{45} Al-Jatsiyah / الجاثية | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | محمد / Muhammad {47} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Ahqaf الأحقاف (Bukit-Bukit Pasir) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 46 Tafsir ayat Ke 35.
فَاصْبِرْ كَمَا صَبَرَ أُولُو الْعَزْمِ مِنَ الرُّسُلِ وَلَا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ ۚ كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا إِلَّا سَاعَةً مِنْ نَهَارٍ ۚ بَلَاغٌ ۚ فَهَلْ يُهْلَكُ إِلَّا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ ﴿٣٥﴾
faṣbir kamā ṣabara ulul-‘azmi minar-rusuli wa lā tasta’jil lahum, ka`annahum yauma yarauna mā yụ’adụna lam yalbaṡū illā sā’atam min nahār, balāg, fa hal yuhlaku illal-qaumul-fāsiqụn
QS. Al-Ahqaf [46] : 35
Maka bersabarlah engkau (Muhammad) sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati dan janganlah engkau meminta agar azab disegerakan untuk mereka. Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, mereka merasa seolah-olah mereka tinggal (di dunia) hanya sesaat saja pada siang hari. Tugasmu hanya menyampaikan. Maka tidak ada yang dibinasakan kecuali kaum yang fasik (tidak taat kepada Allah).
Wahai Muhammad, bersabarlah atas gangguan kaummu yang mendustakanmu sebagaimana bersabarnya para rasul ulul’azmi sebelummu. Mereka adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan kamu sendiri. Janganlah meminta disegerakan siksaan atas kaummu. Pada saatnya mereka akan melihat bahwa seolah-olah mereka tidak tinggal di dunia ini kecuali hanya sesaat pada waktu siang hari. Ini adalah peringatan bagi mereka dan yang lainnya. Tidaklah akan dibinasakan dengan siksaan Allah kecuali kaum yang keluar dari perintah dan ketaatan kepada-Nya.
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman seraya memerintahkan kepada rasulNya untuk bersabar dalam menghadapi kedustaan sebagian dari kaumnya yang mendustakannya:
Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar. (Al-Ahqaf: 35)
Yaitu bersabar dan berteguh hati dalam menghadapi kaum masing-masing yang mendustakan mereka.
Para ulama berbeda pendapat sehubungan dengan jumlah ulul ‘azmi ini dengan perbedaan yang cukup banyak. Tetapi menurut pendapat yang paling terkenal, mereka adalah Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan penutup semua para nabi (yaitu Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ). Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah mewahkan nama-nama mereka di antara nabi-nabi lainnya dalam dua ayat yang terdapat di dalam surat Al-Ahzab dan surat Asy-Syura.
Dapat pula ditakwilkan bahwa yang dimaksud dengan ulul ‘azmi adalah semua rasul. Berdasarkan pengertian ini, berarti kata min yang terdapat dalam ayat ini adalah untuk menerangkan jenis. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Ibnu Abu Hatim mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnul Hajjaj Al-Hadrami, telah menceritakan kepada kami As-Sirri ibnu Hayyan, telah menceritakan kepada kami Abbad ibnu Abbad, telah menceritakan kepada kami Mujalid ibnu Sa’id, dari Asy-Sya’bi, dari Masruq yang mengatakan bahwa Aisyah r.a. pernah menceritakan kepadanya hadis berikut: Bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melakukan puasanya terus-menerus, lalu berbuka. Kemudian berpuasa lagi terus-menerus, lalu berbuka. Kemudian berpuasa lagi terus-menerus, lalu bersabda: Hai Aisyah, sesungguhnya dunia itu tidak layak bagi Muhammad dan juga bagi keluarga Muhammad. Hai Aisyah, sesungguhnya Allah tidak rela terhadap ulul ‘azmi dari para rasul kecuali menghendaki dari mereka sabar dalam menghadapi hal-hal yang tidak disukai dan teguh hati dalam menghadapi kesenangan dunia. Kemudian Dia tidak rela dariku kecuali Dia membebankan kepadaku apa yang telah Dia bebankan kepada mereka. Untuk itu Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, “Maka bersabarlah kamu seperti orang-orang yang mempunyai keteguhan hati dari rasul-rasul telah bersabar.” (Al-Ahqaf: 35). Dan sesungguhnya aku, demi Allah, benar-benar bersabar sebagaimana para rasul ulul ‘azmi bersabar dengan sekuat kemampuanku, dan tiada kekuatan (dalam mengerjakan ketaatan) kecuali hanya dengan (pertolongan) Allah.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka. (Al-Ahqaf: 35)
