| {54} Al-Qamar / القمر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الواقعة / Al-Waqi’ah {56} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Ar-Rahman الرحمن (Yang Maha Pemurah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 55 Tafsir ayat Ke 76.
مُتَّكِئِينَ عَلَىٰ رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَعَبْقَرِيٍّ حِسَانٍ ﴿٧٦﴾
muttaki`īna ‘alā rafrafin khuḍriw wa ‘abqariyyin ḥisān
QS. Ar-Rahman [55] : 76
Mereka bersandar pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah.
Mereka bersandar pada bantal-bantal berwarna hijau dan permadani-permadani yang indah.
Adapun firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani-permadani yang indah. (Ar-Rahman: 76)
Ali ibnu Abu Talhah telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas, bahwa yang dimaksud dengan rafraf’ ialah seprei-seprei.
Hal yang sama telah dikatakan oleh Mujahid, Ikrimah, Al-Hasan, Qatadah, Ad-Dahhak, dan lain-lainnya, yaitu seprei (cover).
Al-Ala ibnu Zaid mengatakan bahwa rafraf ialah kain seprei atau cover untuk melapisi dipan dalam bentuk yang menjuntai.
Asim Al-Juhdari telah mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau. (Ar-Rahman: 76) Yakni bantal-bantal.
Pendapat ini dikatakan oleh Al-Hasan Al-Basri dalam suatu riwayat yang bersumber darinya.
Abu Daud At-Tayalisi telah meriwayatkan dari Syu’bah, dari Abu Bisyr, dari Sa’id ibnu Jubair sehubungan dengan makna firman-Nya: Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau (Ar-Rahman: 76) Bahwa yang dimaksud dengan rafraf ialah taman-taman surga.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
dan permadani-permadani yang indah. (Ar-Rahman: 76)
Ibnu Abbas, Qatadah, Ad-Dahhak, dan As-Saddi mengatakan bahwa makna yang dimaksud ialah permadani-permadani. Menurut Sa’id ibnu Jubair, artinya permadani yang sangat baik. Dan menurut Mujahid Al-Abqari artinya sutra.
Al-Hasan Al-Basri pernah ditanya tentang makna firman-Nya: dan permadani-permadani yang indah. (Ar-Rahman: 76) Maka ia menjawab, “Itu adalah hamparan ahli surga, celakalah kalian, carilah ia.” Dan menurut riwayat lain yang bersumber dari Al-Hasan yaitu sarana. Zaid ibnu Aslam mengatakan bahwa permadani itu ada yang berwarna merah, kuning, dan hijau. Al-Ala ibnu Zaid pernah ditanya tentang makna ‘abqari, maka ia menjawab bahwa al- abqari adalah permadani yang berada di atas hamparan.
Abu Hirzah alias Ya’qub ibnu Mujahid mengatakan bahwa al-‘abqari adalah suatu jenis dari pakaian ahli surga, tiada seorang pun yang mengenalnya. Abul Aliyah mengatakan bahwa ‘abqari ialah hamparan yang tipis. Al-Qaisi mengatakan bahwa abqari adalah tiap-tiap pakaian yang dihiasi dengan bordiran, menurut orang Arab. Abu Ubaidah mengatakan, nama ‘abqari dinisbatkan kepada nama tempat yang membuat bordiran kain.
Imam Khalil ibnu Ahmad mengatakan bahwa segala sesuatu yang sangat berharga, baik berupa benda maupun manusia yang genius, dinamakan orang Arab dengan sebutan abqari. Sebagai dalilnya ialah antara lain sabda Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang Umar r.a.:
Aku belum pernah melihat seorang genius yang begitu cemerlang (selain dari Umar).
Pada garis besarnya semua pendapat di atas menunjukkan bahwa gambaran tentang kedua surga yang pertama lebih tinggi dan lebih mulia daripada yang dimiliki oleh kedua surga berikutnya. Karena sesungguhnya sehubungan dengan kedua surga yang pertama, Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى telah berfirman:
Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra. (Ar-Rahman: 54)
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى hanya menyebutkan sifat bagian dalamnya saja, tidak menyebutkan sifat bagian luarnya, karena sudah dianggap cukup hanya dengan menyebutkan kemewahan bagian dalamnya, yang sudah barang tentu bagian luarnya tidak terperikan keindahan dan kemewahannya. Dan sifat ini diakhiri dengan firman-Nya yang menyebutkan:
{هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ}
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula). (Ar-Rahman: 60)
Para penghuninya disebutkan sebagai orang-orang yang ihsan; dan ini merupakan predikat yang tertinggi, sebagaimana yang disebutkan di dalam hadis Jibril, tatkala dia bertanya kepada Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ tentang Islam, lalu iman, kemudian ihsan. Demikianlah segi-segi keutamaan yang dimiliki oleh kedua surga yang pertama atas kedua surga berikutnya. Dan kita memohon kepada Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى semoga Dia menjadikan kita termasuk penghuni-penghuni kedua surga yang pertama.
مُتَّكِئِينَ عَلَى رَفْرَفٍ خُضْرٍ “Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau,” maksudnya, mereka para penghuni dua surga itu duduk bertelekan di atas bantal-bantal yang berwarna hijau, yaitu bantal (alas) yang berada di bawah tempat duduk yang tinggi, yang menambah (ketinggian) tempat duduk mereka, sehingga terlihat bertumpuk rapi dari arah belakang tempat duduk mereka, karena bertambahnya keelokan dan keindahan pemandangan. وَعَبْقَرِيٍّ حِسَانٍ “Dan permadani yang indah.” اَلْعَبْقَرِيُّ adalah penisbatan segala sesuatu yang ditenun dengan tenunan indah dan mewah, oleh karena itulah Allah جَلَّ جَلالُهُ menyifatinya dengan keindahan yang menyeluruh disebabkan karena ia memiliki sifat yang indah, elok dipandang dan halus disentuh.
