{15} Al-Hijr / الحجر | الْقُرْآنُ الْكَرِيْمُ | الإسراء / Al-Isra {17} |
Tafsir Al-Qur’an Surat An-Nahl النحل (Lebah) lengkap dengan tulisan arab latin, arti dan terjemah Bahasa Indonesia. Surah ke 16 Tafsir ayat Ke 9.
وَعَلَى اللَّهِ قَصْدُ السَّبِيلِ وَمِنْهَا جَائِرٌ ۚ وَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ ﴿٩﴾
wa ‘alallāhi qaṣdus-sabīli wa min-hā jā`ir, walau syā`a lahadākum ajma’īn
QS. An-Nahl [16] : 9
Dan hak Allah menerangkan jalan yang lurus, dan di antaranya ada (jalan) yang menyimpang. Dan jika Dia menghendaki, tentu Dia memberi petunjuk kamu semua (ke jalan yang benar).
Wewenang Allah menerangkan jalan yang lurus untuk menunjukkan kalian, yaitu Islam. Di antara jalan-jalan itu ada jalan yang menyimpang yang tidak mengantarkan kepada hidayah, yaitu segala agama dan ajaran yang menyelisihi Islam. Seandainya Allah menghendaki untuk memberi hidayah kepada kalian, tentulah Dia menunjukkan kalian semua kepada iman.
Setelah Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى menyebutkan berbagai hewan dan manfaat serta kegunaannya di jalan yang bersifat kongkret, maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى mengingatkan kepada jalan agama yang bersifat abstrak. Di dalam Al-Qur’an sering sekali terjadi peralihan ungkapan dari hal-hal yang kongkret kepada hal-hal yang maknawi (abstrak), seperti yang terdapat di dalam firman Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى:
Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa. (Al Baqarah:197)
Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. (Al A’raf:26)
Setelah menyebutkan berbagai jenis hewan yang mereka kendarai sehingga dapat mengantarkan mereka kepada keperluan yang ada di dalam hati mereka—hewan-hewan itulah yang mengangkut barang-barang berat mereka ke berbagai negeri, tempat yang jauh, dan perjalanan yang melelahkan— Allah menyebutkan jalan-jalan yang ditempuh oleh manusia untuk menuju kepada Allah. Maka dijelaskan bahwa hanya jalan yang hak sajalah yang dapat mengantarkan seseorang kepada Allah. Untuk itu disebutkan dalam firman-Nya:
Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus.
Ayat ini semakna dengan apa yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalannya. (Al An’am:153)
ini adalah jalan yang lurus, kewajiban Akulah (menjaganya). (Al Hijr:41) “
Mujahid mengatakan sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus.
Maksudnya, jalan yang benar ialah jalan menuju kepada Allah.
Al-Aufi telah meriwayatkan dari Ibnu Abbas sehubungan dengan makna firman-Nya:
Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus.
Artinya, Allah-lah yang menjelaskannya, yakni menjelaskan jalan petunjuk dan jalan yang sesat.
Tetapi pendapat Mujahid lebih kuat, sebab lebih serasi dengan konteks kalimat sebelumnya. Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitahukan bahwa banyak jalan yang ditempuh untuk menuju kepada-Nya, tetapi tidak dapat mengantarkan kepada-Nya kecuali hanya jalan yang hak (benar), yaitu jalan yang disyariatkan dan diridai-Nya. Sedangkan selain dari jalan itu tertutup (buntu) dan semua amal perbuatan yang dilakukan padanya ditolak. Karena itulah dalam firman berikutnya disebutkan:
…dan di antara jalan-jalan itu ada yang bengkok.
Yakni menyimpang dari jalan yang benar.
Menurut Ibnu Abbas dan lain-lainnya, yang dimaksud dengan jalan yang bengkok ialah jalan yang ditempuh oleh orang-orang Yahudi, Nasrani, dan Majusi.
Ibnu Mas’ud membaca ayat ini dengan bacaan berikut,
“Dan di antara kalian ada yang menyimpang dari jalan yang benar.”
Kemudian Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى memberitahukan bahwa hal itu semuanya terjadi karena kekuasaan-Nya dan atas kehendak-Nya. Maka Allah سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى berfirman:
Dan jikalau dia menghendaki, tentulah Dia memimpin kamu semuanya (kepada jalan yang benar).