Yakni janganlah kamu meminta agar azab ditimpakan kepada mereka dengan segera. Hal ini semakna dengan apa yang disebutkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan biarkanlah Aku (saja) bertindak terhadap orang-orang yang mendustakan itu, orang-orang yang mempunyai kemewahan dan beri tangguhlah mereka barang sebentar. (Al-Muzzammil: 11)
Karena itu, beri tangguhlah orang-orang kafir itu, yaitu beri tangguhlah mereka itu barang sebentar. (At-Tariq: 17)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Pada hari mereka melihat azab yang diancamkan kepada mereka (merasa) seolah-olah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari. (Al-Ahqaf: 35)
Semakna dengan firman-Nya:
Pada hari mereka melihat hari berbangku itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. (An-Nazi’at: 46)
Dan (ingatlah) akan hari (yang di waktu itu) Allah mengumpulkan mereka, (mereka merasa di hari itu) seakan-akan mereka tidak pernah berdiam (di dunia) melainkan hanya sesaat saja di siang hari (di waktu itu) mereka saling berkenalan. (Yunus: 45)
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
(Inilah) suatu pelajaran yang cukup. (Al-Ahqaf: 35)
Ibnu Jarir mengatakan bahwa ayat ini mengandung dua takwil, salah satunya ialah mengandung makna bahwa masa tinggal itu adalah masa yang cukup. Makna yang lain ialah bahwa Al-Qur’an ini adalah pelajaran yang cukup.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
maka tidak dibinasakan melainkan kaum yang fasik. (Al-Ahqaf:35)
Artinya, tiada yang dibinasakan oleh Allah kecuali hanyalah orang yang binasa. Ini merupakan keadilan dari-Nya, yaitu bahwa Dia tidak mengazab kecuali hanya orang-orang yang berhak mendapat azab. Hanya Allah-lah Yang Maha Mengetahui.
Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ memerintahkan RasulNya untuk bersabar atas gangguan orang-orang yang mendustakan dan menentangnya. Allah جَلَّ جَلالُهُ memerintahkan RasulNya untuk tetap menyeru mereka kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ serta meneladani kesabaran para rasul yang memiliki keteguhan hati dan para pemimpin manusia, mereka adalah pemilik keteguhan hati serta tekad yang tinggi, kesabaran mereka begitu besar dan keyakinan mereka sempurna. Mereka adalah sosok manusia yang perlu diteladani dan cahaya mereka harus dijadikan petunjuk.
Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ melaksanakan perintah Rabbnya kemudian bersabar dengan kesabaran yang belum pernah dilakukan oleh para nabi sebelumnya, hingga para penentang saling bahu membahu menyerang bersama. Mereka semua berusaha menghalangi Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَagar tidak bisa berdakwah. Orang-orang musyrik melakukan berbagai tindakan permusuhan dan memerangi beliau sebisa mungkin. Namun Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tetap tegar melaksanakan perintah Allah جَلَّ جَلالُهُ, tetap berdiri untuk berjihad melawan musuh-musuh Allah جَلَّ جَلالُهُ, bersabar atas gangguan yang beliau terima hingga Allah جَلَّ جَلالُهُ meneguhkan kedudukan beliau di muka bumi dan memenangkan agamaNya di atas seluruh agama serta memenangkan umatnya atas seluruh umat yang ada. Semoga kesejahteraan dan keselamatan tetap terlimpah untuk beliau.
Firman Allah جَلَّ جَلالُهُ, {وَلا تَسْتَعْجِلْ لَهُمْ} “Maka janganlah kamu meminta disegerakan (azab) bagi mereka.” Artinya, untuk mereka yang mendustakan dan meminta disegerakan siksanya, hal ini diucapkan karena kebodohan dan ketololan mereka. Jangan sampai kebodohan mereka membuatmu berkecil hati dan jangan sampai permintaan mereka agar disegerakan siksanya yang kau lihat itu membuatmu mendoakan keburukan bagi mereka, karena semua yang akan datang itu dekat masanya. {كَأَنَّهُمْ} “Seolah-olah mereka,” pada saat { يَوْمَ يَرَوْنَ مَا يُوعَدُونَ لَمْ يَلْبَثُوا} “melihat apa yang dijanjikan kepada mereka, mereka (merasa) seolaholah tidak tinggal (di dunia) melainkan sesaat pada siang hari.” Janganlah kesenangan sesaat mereka itu membuatmu bersedih karena mereka akan menuju azab yang berakibat buruk.