Dua surga tersebut berbeda dengan dua surga yang disebutkan di awal tadi, sebagaimana hal itu disebutkan oleh Allah جَلَّ جَلالُهُ dalam FirmanNya, فِيهِمَا عَيْنَانِ تَجْرِيَانِ “Dan selain dari surga itu ada dua surga lagi.” Dan sebagaimana juga Allah جَلَّ جَلالُهُ telah menyifati (menggambarkan) dua surga yang pertama dengan berbagai sifat yang berbeda dengan sifat dua surga lainnya, Dia berfirman tentang dua surga pertama, عَيْنَانِ نَضَّاخَتَانِ “Di dalam kedua surga itu ada dua buah mata air yang mengalir” sedangkan tentang dua surga lainnya dia berfirman, نَضَّاخَتَانِ “Di dalam kedua surga itu ada dua mata air yang memancar,” dan tentunya telah diketahui adanya perbedaan antara mengalir dan memancar. Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman tentang dua surga yang pertama, ذَوَاتَا أَفْنَانٍ “Kedua surga itu mempunyai pohon-pohonan dan buah-buahan” dan Dia tidak menyebutkan hal itu dalam dua surga lainnya, sebagaimana Dia juga berfirman tentang dua surga yang pertama, فِيهِمَا مِنْ كُلِّ فَاكِهَةٍ زَوْجَانِ “Di dalam kedua surga itu terdapat segala macam buah-buahan yang berpasang-pasangan” sedangkan tentang dua surga lainnya Dia berfirman, فِيهِمَا فَاكِهَةٌ وَنَخْلٌ وَرُمَّانٌ “Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima,” dan telah diketahui pula adanya perbedaan yang jauh antara dua penyifatan di atas. Allah جَلَّ جَلالُهُ berfirman tentang dua surga yang pertama, مُتَّكِئِينَ عَلَى فُرُشٍ بَطَائِنُهَا مِنْ إِسْتَبْرَقٍ وَجَنَى الْجَنَّتَيْنِ دَانٍ “Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutra, dan buah-buahan surga itu dapat (dipetik) dari dekat” dan tidak menyatakan hal itu dalam menyifati dua surga lainnya, akan tetapi Dia berfirman, مُتَّكِئِينَ عَلَى رَفْرَفٍ خُضْرٍ وَعَبْقَرِيٍّ حِسَانٍ “Mereka bertelekan pada bantal-bantal yang hijau dan permadani yang indah.” Dia berfirman tentang dua surga pertama, فِيهِنَّ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ لم يطمثهن إنس قبلهم ولا جان “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang sopan menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin” sedangkan tentang dua surga lainnya Dia berfirman, حور مَقْصُورَاتٌ فِي الْخِيَامِ “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam rumah,” dan pada kedua penyifatan tersebut terdapat perbedaan sebagaimana telah diketahui.
Tentang dua surga yang pertama Dia juga berfirman, هَلْ جَزَاءُ الإحْسَانِ إِلا الإحْسَانُ”Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan (pula).” Ayat ini menunjukkan bahwa dua surga yang pertama tersebut adalah sebagai balasan bagi orang-orang yang berbuat kebaikan (al-Muhsinin), dan Allah جَلَّ جَلالُهُ tidak menyatakan akan hal itu dalam menyifati dua surga terakhir. Dengan menyebutkan dua surga pertama itu terlebih dahulu menunjukkan akan keutamaan kedua surga tersebut.
Dengan beberapa aspek yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa dua surga pertama adalah lebih utama daripada dua surga yang disebutkan selanjutnya. Kedua surga tersebut telah dipersiapkan bagi orang-orang yang didekatkan kepada Allah جَلَّ جَلالُهُ (al-Muqarrabin) dari kalangan para nabi, para shiddiqin, dan orang-orang pilihan dari hamba-hamba Allah جَلَّ جَلالُهُ yang shalih. Sedangkan kedua surga lainnya dipersiapkan bagi orang-orang yang beriman secara umum. Dan di setiap dari surga-surga tersebut (terdapat berbagai macam kenikmatan) yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terbesit dalam benak manusia, di dalamnya terdapat segala sesuatu yang diinginkan oleh jiwa-jiwa dan nikmat dipandang, para penghuninya berada pada puncak kenikmatan, keridhaan, ketenangan dan tempat tinggal yang membahagiakan, hingga setiap dari mereka tidak melihat ada orang lain yang keadaannya lebih baik darinya dan tidak melihat ada orang lain yang mendapatkan kenikmatan lebih melimpah daripada yang sedang ia rasakan.
76-77. Mereka, para bidadari, bersandar pada bantal-bantal empuk yang berwarna hijau dan permadani-permadani yang indah. Maka, wahai manusia dan jin, nikmat tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan’76-77
Ar-Rahman Ayat 76 Arab-Latin, Terjemah Arti Ar-Rahman Ayat 76, Makna Ar-Rahman Ayat 76, Terjemahan Tafsir Ar-Rahman Ayat 76, Ar-Rahman Ayat 76 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Ar-Rahman Ayat 76
Tafsir Surat Ar-Rahman Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78