{11} Hud / هود | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الرعد / Ar-Ra’d {13} |
Tafsir Al-Qur’an Surat Yusuf يوسف (Nabi Yusuf) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 12 Tafsir ayat Ke 44.
قَالُوا أَضْغَاثُ أَحْلَامٍ ۖ وَمَا نَحْنُ بِتَأْوِيلِ الْأَحْلَامِ بِعَالِمِينَ ﴿٤٤﴾
qālū aḍgāṡu aḥlām, wa mā naḥnu bita`wīlil-aḥlāmi bi’ālimīn
QS. Yusuf [12] : 44
Mereka menjawab, “(Itu) mimpi-mimpi yang kosong dan kami tidak mampu menakwilkan mimpi itu.”
Mereka menjawab, “(ini) mimpi-mimpi yang kosong yang tidak bisa ditakwilkan dan kami sekali-kali tidak tahu cara menakwilkan mimpi.”
Yakni hanya sekadar ilusi yang dibayangkan olehmu sehingga terbawa dalam tidurmu.
…dan kami sekali-kali tidak tahu mena’birkan mimpi itu
Dengan kata lain, seandainya mimpi itu benar berasal dari angan-angan yang kosong, pastilah kami tidak akan mengetahui ta’birnya.
Maka pada saat itu juga teringatlah orang yang selamat dari kedua pemuda yang teman sepenjara dengan Yusuf itu kepada Yusuf. Pada mulanya setan telah menjadikannya lupa pada apa yang dipesankan Yusuf a.s. kepadanya, yaitu menceritakan keadaan Yusuf kepada raja. Keadaan itu membuatnya ingat kepada Yusuf a.s. setelah selang beberapa waktu lamanya
Mereka dilanda kebingungan, tidak mengetahui takwil mimpi itu sama sekali. قَالُوا أَضْغَاثُ أَحْلَامٍ “Mereka menjawab, ‘(Itu) adalah mimpi-mimpi yang kosong’,” mimpi-mimpi yang tidak memiliki hasil apa pun dan tidak mempunyai penakwilan. Ini adalah kemantapan pendapat dari mereka atas perkara yang tidak mereka ketahui dan pengajuan alasan dari mereka dengan sesuatu yang tidak pantas untuk dijadikan alasan. Kemudian, mereka berkata, وَمَا نَحْنُ بِتَأْوِيلِ الأحْلَامِ بِعَالِمِينَ “Dan kami sekali-kali tidak tahu mena’birkan mimpi itu”, maksudnya, kami tidak mampu menafsirkan kecuali hanya mimpi saja. Adapun tentang bunga tidur, yang berasal dari setan atau dari bisikan hati (yang mendominasi), maka kami tidak (perlu) menafsirkannya.
Akhirnya, mereka memadukan antara ketidaktahuan dan ketegasan bahwa itu merupakan mimpi-mimpi kosong semata, dengan sikap ujub terhadap diri sendiri, di mana mereka tidak (terus terang) mengucapkan, “Kami tidak mengetahui penakwilannya!”Ini termasuk perkara yang tidak sepatutnya dilakukan oleh orang-orang yang menguasai agama dan berakal. Kejadian itu juga merupakan bukti perhatian Allah جَلَّ جَلالُهُ kepada Yusuf ‘alaihissalam ‘alaihissalam. Seandainya dia langsung mena’birkan kandungan mimpi itu, sebelum ditawarkan oleh raja kepada orang-orang terkemuka dan para ulama negeri itu lalu mereka tidak mampu menakwilkannya, maka tidak akan menimbulkan pengaruh yang membekas. Namun, ketika sang raja menyampaikannya kepada mereka dan akhirnya tidak mampu menjawab, maka sang raja akan benar-benar memikirkannya. Ketika Yusuf ‘alaihissalam berhasil mena’birkannya, maka dia mempunyai kedudukan tinggi di sisi mereka.
Ini sepadan dengan peristiwa saat Allah جَلَّ جَلالُهُ memperlihatkan keutamaan Adam di atas para malaikat dengan ilmu setelah Allah جَلَّ جَلالُهُ mengajukan pertanyaan kepada mereka, tapi mereka tidak mengetahuinya. Kemudian Allah جَلَّ جَلالُهُ bertanya kepada Adam, maka ia mampu menjelaskan kepada mereka nama-nama segala sesuatu. Melalui itu, terbuktilah kelebihannya.
Sebagaimana Allah جَلَّ جَلالُهُ memperlihatkan keutamaan manusia yang paling utama Muhammad, di Hari Kiamat kelak, dengan mengilhamkan makhluk-makhluk untuk memohon syafa’at melalui Adam, kemudian Nuh, selanjutnya kepada Ibrahim, lalu Musa dan berikutnya kepada Isa ‘alaihissalam. Lalu mereka merasa tidak mampu memberikannya, kemudian mereka mendatangi Muhammad صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. Beliau pun berkata, “Akulah orangnya, akulah orangnya (yang berhak memberikan syafa’at)” (Diriwayatkan oleh al-Bukhari, no. 4712; Muslim, no. 193). Maka beliau pun mengusahakan syafa’at bagi semua makhluk dan berhasil merengkuh maqam mahmud (kedudukan terpuji) yang diincar orang-orang terdahulu dan orang-orang akhir zaman. Mahasuci Dzat yang kelembutanNya tersembunyi dan teliti dalam mencurahkan kebaikan dan kenikmatan bagi orang-orang pilihan dan wali-waliNya.
Kemudian mereka para pemuka kaumnya pun menjawab, itu hanyalah bunga tidur dan termasuk dari mimpi-mimpi yang kosong tidak ada artinya dan oleh karena itu kami tidak mampu menakwilkan mimpi itu. Dan ketika mendengar mimpi raja itu, berkatalah orang yang selamat dari hukuman mati di antara mereka berdua yang dahulu pernah dipenjara bersama nabi yusuf. Dan ia pun baru teringat akan pesan nabi yusuf kepadanya setelah beberapa waktu lamanya yang ia lupakan, aku akan memberitahukan kepadamu wahai paduka tentang orang yang pandai menakwilkan mimpi itu, maka karena itu utuslah aku menemuinya untuk menyampaikan perihal mimpimu itu.
Yusuf Ayat 44 Arab-Latin, Terjemah Arti Yusuf Ayat 44, Makna Yusuf Ayat 44, Terjemahan Tafsir Yusuf Ayat 44, Yusuf Ayat 44 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan Yusuf Ayat 44
Tafsir Surat Yusuf Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)