{110} An-Nasr / النصر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإخلاص / Al-Ikhlas {112} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Al-Lahab اللهب (Gejolak Api/ Sabut) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 111 Tafsir ayat Ke 1.
تَبَّتْ يَدَآ اَبِيْ لَهَبٍ وَّتَبَّۗ ﴿١﴾
tabbat yadā abī lahabiw wa tabb
QS. Al-Lahab [111] : 1
Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan benar-benar binasa dia!
Merugi dan celakalahkedua tangan Abu Lahab karena ia menyakiti Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, dan kerugian Abu Lahab telah terwujud.
Imam Bukhari mengatakan, telah menceritakan kepada kami Muhammad ibnu Salam, telah menceritakan kepada kami Abu Mu’awiyah, telah menceritakan kepada kami Al-A’masy, dari Amr ibnu Murrah, dari Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ keluar menuju ke Lembah Batha, lalu menaiki bukit yang ada padanya dan berseru, “Awas ada musuh di pagi hari ini!” Maka orang-orang Quraisy berkumpul kepadanya dan beliau bersabda: “Bagaimanakah pendapat kalian jika aku sampaikan berita kepada kalian bahwa musuh akan datang menyerang kalian di pagi atau petang hari, apakah kalian akan percaya kepadaku?” Mereka menjawab, “Ya.” Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda, “Maka sesungguhnya aku memperingatkan kepada kalian akan datangnya azab yang keras.” Maka Abu Lahab berkata, “Celakalah kamu ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami.” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. (Al-Lahab: 1), hingga akhir surat
Menurut riwayat yang lain, disebutkan bahwa lalu Abu Lahab menepiskan kedua tangannya seraya berkata, “Celakalah kamu sepanjang hari ini, karena inikah engkau mengumpulkan kami?” Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menurunkan firman-Nya: Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa. (Al-Lahab: 1)
Konteks riwayat pertama menunjukkan pengertian kutukan terhadap Abu Lahab, sedangkan konteks riwayat kedua menunjukkan pengertian pemberitaan tentang sikap Abu Lahab. Abu Lahab adalah salah seorang paman Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, nama aslinya ialah Abdul Uzza ibnu Abdul Muttalib, dan nama kunyahnya (gelarnya) ialah Abu Utaibah. Sesungguhnya dia diberi julukan Abu Lahab tiada lain karena wajahnya yang cerah. Dia adalah seorang yang banyak menyakiti Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ, sangat membenci dan meremehkannya serta selalu memojokkannya dan juga memojokkan agamanya.
Imam Ahmad mengatakan, telah menceritakan kepada kami Ibrahim ibnu Abul Abbas, telah menceritakan kepada kami Abdur Rahman ibnu Abu Zanad, dari ayahnya yang mengatakan bahwa telah menceritakan kepadaku seorang lelaki yang dikenal dengan nama Rabi’ah ibnu Abbad, dari Banid Dail, pada mulanya dia adalah seorang jahiliah, lalu masuk Islam. Dia mengatakan bahwa ia pernah melihat Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ bersabda di masa Jahiliah di pasar Zul Majaz:
Hai manusia, ucapkanlah, “Tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, ” niscaya kamu beruntung.
Sedangkan orang-orang berkumpul mengerumuninya. Dan di belakangnya terdapat seorang yang berwajah cerah, bermata juling, dan rambutnya berkepang. Orang itu mengatakan, “Sesungguhnya dia adalah orang pemeluk agama baru lagi pendusta.” Orang yang berwajah cerah itu selalu mengikuti Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ke mana pun beliau pergi. Aku bertanya mengenainya, maka dijawab bahwa orang itu adalah pamannya sendiri, bernama Abu Lahab.
