Tafsir Al-Qur’an Surah Al-Jumu’ah Ayat 2 الجمعة Lengkap Arti Terjemah Indonesia

{61} As-Shaff / الصف الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ المنافقون / Al-Munafiqun {63}

Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Jumu’ah الجمعة (Hari Jum’at) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 62 Tafsir ayat Ke 2.

Al-Qur’an Surah Al-Jumu’ah Ayat 2

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الْأُمِّيِّينَ رَسُولًا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَإِنْ كَانُوا مِنْ قَبْلُ لَفِي ضَلَالٍ مُبِينٍ ﴿٢﴾

huwallażī ba’aṡa fil-ummiyyīna rasụlam min-hum yatlụ ‘alaihim āyātihī wa yuzakkīhim wa yu’allimuhumul-kitāba wal-ḥikmata wa ing kānụ ming qablu lafī ḍalālim mubīn

QS. Al-Jumu’ah [62] : 2

Arti / Terjemah Ayat

Dialah yang mengutus seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, menyucikan (jiwa) mereka dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah (Sunnah), meskipun sebelumnya, mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Tafsir Al-Muyassar (Kementerian Agama Saudi Arabia)

Dialah Allah yang telah mengutus seorang rasul dari kalangan bangsa Arab yang tidak pernah membaca, tidak pernah menulis, dan tidak pernah ada peninggalan risalah di kalangan mereka. Dia adalah seorang rasul yang diutus untuk seluruh manusia, membacakan Al-Qur’an kepada mereka, menyucikan akidah mereka yang rusak dan akhlak mereka yang buruk, mengajarkan Al-Qur’an dan sunah kepada mereka karena mereka sebelumnya berada dalam kesesatan yang nyata, jauh dari kebenaran. Allah juga mengutus rasul kepada kaum yang lain yang tidak pernah didatangi dan tidak pernah berhubungan dengan selain mereka. Hanya Allah yang Mahaperkasa, yang Maha Mengalahkan segala sesuatu, Mahabijaksana dalam firman dan perbuatan-Nya.

Tafsir Ibnu Katsir (Tafsir al-Qur’an al-Azhim)

Demikian itu karena orang-orang Arab di masa lalu berpegangan kepada agama Nabi Ibrahim kekasih Allah. Lalu lama-kelamaan mereka mengubahnya, menggantinya, membalikkannya, dan menentangnya. Yaitu dengan mengganti ajaran tauhid dengan kemusyrikan, keyakinan dengan keraguan, dan mereka mengada-adakan banyak perbuatan bid’ah yang tidak diizinkan oleh Allah.

Demikian pula halnya Ahlul Kitab, mereka telah mengganti kitab-kitab suci mereka dan mengubah serta menyelewengkannya dengan takwil-takwil yang mereka buat-buat. Maka sesudah itu Allah mengutus Nabi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ dengan membawa syariat yang besar, sempurna, lagi mencakup semua makhluk. Di dalamnya terkandung hidayah dan penjelasan bagi apa yang diperlukan oleh mereka menyangkut urusan kehidupan dunia mereka dan kehidupan di hari kemudian, dan seruan bagi mereka kepada hal-hal yang mendekatkan diri mereka kepada surga dan rida Allah, serta mengandung larangan terhadap hal-hal yang mendekatkan mereka kepada neraka dan kemurkaan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ Syari’at yang dibawanya merupakan hakim yang memutuskan semua perkara yang syubhat, keraguan, dan kebimbangan dalam masalah yang pokok dan masalah yang cabang. Dan di dalamnya terkandung kebaikan-kebaikan yang dihimpunkan oleh Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ dari apa yang pernah dilakukan oleh umat-umat terdahulu, dan Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى‎ telah menganugerahkan di dalamnya apa yang belum pernah Dia berikan kepada seorang pun dari umat-umat terdahulu dan Dia tidak akan memberikannya kepada seorang pun dari kalangan orang-orang yang terkemudian. Maka semoga salawat dan salam­Nya terlimpahkan kepadanya untuk selama-lamanya sampai hari pembalasan nanti.

