| {61} As-Shaff / الصف | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | المنافقون / Al-Munafiqun {63} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Jumu’ah الجمعة (Hari Jum’at) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 62 Tafsir ayat Ke 5.
مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا ۚ بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ ۚ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ ﴿٥﴾
maṡalullażīna ḥummilut-taurāta ṡumma lam yaḥmilụhā kamaṡalil-ḥimāri yaḥmilu asfārā, bi`sa maṡalul-qaumillażīna każżabụ bi`āyātillāh, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn
QS. Al-Jumu’ah [62] : 5
Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa Taurat, kemudian mereka tidak membawanya (tidak mengamalkannya) adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Perumpamaan orang-orang Yahudi yang dibebani mengamalkan Taurat kemudian tidak mengamalkannya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab dan ia tidak mengetahui isi kandungannya. Amat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Mereka yang tidak dapat mengambil manfaat darinya, Allah tidak memberi taufik kepada kaum yang zalim yang melanggar batasan-Nya, mereka yang keluar dari ketaatan kepada-Nya.
Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman, mencela orang-orang Yahudi yang telah diberi kitab Taurat dan telah Dia bebankan kepada mereka kitab Taurat itu untuk diamalkan. Kemudian mereka tidak mengamalkannya, perumpamaan mereka dalam hal ini sama dengan keledai yang dipikulkan di atas punggungnya kitab-kitab yangtebal. Makna yang dimaksud ialah keledai itu tidak dapat memahami kitab-kitab yang dipikulnya dan tidak mengetahui apa yang terkandung di dalamnya, karena keledai hanya bisa memikulnya saja tanpa dapat membedakan muatan apa yang dibawanya.
Demikian pula halnya dengan mereka yang telah diberi Al-Kitab, mereka hanya dapat menghafalnya secara harfiyah, tetapi tidak memahaminya dan tidak pula rfiengamalkan pesan-pesan dan perintah-perintah serta larangan-larangan yang terkandung di dalamnya. Bahkan mereka menakwilkannya dengan takwilan yang menyimpang dan menggantinya dengan yang lain. Keadaan mereka jauh lebih buruk daripada keledai, karena keledai adalah hewan yang tidak berakal, sedangkan mereka adalah makhluk yang berakal, tetapi tidak menggunakannya. Karena itulah maka disebutkan oleh firman-Nya dalam ayat yang lain:
Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebihsesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai. (Al-A’raf: 179)
Dan dalam surat ini disebutkan oleh firman-Nya:
Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. (Al-Jumu’ah: 5)
Imam Ahmad rahimahullah mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibnu Namir, dari Mujalid, dari Asy-Sya’bi, dari Ibnu Abbas yang telah mengatakan bahwa Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ pernah bersabda: Barang siapa yang berbicara pada hari Jumat, padahal imam sedang berkhotbah, maka perumpamaannya sama dengan keledai yang memikul kitab-kitab yang tebal. Dan orang yang berkata kepadanya, “Diamlah!” Maka tiada (pahala) Jumat baginya.
Tafsir Ayat:
Ketika menyebutkan nikmatNya yang diberikan pada umat ini, umat yang di tengah-tengahnya diutus seorang nabi yang tidak bisa baca-tulis, serta berbagai keistimewaan dan sifat baik yang diberikan yang tidak bisa didapatkan oleh umat yang lain padahal mereka adalah umat yang tidak tahu baca-tulis, umat yang mengungguli orang-orang dahulu dan terkemudian hingga ahli kitab yang mengira bahwa mereka adalah ulama rabbani dan para pendeta yang terdahulu. Selanjutnya Allah menyebutkan, bahwa orang-orang yang membawa kitab Taurat dari kalangan Yahudi dan juga Nasrani dan diperintahkan agar dipelajari dan diamalkan namun mereka tidak membawa dan menunaikan apa yang diperintahkan. Dengan demikian mereka tidak memiliki keutamaan. Mereka tidak ubahnya seperti keledai yang membawa barang berupa kitab-kitab ilmu di atas punggungnya. Bisakah keledai memanfaatkan kitab-kitab yang dibawa di atas punggungnya itu? Apakah karena sebab itu mereka berhak mendapatkan keutamaan? Ataukah jatah mereka hanya sekedar membawa saja. Inilah perumpamaan ulama ahli kitab. Mereka adalah orang-orang yang tidak mengajarkan isi Taurat, yang di antara perintah terbesar dan teragungnya adalah mengikuti Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ serta kabar gembira bagi orang yang beriman dengan al-Qur`an yang dibawanya. Orang yang sifatnya seperti ini tidak bisa memanfaatkan Taurat melainkan hanya kerugian dan tegaknya hujjah atas diri mereka sendiri. Perumpamaan ini persis seperti kondisi mereka. بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآيَاتِ اللَّهِ “Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu.” Yang menunjukkan atas kebenaran rasul kita dan kebenaran yang dibawanya, وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ “dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zhalim.” Maksudnya, tidak menunjukkan mereka pada maslahat-maslahat mereka selama kezhaliman dan pembangkangan masih lekat sebagai sifat mereka.
Allah mengecam manusia yang mendapat karunia-Nya menjadi ahli agama, tetapi tidak mengamalkannya. Perumpamaan orang-orang yang diberi tugas membawa taurat, menjadi ulama dan bertugas membimbing manusia beragama, kemudian mereka tidak membawanya, tidak mengamalkan agama dan tidak menjadikan dirinya teladan bagi umat adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal, dirinya dibebani oleh pengetahuan agama, tetapi pengetahuan agama itu tidak membawa kebaikan apa pun bagi dirinya. Sangat buruk perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah yang diwahyukan kepada nabi dan rasul-Nya. Dan Allah tidak akan pernah memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim, yang membiarkan dirinya gelap, padahal mereka memegang lampu. 6. Para pemuka yahudi tidak hanya tidak mengamalkan agamanya, tetapi juga menilai dirinya kekasih Allah, padahal mereka kufur kepada-Nya. Katakanlah, wahai nabi Muhammad kepada para tokoh agama yahudi, ‘wahai orang-orang yahudi bani na’ir, bani quraizah dan bani qainuq’! jika kamu mengira dengan penuh keyakinan bahwa kamulah kekasih Allah, karena menjadi bangsa pilihan, bukan orang-orang yang lain, seperti kaum muslim, maka harapkanlah kematianmu, karena kematian membuktikan apakah kamu kekasih Allah atau bukan, jika kamu orang yang benar, dalam pengakuanmu itu. ‘.
Al-Jumu’ah Ayat 5 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Jumu’ah Ayat 5, Makna Al-Jumu’ah Ayat 5, Terjemahan Tafsir Al-Jumu’ah Ayat 5, Al-Jumu’ah Ayat 5 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Jumu’ah Ayat 5
Tafsir Surat Al-Jumu’ah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11