{بَلاغٌ} “Suatu pelajaran yang cukup,” yakni, dunia ini dengan berbagai kesenangan dan kenikmatannya adalah sebagai penyampai dan pendorong waktu yang akan datang sesaat lagi, atau al-Qur`an ini yang kami jelaskan kepada kalian terdapat padanya penjelasan yang nyata dan sebagian pelajaran bagi kalian serta sebagai bekal untuk kehidupan akhirat. Al-Qur`an adalah bekal dan pelajaran terbaik, bekal yang akan menuntun ke surga yang penuh kenikmatan dan menjaga mereka dari siksa yang pedih. Al-Qur`an adalah bekal terbaik yang dijadikan bekal oleh manusia dan nikmat terbesar yang diberikan Allah جَلَّ جَلالُهُ kepada mereka. {فَهَلْ يُهْلَكُ} “Maka tidak dibinasakan,” dengan hukumanhukuman {إِلا الْقَوْمُ الْفَاسِقُونَ} “melainkan kaum yang fasik,” yaitu orang-orang yang tidak memiliki kebaikan, mereka telah keluar dari jalur ketaatan terhadap Rabb mereka, tidak mau menerima kebenaran yang dibawa para rasul kepada mereka. Allah جَلَّ جَلالُهُ telah menyampaikan udzur dan memberikan peringatan kepada mereka setelah itu, namun karena mereka tetap mendustakan dan kufur, maka mereka mendapatkan siksaan yang pedih. Semoga Allah جَلَّ جَلالُهُ berkenan memberikan kita penjagaan.
Demikian tafsir terakhir Surat al-Ahqaf. Segala puji hanya bagi Allah جَلَّ جَلالُهُ Rabb semesta alam.
Akhir dari surah ini memberikan nasihat kepada nabi Muhammad agar bersabar dalam berdakwah kepada kaumnya dan jangan meminta agar disegerakan azab kepada oran-orang yang tidak menyambut seru-annya. Maka bersabarlah engkau, wahai nabi Muhammad, sebagaimana kesabaran rasul-rasul yang memiliki keteguhan hati dalam menghadapi setiap kesulitan dalam menyampaikan tuntunan Allah kepada umatnya. Dan janganlah engkau meminta kepada Allah dengan berdoa agar azab disegerakan untuk mereka sebab azab itu pasti datang pada waktu yang ditentukan-Nya. Pada hari mereka melihat azab yang dijanjikan, sesaat sebelum kematian mereka atau kelak pada hari kiamat mereka merasa disebabkan oleh dahsyatnya azab itu seolah-olah tinggal di dunia hanya sesaat saja pada siang hari. Tugasmu hanya menyampaikan apa yang diwahyukan Allah kepada mereka, bukan untuk menjadikannya ber-iman ataupun menimpakan azab atasnya. Azab adalah urusan Allah yang dijatuhkan dengan seadil-adilnya. Maka tidak ada yang dibinasakan, kecuali kaum yang fasik yakni orang-orang yang tidak taat kepada Allah. 1. Ayat yang terakhir dari surah al-ahq’f menyebutkan ancaman kepada orang-orang fasik bahwa mereka akan dibinasakan oleh Allah. Ayat pertama dari surah ini menjelaskan ciri-ciri dari orang-orang fasik tersebut. Allah menjelaskan bahwasanya mereka ialah orang-orang yang kafir kepada Allah dan rasul-Nya dan menghalang-halangi manusia dari jalan Allah, yakni menghalang-halangi mereka memeluk islam atau menghalang-halangi mereka beribadah di masjidil haram. Allah menghapus segala amal mereka, maka tidak ada pahala bagi amalnya itu dan tidak menyelamatkan dari api neraka disebabkan kekafirannya.
Al-Ahqaf Ayat 35 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Ahqaf Ayat 35, Makna Al-Ahqaf Ayat 35, Terjemahan Tafsir Al-Ahqaf Ayat 35, Al-Ahqaf Ayat 35 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Ahqaf Ayat 35
Tafsir Surat Al-Ahqaf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)