedustaannya itu. Orang-orang Arab mengatakan, “Walaqa Fulanun fis sairi” artinya ia meneruskan perjalanannya. Akan tetapi, qiraat yang pertama lebih terkenal dan dianut oleh jumhur ulama. Qiraat yang kedua diriwayatkan melalui Ummul Mu’minin Siti Aisyah.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Abu Sa’id Al-Asyaj, telah menceritakan kepada kami Abu Usamah, dari Nafi’, dari Ibnu Umar, dari Aisyah, bahwa ia membacanya dengan bacaan iz tulqilnahu, berasal dari walaqa. Ibnu Abu Mulaikah mengatakan bahwa Siti Aisyah lebih mengetahui hal ini daripada yang lainnya.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan kalian katakan dengan mulut kalian apa yang tidak kalian ketahui. (An Nuur:15)
Yakni kalian mengatakan apa yang tidak kalian ketahui. Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman dalam ayat selanjutnya:
dan kalian menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. (An Nuur:15)
Yaitu kalian mengatakan apa yang telah kalian katakan itu tentang Ummul Mu’minin, sedangkan kalian menganggapnya sebagai sesuatu hal yang ringan dan tidak berarti. Seandainya yang dijadikan bahan pergunjingan kalian itu bukan istri Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, maka hal tersebut tetap bukanlah merupakan hal yang ringan, terlebih lagi subyeknya adalah istri Nabi. Maka alangkah besar dosanya di sisi Allah bila ada sesuatu hal yang menyangkut diri istri Nabi dan Rasul-Nya dijadikan bahan pergunjingan. Karena sesungguhnya Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى cemburu dengan terjadinya hal tersebut, sangat jauh dari kemungkinan bila ada istri seorang nabi yang melakukan hal tersebut. Mengingat hal tersebut, terlebih lagi yang dijadikan pergunjingan itu adalah penghulu istri-istri para nabi, yaitu istri penghulu anak Adam semuanya, baik di dunia maupun di akhirat. Karena itulah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan dalam firman-Nya: dan kalian menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal dia pada sisi Allah adalah besar. (An Nuur:15)
Di dalam kitab Sahihain disebutkan hadis berikut:
Sesungguhnya seorang lelaki benar-benar mengucapkan suatu kalimat yang dimurkai oleh Allah tanpa disadarinya yang menyebabkan dirinya tercampakkan ke neraka lebih dalam daripada jarak antara bumi dan langit.
Menurut riwayat yang lain disebutkan:
sedangkan dia tidak menyadarinya.
{إِذْ تَلَقَّوْنَهُ بِأَلْسِنَتِكُمْ} “(Ingatlah) di waktu kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut,” maksudnya kalian menerima, meng-gunjingkannya antara kalian dan menggencarkan pembicaraan itu, padahal merupakan perkataan yang batil. {وَتَقُولُونَ بِأَفْوَاهِكُمْ مَا لَيْسَ لَكُمْ بِهِ عِلْمٌ} “Dan kamu katakan dengan mulutmu sesuatu yang tidak kamu ketahui sedikit pun juga.” Dua perkara ini terlarang; pembicaraan yang batil dan berkata tanpa dasar ilmu. {وَتَحْسَبُونَهُ هَيِّنًا} “Dan kamu menganggap-nya suatu yang ringan saja.” Oleh sebab itu, orang yang lancang telah berani melakukannya dari kalangan kaum Mukminin yang telah bertaubat darinya, dan mereka membersihkan diri setelahnya. {وَهُوَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمٌ} “Padahal ia pada sisi Allah adalah besar.” Ini mengan-dung peringatan yang keras tentang membiasakan berbuat seba-gian dosa dengan menganggapnya sebagai sesuatu yang sepele. Sesungguhnya, persepsi seorang hamba tidak memberikan man-faat baginya sama sekali dan tidak (pula) meringankan hukuman dosanya, bahkan akan melipatgandakan dosanya dan dimudahkan untuk tergelincir melakukannya lagi.
Kelompok ayat ini menggambarkan situasi ketika kabar bohong itu tersebar. Ingatlah ketika kamu menerima berita bohong itu dari mulut ke mulut dan kamu katakan dengan mulutmu sendiri, bukan dengan isyarat, apa yang tidak kamu ketahui sedikit pun duduk persoalannya, dan kamu menganggapnya sesuatu yang remeh dan tidak penting, padahal dalam pandangan Allah berita bohong itu adalah soal besar dan perbuatan yang sangat buruk. 16. Dan mengapa kamu tidak berkata dengan tegas dan secara langsung ketika mendengarnya, ‘tidak pantas bagi kita membicarakan berita bohong ini, lebih-lebih terhadap istri nabi. Mahasuci engkau ya Allah, ini adalah kebohongan yang besar. ‘.
An-Nur Ayat 15 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nur Ayat 15, Makna An-Nur Ayat 15, Terjemahan Tafsir An-Nur Ayat 15, An-Nur Ayat 15 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nur Ayat 15
Tafsir Surat An-Nur Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)