Tafsir as-Sa’di (Taisirul Karimirrahman fi Tafsiri Kalamil Mannan)

Tafsir Ayat:

هُوَ الَّذِي بَعَثَ فِي الأمِّيِّينَ رَسُولا “Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul,”yang dimaksud kaum buta huruf adalah kaum yang tidak memiliki kitab suci dan tidak ada jejak kerasulan, baik dari kalangan Arab maupun yang bukan mereka, yang bukan kalangan ahli kitab. Allah جَلَّ جَلالُهُ memberikan ujian besar pada mereka yang melebihi karunia kalangan lainnya, karena mereka tidak memiliki ilmu dan kebaikan. Mereka sebelumnya berada dalam ضَلالٍ مُبِينٍ “kesesatan yang nyata.” Dengan menyembah patung, pohon, dan batu, dan beretika seperti binatang buas pemangsa, di mana yang kuat di antara mereka memakan yang lemah. Mereka berada di puncak kebodohan terhadap ilmu para nabi. Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ mengutus seorang rasul di kalangan mereka. mereka mengetahui nasab, sifat-sifatnya yang baik serta kejujurannya, dan Allah جَلَّ جَلالُهُ menurunkan Kitab suciNya, يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِهِ “yang membacakan ayat-ayatNya kepada mereka,” yang pasti dan mengharuskan beriman dan meyakini, وَيُزَكِّيهِمْ “dan menyucikan mereka,” dengan menjelaskan dan mendorong mereka pada sifat-sifat utama serta mencegah mereka dari akhlak-akhlak tercela, وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ “dan mengajarkan kepada mereka Kitab dan hikmah.” Maksudnya, ilmu al-Qur`an dan as-Sunnah yang mencakup seluruh ilmu orang-orang terdahulu dan terkemudian. Setelah pembelajaran dan penyucian itu, mereka menjadi manusia paling berilmu bahkan mereka adalah pemimpin ahlul ilmi dan agama, manusia paling berakhlak mulia dan paling baik petunjuk dan jalannya. Mereka menjadikan diri mereka sebagai petunjuk dan memberi petunjuk pada orang lain sehingga mereka menjadi pemimpin orang-orang yang mendapatkan petunjuk dan pemimpin orang-orang yang bertakwa. Merupakan nikmat yang paling sempurna dan karunia terbesar, karena Allah جَلَّ جَلالُهُ mengutus di tengah-tengah mereka rasul tersebut.

Tafsir Ringkas Kemenag (Kementrian Agama Republik Indonesia)

Dialah yang mengutus seorang rasul, Muhammad kepada kaum yang buta huruf, yang secara khusus ditujukan kepada bangsa arab yang kebanyakan tidak bisa baca tulis, dari kalangan mereka sendiri, yaitu dari kalangan bangsa arab, yang membacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, ayat-ayat Al-Qur’an, yang isinya menyucikan jiwa mereka yang beriman kepadanya; dan mengajarkan kepada mereka yang membuka diri menerima dan membenaran kerasulan beliau, kitab Al-Qur’an, dan hikmah yakni sunah nabi, meskipun sebelumnya, yakni sebelum kelahiran rasulullah di masa jahiliah, mereka, sebagian di antara para sahabat rasulullah benar-benar dalam kesesatan yang nyata. Keyakinan mereka menyimpang dari prinsip tauhid dan perilaku mereka bertentangan dengan nilai kemanusiaan, salah satunya mengubur anak perempuan hidup-hidup. 3. Selain mengutus kepada bangsa arab yang tidak bisa baca tulis, Allah juga mengutus rasulullah kepada bangsa-bangsa lain di luar bangsa arab, bahkan kepada seluruh dunia. Dan rasulullah juga diutus kepada kaum yang lain dari mereka di luar bangsa arab untuk masa yang tiada terbatas hingga hari kiamat, kaum yang belum berhubungan dengan mereka, karena hidup pada zaman dan tempat yang berbeda dengan mereka, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an, ‘dan kami tidak mengutus engkau Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam. ‘ (lihat: surah al-anbiy’/21: 107). Dan dialah yang mahaperkasa, menciptakan dan menghancurkan jagat raya sekejap mata; mahabijaksana, tidak terburu menggunakan kekuasaan-Nya yang tiada terbatas untuk menghukum manusia yang berdosa.


Al-Jumu’ah Ayat 2 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Jumu’ah Ayat 2, Makna Al-Jumu’ah Ayat 2, Terjemahan Tafsir Al-Jumu’ah Ayat 2, Al-Jumu’ah Ayat 2 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Jumu’ah Ayat 2


Tafsir Surat Al-Jumu’ah Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11