Kemudian Imam Ahmad meriwayatkannya pula melalui Syuraih, dari Ibnu Abuz Zanad, dari ayahnya, kemudian disebutkan hal yang semisal. Abu Zanad bertanya kepada Rabi’ah, “Apakah saat itu engkau masih anak-anak?” Rabi’ah menjawab, “Tidak, bahkan demi Allah, sesungguhnya aku di hari itu telah ‘aqil lagi dapat mengangkat qirbah.” Hadis ini diriwayatkan oleh Imam Ahmad secara munfarid.
Muhammad ibnu Ishaq mengatakan, telah menceritakan kepadaku Husain ibnu Abdullah ibnu Ubaidillah ibnu Abbas yang mengatakan bahwa ia pernah mendengar Rabi’ah ibnu Abbas Ad-Daili mengatakan, “Sesungguhnya saat ia bersama ayahnya —telah berusia remaja— melihat Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ mendatangi tiap kabilah, sedangkan di belakang beliau terdapat seorang lelaki yang bermata juling, berwajah cerah, dan berambut lebat. Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ berdiri di hadapan kabilah, lalu bersabda:
Hai Bani Fulan, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepada kalian aku memerintahkan kepada kalian untuk menyembah Allah dan janganlah kalian persekutukan Dia dengan sesuatu pun; benarkanlah aku dan belalah aku hingga aku dapat melaksanakan semua yang diutuskan oleh Allah kepadaku.
Apabila Rasulullah صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ selesai dari ucapannya, maka lelaki itu berkata dari belakangnya, “Hai Bani Fulan, orang ini menginginkan agar kalian memecat Lata dan ‘Uzza serta jin teman-teman kalian dari kalangan Bani Malik ibnu Aqyasy dan mengikuti bid’ah dan kesesatan yang disampaikannya. Maka janganlah kalian dengar dan jangan pula kalian ikuti.”
Aku bertanya kepada ayahku, “Siapakah orang ini?” Ayahku menjawab, bahwa dia adalah pamannya yang dikenal dengan nama Abu Lahab. Imam Ahmad dan Imam Tabrani telah meriwayatkan pula dengan lafaz yang sama.
Firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Binasalah kedua tangan Abu Lahab. (Al-Lahab: 1)
Yakni merugi, kecewa, dan sesatlah (sia-sialah) amal perbuatan dan usahanya.
dan sesungguhnya dia akan binasa. (Al-Lahab: 1)
Yaitu sesungguhnya dia celaka dan telah nyata merugi dan binasa.
Tafsir Ayat:
Abu Lahab adalah paman Nabi صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Ia amat memusuhi dan menyakiti beliau. Ia tidak memiliki balas budi dan tidak memiliki semangat kekerabatan. Semoga Allah جَلَّ جَلالُهُ memberinya balasan buruk. Karena itu Allah جَلَّ جَلالُهُ amat mencelanya yang merupakan kehinaan baginya hingga Hari Kiamat seraya berfirman,
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ “Binasalah kedua tangan Abu Lahab,” yakni rugi dan celakalah kedua tangannya, وَتَبَّ “Dan sungguh dia akan binasa,” sehingga ia tidak akan beruntung.
Karena kebenciannya kepada nabi dan penentangannya terhadap dakwah beliau dengan cara yang menyakitkan, maka celaka dan binasalah kedua tangan abu lahab yakni diri ab’ lahab, yang bernama ‘abdul ‘uzz’ bin ‘abdul muttalib; dan benar-benar binasa dia!2. Ketika azab Allah menimpanya maka tidaklah berguna baginya hartanya yang dia kumpulkan dan banggakan, dan tidak pula bermanfaat apa yang dia usahakan seperti jabatan dan keturunan untuk menyelamatkan dirinya dari azab itu. Hanya iman dan amal saleh yang dapat menyelamatkan seseorang dari murka Allah.
Al-Lahab Ayat 1 Arab-Latin, Terjemah Arti Al-Lahab Ayat 1, Makna Al-Lahab Ayat 1, Terjemahan Tafsir Al-Lahab Ayat 1, Al-Lahab Ayat 1 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Al-Lahab Ayat 1
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)