Sama seperti yang disebutkan dalam ayat lain melalui firman-Nya:
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. (Yunus:99)
Jikalau Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat, kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusanNya) telah ditetapkan, sesungguhnya Aku akan memenuhi neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) kesemuanya. (Huud:118-119)
Setelah Allah menceritakan jalan hissi (inderawi) dan Dia telah menciptakan –bagi para hambaNya– sarana untuk menempuh-nya, berupa binatang unta dan hewan tunggangan lainnya, maka Dia menyebutkan jalan maknawi (abstrak), yang akan mengantar-kan kepadaNya, {وَعَلَى اللَّهِ قَصْدُ السَّبِيلِ} “Dan hak bagi Allah (menerangkan) jalan yang lurus,” yaitu jalan yang lurus, yang merupakan lintasan paling pintas dan pendek, menuju kepada Allah dan ke tempat kemuliaanNya. Tentang jalan yang menyimpang dari akidah dan amalannya, maka itu adalah setiap jalan yang bertentangan dengan jalan yang lurus. Jalan ini memutuskan akses menuju kepada Allah, menyeret ke tempat kebinasaan. Orang-orang yang telah meraih hidayah, menelusuri jalan yang lurus dengan izin Rabb mereka, sementara orang-orang yang sesat mengalami salah jalan darinya dan berjalan di atas jalan-jalan yang menyimpang.
{وَلَوْ شَاءَ لَهَدَاكُمْ أَجْمَعِينَ}”Dan jikalau Dia menghendaki, tentulah Dia memberi petunjunk kamu semuanya (kepada jalan yang benar),” akan tetapi, Dia hanya memberikan hidayah bagi sebagian manusia, sebagai bentuk pemuliaan dan pengutamaan (dariNya), dan tidak mencurahkan hidayah kepada sebagian lain lantaran terkandung unsur hikmah dan keadilan dariNya.
Usai menjelaskan tanda-tanda yang menunjukkan betapa dia maha pencipta dan mahakuasa, Allah lalu beralih menjelaskan bahwa dia juga maha memberi petunjuk ke jalan yang benar. Karena itu, dialah yang patut disembah, dan menjadi hak bagi Allah yang maha mengetahui dan memberi petunjuk untuk menerangkan jalan yang lurus, yakni keimanan yang harus diikuti oleh manusia untuk membawa mereka menuju kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dan menjadi hak Allah pula untuk menerangkan bahwa di antaranya ada jalan yang menyimpang, berkelok, dan berliku, yakni kekufuran, yang harus dijauhi karena menjerumuskan manusia ke jurang kesengsaraan di dunia dan akhirat. Dan jika dia menghendaki untuk menjadikan semua manusia menempuh jalan yang lurus, maka tidak ada halangan bagi-Nya untuk melakukan hal itu karena Allah mahakuasa, dan dalam keadaan demikian tentu dia memberi petunjuk kamu semua ke jalan yang lurus tersebut. Ayat-ayat berikut menjelaskan berbagai nikmat yang Allah anugerahkan kepada manusia. Dialah yang telah menurunkan air hujan dari arah langit untuk kamu manfaatkan guna memenuhi kebutuhan kamu. Sebagiannya menjadi minuman bagi kamu dan binatang-binatang peliharaanmu, dan sebagiannya yang lain dapat kamu gunakan untuk menyirami tumbuhan, yang padanya, yaitu pada tumbuhan hijau itu, kamu menggembalakan ternakmu sehingga mereka dapat makan dan menghasilkan produk yang kamu butuhkan, seperti susu, daging, dan bulu.
An-Nahl Ayat 9 Arab-Latin, Terjemah Arti An-Nahl Ayat 9, Makna An-Nahl Ayat 9, Terjemahan Tafsir An-Nahl Ayat 9, An-Nahl Ayat 9 Bahasa Indonesia, Isi Kandungan An-Nahl Ayat 9
Tafsir Surat An-Nahl Ayat: 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 | 9 | 10 | 11 | 12 | 13 | 14 | 15 | 16 | 17 | 18 | 19 | 20 | 21 | 22 | 23 | 24 | 25 | 26 | 27 | 28 | 29 | 30 | 31 | 32 | 33 | 34 | 35 | 36 | 37 | 38 | 39 | 40 | 41 | 42 | 43 | 44 | 45 | 46 | 47 | 48 | 49 | 50 | 51 | 52 | 53 | 54 | 55 | 56 | 57 | 58 | 59 | 60 | 61 | 62 | 63 | 64 | 65 | 66 | 67 | 68 | 69 | 70 | 71 | 72 | 73 | 74 | 75 | 76 | 77 | 78 | 79 | 80 | 81 | 82 | 83 | 84 | 85 | 86 | 87 | 88 | 89 | 90 | 91 | 92 | 93 | 94 | 95 | 96 | 97 | 98 | 99 | 100 | 101 | 102 | 103 | 104 | 105 | 106 | 107 | 108 | 109 | 110 | 111 | 112 | 113 | 114 | 115 | 116 | 117 | 118 | 119 | 120 | 121 | 122 | 123 | 124 | 125 | 126 | 127 | 128
Raih pahala amal jariyah dengan cara membagikan (share) konten ini kepada yang lainnya. Nabi Shalallahu Alaihi Wa Sallam bersabda:
من دَلَّ على خيرٍ فله مثلُ أجرِ فاعلِه
"Barangsiapa yang menunjuki kepada kebaikan maka dia akan mendapatkan pahala seperti pahala orang yang mengerjakannya.” (HR. Muslim no. 1893)